Fiqh

Terjemahan Kitab Fathul Qorib

Terjemahan.ahmadalfajri.com | Terjemahan Kitab Fathul Qorib

Terjemahan Kitab Fathul Qorib
Daftar Isi
show

PENDAHULUAN

Akan Berkata Asy-Syekh al-Imam al-‘Allamah Syams ad -Din Abu Abdillah Muhammad ibn Oasim asy-Syafi’i, mudah-mudahan Allah Swt melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya poda beliau, Amin.

Segala pujl hanya milik Allah. lafadz “Alhamdulillah” Ini diungkapkan karena untuk mengambil berkah dengan fatihah al-kitab. Karena sesungguhnya lafadh “alhamdulilah” adalah permulaan setiap perkara yang memiliki nilai baik, dan pamungkas setiap do’a yang dikabulkan, dan menjadi doa pamungkas orang-orang mukmin di dalam surga, yakni tempat balasan amal.

Kami memuji kepada Allah Swt yang telah memberi taufig (pertolongan) kepada hambahamba-Nya yang di kehendaki untuk mengerti di dalam ilmu agama sesuai dengan kehendak-Nya.

Dan kami memohon -rahmat ta’dzim dan keselamatan semoga tercurahkan kepada makhluk yang paling utama, yakni Nabi Muhammad yang menjadi pemimipin para Rosul, yang telah bersabda, “barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberikan pemahaman kepadanya dalam urusan agama.” Dan kami memohon semoga rahmat ta’dzim dan keselamatan tercurahkan juga kepada keluarga dan para sahabat beliau, selama orang-orang yang ingat kepada Allah masih dalam mengingat Allah. dan Orang-orang yang lupa masih dalam kelupaanya.

Setelah membaca basmalah, hamdalah, dan sholawat serta salam, Ini adalah kitab yang sangat ringkas dan sangat bersih. kami menyusunnya sebagai syarh (komentar) atas : kitab yang bernama “at-Tagrib”.

Agar supaya bisa bermanfaat untuk para pelajar pemula yang membutuhkan pengetahuan tentang furu’iyah (masalahmasalah cabang) syareat dan agama Isiam.

Dan agar supaya bisa menjadi media untuk keselamatan kami dihari pembalasan. Dan bisa bermanfaat bagi para hamba-hamba Allah Swt yang beragama Islam.

Karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar do’a para hamba-hamba-Nya, dan Maha Dekat serta Maha Menqabulkan permohonan. Dan barang siapa bertujuan ke- pada-Nya, maka Ia tidak akan mengalami kekecewaan. “Dan ketika hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya adalah Dzat yang Maha Aku Dekat.”

Dan ketahuilah sesungguhnya di sebagian redaksi kitab ini, pada selain khuthbah- nya, : telah ditemukan penamaan kitab ini kadang dengan nama “at Taqrib”, dan kadang dengan nama “Ghayah al Ikhtishar”,

Maka karena itulah, kami memberi nama kitab ini dengan dua nama. Salah satunya adalah “Fath al Oarib al Mujib” di dalam mengomentari lafadz-afazd kitab at-Taqrib, dan yang kedua adalah “al Qaul al Mukhtar Fi Syarh al ikhtishar” di dalam mengomentari kitab Ghoyatul Ihktishar.

Akan berkata, Asy Syekh, al Imam Abu ath Thayyib, dan juga terkenal dengan julukan Abu Syuja’, yang menjadi obor penerang agama Islam, yakni Ahmad Ibn Husain Ibn Ahmad al Ashfihani, mudah-mudahan Allah mencurahkan siraman rahmat dan keridaanNya pada bellau, dan menempatkan beliau di surga Firdaus yang tertinggi Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Aku memulai c kitabku Ini. Lafadz “Allah” adalah nama bagi Dzat Yang Wajib Wujud-Nya. Lafadz “ar-Rahman” lebih sempurna (lebih banyak kandungan maknanya) dari pada lafadz “ar Rahim”.

Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah). Adalah pujian kepada Allah Swt dengan pujian yang baik sebagai bentuk ekspresi pengagungan.

Tuhan alam semesta. Lafadz “al ‘aalaminna” dengan dibaca fathah huruf lamnya, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Imam , Ibn Malik, adalah Isim jama’ yang tertentu kepada makhluk yang berakal, bukan lafadz , Jama’. Adapun bentuk mufrad dari lafadz “al ‘aalamina” adalah lafadz “‘alam” dengan dibaca fathah huruf lam-nya. Karena sesungguhnya lafadz “alam” adalah nama “ yang universal untuk sesuatu selain Aliah Swt. Sedangkan lafadz jama’ adalah tertentu untuk makhluk yang berakal.

Dan mudah-mudahan Allah Swt memberi limpahan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kita, yakni Muhammad yan menjadi seorang Nabi. “An Nabi”, dengan memakai hamzah ataupun tidak, adalah seorang manusia yang di beri wahyu berupa hukum syara’ yang dapat diaplikasikan, sekalipun tidak diperintah untuk menyampaikannya. Dan apabila jika diperintah untuk menyampaikannya pada yang lain, maka disebut Nabi dan juga Rosul. Makna dari do’a sholawat adaiah semoga Allah Swt mengeluarkan rahmat dan keselamatan untuk baginda Nabi Saw. Lafadz “Muhammad” adalah berupa ‘alam yang dipindah dari Isim maf’ul yang ditasydid “ain f’ilnya. Sedangkan lafadz “an Nabi” berkedudukan sebagai badal dari lafadz “Muhammad”, atau menjadi ‘athaf bayan lafadz tersebut.

Dan semoga Allah Swt Juga memberi kepada keluarga Nabi Saw, yakni orang-orang yang suci. Yang di maksud dengan keluarga beliau, sesuai dengan yang diunkapkan oleh Imam asy Syafi’i, adalah kerabat-kerabat beliau  yang beriman dari keturunan sayyid Hasyim dan sayyid Abdul Muthallib. Ads yang mengatakan bahwa mereka adalah seluruh orang Isiam, dan pendapat Ini di pilih oleh Imam an Nawawi.

Ungkapan pengarang yang berupa  mungkin itu di ambil dari firman Allah Swt yang berbunyi ” ” “dan sungguh Allah mensucikan kalian (ahli bait) dengan penyucian yang sempurna”.

Dan semoga juga kepada seturuh sahabatsahabat Nabi Saw. lafadz “shahabatiht” adalah bentuk jama’ dari kata “sahabat Nabi Saw”. Perkataan pengarang, “ajma’ina” adalah sebagai penguat untuk lafadz “shahabatihi”,

Kemudian pengarang, dengan penuturannya di bawah Ini, pengarang menjelaskan bahwa sesungguhnya beliau mengarang kitab ringkasan Ini atas dasar permintaan. kami diminta oleh sebagian dari para teman, mudah-mudahan Allah menjaga mereka, agar kami membuat sebuah kitab ringkasan di dalam ilmu figh. Lafadz “al ashdiqa’ adalah bentuk jama’ dari lafadz “Shadiq”. Ucapan , pengarang “semoga Allah menjaga mereka” adalah bentuk jumlah do’a. . Figh secara etimologi adalah bermakna faham. Dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat . praktis yang diambil/digali dari dalil-dalilnya ” yang terperinci.

Dengan mengikuti madhab al Imam al A’dham al Mujtahid, penolong sunnah dan agama Islam, yakni Abu Abdillah Muhammad ibn Idris ibn al Abbas ibn Utsman ibn Syafi’ as Syafi’i. .

Beliau di lahirkan di kota Ghaza tahun 150 H. Dan wafat, semoga rahmat dan ridlo

Allah terlimpahkan untuk bellau, pada hari Jum’at, akhir bulan Rajab tahun 204 H.

Pengarang memberi beberapa sifat pada ‘ kitab ringkasannya. Diantaranya adalah, sesungguhnya kitab ringkasan ini adalah sangat ringkas. Lafadz “al ghayah” dan lafadz “an nihayah” adalah dua lafadz yang berdekatan maknanya. Begitu juga lafadz “al ikhtishar” dan lafadz “al ijaz” -juga berdekatan maknanya-. , Dan diantara sifatnya juga adalah sesungguhnya kitab ringkasan Ini mudah untuk dipelajari oleh pelajar tentang furu’iyah (cabang-cabang) ilmu figh, dan bagi pemula mudah untuk menghafalnya. Artinya mudah untuk menghadirkannya di luar kepala bagi Orang yang senang untuk menghafalkan kitab ringkasan di dalam Iimu figh.

Sebagian dari teman-teman kami juga meminta aga kami memperbanyak pembagian- pembagian hukum-hukum  figh  di dalam  ringkasan  tersebut,  dan  memperbanyak batasan keadaan-keadaan yang wajib, sunnah dan yang lainnya.

Maka kami memenuhi permintaan mereka Galam hal tersebut, karena untuk memohon pahala dari Allah Swt sebagai balasan atas mengarang ringkasan ini.

Serta berharap kepada Allah Swt semoga memberi pertolongan dari anugerah-Nya untuk kesempurnaan kitab ringkasan Ini, dan memberi taufig (pertolongan) pada ash showab (kebenaran). Ash  shawab adalah kebalikan dan af khotha’ (kesalahan). Sesungguhnya Allah Te’ala Maha Kuasa atas . apa yang ta kehendaki, dan Maha Belas Kasih : peda hamba-hamba-iya serta Maha Waspada dengan keadaan hamba- hambaNya. Kata pertama “Isti” di ambil dari firman Allah SWT “Allahu laththiifun bi “ibadihi” (Allah adalah Mahe belas kasih kepada hamba-hamba-nya). Den kata kedua “khabu” diambil dari firman Allah Serta   “wahuwal hakimul khabir” (adapun Allah adalah Maha Bijaksana lagi Maha Waspada)

lafadz “lethif” dan “Khabir” adalah dua nama dari nama-namanya Allah Swt.

Adapun makns lafadz yang pertama “Iathif” adalah Allah Swt Maha mengetahui masalah masalah yang lembut dan rumit, juga digunakan untuk makna lafadz “ar- rafigu bihim” (Allah Maha Belas Kasih kepada para hamba-hamba-Nya). maka Allah Swt adalah Maha Mengetahui para hamba-hamba-Nya dan tempat-tempat kebutuhan mereka, serta Maha Belas Kasih pada mereka.

Sedangkan makna lafad yang kedua “khabis” dekat dengan makna lafadz pertama. Dan diucapkan “khabartu asy syai’a ukhbiruhu, wa ana bihi khabirun ‘ai ‘akimun” “aku? mengetahui sesuatu yang aku Informasikan, maka aku mengetahuinya.” Sang pengarang berkata, semoga Allah Swt melimpahkan rahmat kepadanya.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker