Kitab Tasauf

Terjemah Kitab Minhajul Abidin

Kenapa Anda melakukan salat atau puasa dan meninggalkan kewajiban tawakal, sabar, dan sebagainya ini? Padahal keduanya sama-sama perintah dari Tuhan yang satu dan ada dalam satu kitab. bahkan Anda melupakannya sehingga sama sekali tidak mengetahui gerak hati karena fatwa ulama yang mencintai dunia. Teramat besar kecintaannya terhadap dunia hingga perkara jelek dianggap baik dan yang baik dianggap jelek. Juga karena mengikuti orang yang meninggalkan cahaya, hikmah dan petunjuk Allah dalam kitab-Nya serta mencari ilmu yang digunakan untuk memperoleh harta haram dan memburu sesuatu yang tak berguna.

Wahai orang yang mencari petunjuk! Apakah kamu tidak merasa takut menyia-nyiakan sebagian kewajiban atau bahkan sebagian besarnya, sibuk melaksanakan salat serta puasa sunat dan akhirnya tidak mendapatkan sesuatupun?

Boleh jadi Anda terus menerus menjalankan maksiat yang menjerumuskan Anda ke dalam neraka dan meninggalkan perkara mubah seperti makan dan minum yang dapat Anda pergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. lalu Anda tidak memperoleh apa-apa darinya.

Lebih buruk lagi bila Anda terbuai angan-angan dan selalu berandai-andai dalam beribadah. Padahal yang semacam itu termasuk maksiat yang murni. Anda mengira bahwa hal tersebut merupakan niat baik karena tidak bisa membedakan perbedaan tipis antara keduanya, serta di lain keadaan dua hal tersebut bisa menyatu.

Begitu pula di saat Anda membenci dan mengeluhkan ketentuan Allah. Lalu Anda menganggapnya sebagai perendahan diri kepada-Nya, padahal itulah kesombongan yang sebenarnya. Anda menganggap hal tersebut sebagai pujian kepada Allah atau ajakan berbuat baik terhadap manusia. Inilah kemaksiatan yang diangap sebagai ketaatan dan mengharap pahala dari amal yang mendatangkan siksaan. Anda pun tertipu dan terbuai anganangan buruk. Sungguh ini adalah musibah yang teramat jelek bagi orang yang beramal tanpa ilmu.

Di balik itu semua, sesungguhnya ada hubungan erat antara amal lahir dan batin. Amal batin dapat memperindah dan merusak amal lahir, di antaranya ikhlas, riya, sombong (bangga dengan dirinya sendiri), mengingat karunia Allah dan lain sebagainya.

Barangsiapa tidak mengenal amal-amal batin, pengaruhnya dalam ibadah lahir dan cara mencegah dan menjaga amal lahir darinya, maka kecil kemungkinan ia dapat menyelamatkan amal lahirnya. Ia kehilangan amal lahir dan batin. Dan yang diperolehnya hanyalah kepedihan. Ini merupakan kerugian yang nyata. Karena itu pula Rasulullah Saw. mendefinisikan ilmu dengan sabdanya berikut ini:

Artinya: “Sesungguhnya tidur dengan dasar ilmu lebih baik daripada salat yang didasari kebodohan.”

Karena orang yang beramal tanpa ilmu kebanyakan merusak amal daripada memperbaikinya.

Beliau juga bersabda tentang ilmu:

Artinya: “Sesungguhnya ilmu itu diilhamkan kepada orang-orang yang beruntung dan dihalangi dari orang-orang yang celaka.”

Maksudnya, wallahu a’lamu bimuraadih, adalah: Orang yang tidak mau belajar kemudian celaka, ia besusah payah melakukan ibadah dengan cara yang salah dan yang diperolehnya tak lain hanya kesulitan. Semoga Allah menjauhkan kita semua dari ilmu dan amal yang tidak berguna.

Karena itu, sungguh besar jasa para ulama yang zuhud dan beramal dengan ilmunya, semoga Allah meridai mereka. Karena inti penghambaan, ibadah dan pelayanan kepada Penguasa alam semesta adalah ilmu.

Begitulah pandangan orang yang memiliki pandangan mata hati dan mendapat pertolongan dari Allah.

Dengan demikian, Anda menjadi tahu bahwa ketaatan seorang hamba tidak akan dihasilkan dengan selamat tanpa adanya ilmu. Karena itulah ilmu harus didahulukan dari ibadah lain.

Kedua, penyebab yang mengharuskan pendahuluan ilmu dari ibadah adalah karena ilmu yang bermanfaat akan menghasilkan buah berupa rasa takut kepada Allah.

Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hambahamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu.” (Q.S. Faathir: 28)

Yang dimaksud di sini adalah orang yang tidak mengenal Allah dengan benar tentu tidak akan benar-benar takut kepadaNya. Ia tidak dapat mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Dengan ilmu ia dapat benar-benar mengenal, mengagungkan dan takut kepada-Nya. Maka ilmunya menghasilkan ketaatan dan menjauhkannya dari perbuatan maksiat dengan pertolongan Allah.

Selain dua hal tersebut diatas (ketaatan dan jauh dari maksiat) tidak ada lagi keinginan lain dalam beribadah. Karena itu, hendaklah kalian senantiasa menuntut ilmu. Semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepadamu.

Wahai orang-orang yang meniti jalan menuju akhirat! Saat hendak memulai beribadah, semoga Allah meberikan taufik dengan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua.

Barangkali Anda akan berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.”

Lalu ilmu apa yang harus dipelajari dan sampai di mana batas wajib mempelajari ilmu tentang ibadah?

Ketahuilah bahwasanya ilimu harus dipelajari secara global ada tiga macam: Ilmu tauhid, ilmu sirri, yaitu ilmu yang berhubungan dengan gerak hati, dan ilmu syariat. Adapun batas wajib menuntut masing-masing dari ketiganya adalah sebagai berikut:

  1. Dalam ilmu tauhid: Sekedar mengetahui pokok-pokok agama bahwa Anda memiliki Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Hidup, Berfirman, Mendengar, Melihat, Esa, tidak bersekutu, bersifat sempurna, bebas dari segala kekurangan, tidak bersifat baru, berdiri sendiri dengan sifat gidam-Nya, jauh dari yang baru, dan Muhammad Saw. adalah hamba serta utusan-Nya, yang benar dalam segala perintah dan keterangannya tentang akhirat. Dan kemudian perbuatanperbuiatan sunnah yang harus Anda ketahui.

Hati-hati! Jangan sampai Anda mengada-ada (membuat bid ah) dalam agama Allah Swt. dengan sesuatu yang tidak ada nash (dalil) Al-Qur’an dan hadisnya sehingga Anda berada pada posisi yang mengkhawatirkan di hadapan Allah.

Semua dalil ilmu tauhid yang inti sudah disebutkan dalam Al-Qur’an. Kemudian hal itu dijelaskan oleh guru-guru kami, semoga Allah meridai mereka, di dalam kitab-kitab yang telah mereka buat tentang pokok-pokok agama.

Secara umum dapat dikatakan bahwa semua yang menjadikan Anda tidak merasa aman dari kerusakan bila tidak mengetahuinya, maka mencarinya adalah wajib, dan tidak boleh ditinggalkan.

Inilah keterangan yang sebenarnya. Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua.

  1. Dalam ilmu sirri: Anda harus mengetahui apa yang wajib dikerjakan dan ditinggalkan, sehingga Anda bisa benar-benar mengagungkan Allah, ikhlas dalam beramal, serta niat yang suci. Insya Allah kesemyanya akan kami terangkan dalam kitab ini.
  1. dalam ilmu syariat: Anda harus mengetahui semua kewajiban yang harus Anda kerjakan serta syarat-rukunnya seperti salat, bersuci dan puasa. Sedangkan haji, zakat dan jihad (berjuang) di jalan Allah menjadi wajib mempelajarinya jika Anda berkewajiban melaksanakannya. Bila tidak, maka Andapun tidak wjib mempelajarinya.

Inilah batasan ilmu yanmg wajib dipelajari oleh para hamba dan juga merupakan fardu ‘ain yang mau tidak mau harus Anda kerjakan.

Jika Anda bertanya: “Apakah aku berkewajiban mempelajari ilmu tauhid yang dapat kugunakan sebagai sanggahan terhadap alasan orang-orang kafir serta agar mereka menerima hujjah agama Islam. Atau kujadikan sebagai penyanggah alasan para pembuat bid ah serta agar mereka menerima hujjah sunnah?”

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker