Kitab Tasauf

Terjemahan Kitab At Tanwir Karya Ibnu Athaillah

Terjemahan.ahmadalfajri.com | Terjemahan Kitab At Tanwir Karya Ibnu Athaillah

Mukaddimah

Segala puji bagi Allah yang sendiri dalam menciptakan dan mengatur, yang satu dalam menghukum dan memastikan, raja yang tiada yang menyerupainya dan ia maha mendengar lagi maha melihat, di kerajaanya tiada mentri, raja yang tidak keluar dari kejaraaannya suatu yang besar dan kecil, yang suci dalam kesempurnaan sifatnya dari yang menyerupai dan menyamai, yang suci dalam kesempurnaan dzatnya dari serupa dan gambar, yang maha mengetahui yang tidak samar apa yang di hati, apakah ia tidak mengetahui dzat yang menciptakan. ia maha lembut dan maha mengetahui, yang maha mengetahui akan permulaan perkara dan akhirnya, yang maha mendengar yang tiada perbedaan dalam pendengarannya antara suara yang keras dan yang lembut, yang maha memberi rizki yang memberi nikmat kepada makhuk dengan menyampaikan makanannya, yang maha menanggun yang menanggung makhluk di seluruh keadaanya, yang maha memberi yang memberi jiwa dengan keadaaan kehidupannya, yang maha kuasa yang mengembalikan makhluk setelah wafatnya, yang maha menghitun yang membalas makhluj di hari kedatangan mereka padaNya dengan kebaikan dan kejelekannya.

maha suci tuhan yang memberi angugrah kepada hamba pemberian sebelum adanya, dan mengurus rizki mereka beserta dua keadaan mereka berupa mengakui dan mengingkari, dan memberi setiap makhlu dengan pemberiaanyam dan menjaga wujudnya dengan wujudnya alam dengan pemberian kekalnya, dan nampak dengan hikmahnya di buminya, dan dengan kekuasaan di langitnya.

dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, maha esa Allah tiada sekutu baginya, dengan persaksian seorang hamba yang pasrah pada ketentuannya, yang menyerahkan kapadanya dalam hikmahnay dan keputusannya,. dan aku bersaksi bahwa junjungan kita muhammad adalah hambanya dan utusannya, yang di utnggulkan atas seluruh nabiNya, yang di khususkan dengan besarnya anugrahnya dan pemberiannya, yang membukan dan menutup, dan hal tersebut tiada di selainnya, yang memberi syafaat di setiap hamba sampai Allah mengumpulkan mereka untuk putusan pengadilannya, semoga selawat semoga untuk beliau dan seluruh nabi-nabinya, dan untuk keluarga beliau dan sahabat beliau yang berpegang teguh dengan kasihnya, dan dengan salam yang banyak.

Amma ba’du, ketahuilah wahai saudaraku semoga allah menjadikan engkau termsuk pemilik cintanya, dan memberimu dengan adanya kedekatannya, dan merasakanmu minuman pemikih kasihnya, dan mengamanmu dengan kelangsungan sambungannya dari menghindarnya dan menghalangnya, dan menghubungkan kamu dengan hamba-hambaNya yang Allah hususkan mereka dengan risalahnya, dan menambal pecahnya hati mereka ketika mereka mengetahui bahwa pandangan tidak dapat menuminya dengan cahaya penampakannya, dan membukakan pertamanan kedekatan dan menghembuskan pada hati mereka tiupannya, dan memberti tahu mereka aturanNya pada mereka,  maka mereka menyerahkan kepadaNya tali, dan membukan kepada mereka dari kesamaran kelembutannya dalam ciptaannya, maka mereka keluar dari menentang dan melawan, maka mereka menyerahkan kepadaNya, dan memasrahkan kepadanya di setiap urusan, dengan pengetahuan bahwa seorang hamba tidak sampai pada ridlo kecuali dengan ridlo, dan tidak sampai pada jelasnya hamba kecualli dengan pasrah kepada qodlo, maka tidak mendatangi mereka kotoran, dan tidak datang kepada mereka kotoran, seperti berkata:

musibah zaman tidak menunjukkan mereka, dan mereka memiliki kendadalli atas putusan yang agung

hukumNya mengalir kepada mereka, dan mereka memuji pada keagungannya , dan pasrah pada hukumnya, seperti perkatan:

Dan sesungghunya orang yang mencari sampai kepada Allah maka ia hendaknya mendtangi urusan dari pintunya, dan mencari cara kepada Allah dengan caranya, dan paling penting bagimu keluar darinya dan suci darinya adalah, adanya aturan dan melawan takdir, maka aku menulis kitab ini menjelaskan kepadamu hal tersebut, dan menjelaskan apa yang ada di situ, dan aku beri nama at tanwir fi isqhothit tadbir, agar namanya cocok dengan yang diberi nama, dan lafadyan sama maknanya, dan aku meminta kepada Allah agar menjadikannya ikhlas untuk wajahnya yang mulia, dan menerimanya dangan anugrahnya yang umum, dan memberi manfaan bagi orang khusus dan umum , sebab muhammad alaihis salam, sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan maha layak mengabulkan doa.

Pasrah dan tidak mengatur

Allah berfirman: maka demi allah mereka tidak beriman sampai menjadikan kamu hakim dalam perkara yang terjadi dalam mereka, lalu mereka tidak menemukan kesulitan dalam diri merekan terhadap yang engkau putus dan mereka pasrah.

Allah berfirman: dan tuhanmu menciptakan yang ia kehendaki dan memilih, mereka tidak memiliki pilihan, maha suci Allah atas yang mereka sifati.

Allah berfirman: apakah manusia memilih apa yang ia harapkan, maka Allah memiliki akhirat dan dunia.

Nabi saw. bersabda: merasakan rasa iman orang yang ridlo Allah sebagai tuhan, dan islam sebgai agama, dan muhammad sebagai utusan. 

Nabi saw bersabda: menyembahlah allah dengan ridlo, jika kamu tidak mampu maka sabar terhadap apa yang kamu tidak suka adalah kebaikan yang banyak.

dan selain hal tersebut berupa ayat-ayat dan hadis yang menunjjukkan terhadap meniggalkan mengatur dan melawan takdir, baik secara nash yang jelas atau isyarah dan petunjuk.

Ahli makrifat berkata: barang siapa yang tidak mengatur maka ia di aturkan.

Sykeh abu hasan As syadzili berkata: jika harus mengatur maka mengarurlah untuk tidak mengatur.

beliau juga berkata: jangan enkau pilih satu pun urusanmu, dan pilihlah untuk tidak memilih, dan larilah dari pilihan tersebut, dan dari larimu, dan dari segala  sesuatu kepada Allah, dan tuhanmu menciptakan yang ia kehendaki dan memilih.

maka firman allah di ayat yang pertama:”maka demi allah mereka tidak beriman sampai menjadikan kamu hakim dalam perkara yang terjadi dalam mereka, lalu mereka tidak menemukan kesulitan dalam diri merekan terhadap yang engkau putus dan mereka pasrah” di situ ada dalil bahwa iman yang hakiki tidak dihasilkan kecuali bagi orang yang menjdikan hakim Allah dan utusannya saw mengalahkan dirinya, baik ucapan ataupun perbuatan, baik mengambil atau meniggal, baik cinta atau benci.

dan mencakup hal tersbut adalah hukum tuntutan, hukum aturan dan pasrah, dan mengikuti adalah wajib bagi setiap orang muslim dalam keduanya.

hukum tuntutang adalah perintah-perintah dan larangan yang berhubungan dengan pekerjaan seorang hamba. hukum hukum aturan adalah perkara yang didatangkan Allah kepadamu seperti memaksa kehendak. 

maka jelas dari ini bawah tidak dihasilakn untukkmu hakikat iman kecuali dengan dua perkara: dengan melaksanakan perintahnya, dan pasrah terhadap paksaannya.

lalu Allah tidak cukup dengan menafikan iman dari orang yang tidak menjadikan hakim, akau menjadikan hakim dan menemukan kesulitan dalam dirinya terhadapn yang Allah putus, sampai Allah bersumpah atas hal tersebut dengan ketuhanan yang husus rasulnya saw, karena kasih sayang dan perhatian, dan menghususkan dan bimbingan, karena Allah tidak berfirman “maka demi tuhan” tapi berfirman “maka demi tuhanmu mereka tidak beriman samapi menjadikan kamu haki dalam perkata yang terjadi di mereka” maka dalam hal tersebut penguatan terhadap sumpah dan penguatan dalam orang yang di sumpahi, karena pengetahuan Allah terhadap yang di hati berupa mencintai menang dan adanya pertolongan, baik itu kebenaran perpihak kepadanya atau tidak.

dan dalam hal tersebut menampakkan perhatian Allah terhadap utusannya, karena menjadikan hukum rasulallah adalah hukum Allah, dan putusan rasullah adalah putusan Allah, maka wajib bagi hamba pasah pada hukumnya, dan mengikuti perintahnya, dan dan tidak diterima keimanan dari mereka akan ketuhanan Allah sampai mereka tunduk pada hukum-hukum rasullha saw. karena beliau seperti yang di sifati tuhannya: “ia tidak berkata dari hawa nafsu, tidak lain adalah wahyu yang di wahyukan” maka hukum rasullah adalah hukum Allah, dan putusan rasullah adalah putusan Allah, seperti allah berfirman: sesungguhnya orang yang berbaiat kepadamu adalah berbaiat kepada Allah. dan Allah menguatkan dengan firmannya “tangan Allah di atas tangan mereka”

Dan dalam ayat isyarat yang lain untuk keagungan derajat rasullah dan membesarkan rasullah , yaitu firman Allah: “maka demi tuhanmu” maka Allah menyandarkan dirinya kepada rasullah, seperti firman allah dalam ayat lain: “kaf ha’ ya’ ain shod. sebutan rahmat tuhanmu kepada hambanya yaitu zakariya. maka Allah menyandarkan namanya kepada muhammad saw, dan menyandarkan zakaria kepadanya, agar hamba mengetahui perbedaan antara dua derajat, dan jaraak antra dua pangkat. 

lalu allah tidak cukup dengan menjadikan hakim secara dzohir lalu mereka menjadi mukmin, tetapi Allah menyaratkan tidak adanya kesulitan, yaitu kesempitan dalam hati dari hukum-hukum rasullah saw, baik berupa hukum yang mencocoki keinginan mereka atau yang berbeda. 

dan sesungguhnya hati sempit kerena tidak adanya cayaha, dan adanya kotoran, maka kerena itu ada kesulitan yaitu kesempitan, adapun orang orang mukmit tidak seperti itu, karena cahaya iman memenuhi hati mereka, maka hati mereka menjadi luas dan lapang, maka menjadi laus dengan cahaya yang maha luas yang maha mengehaui, seraya di beri anugrahnya yang agung, dan siap untuk datangnya hukum-hukum Allah, pasrah kepadanya dalam gagalnya dan putusannya.

1 2Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker