Terjemahan Kitab Kuning | Terjemahan Kitab Adab al-Suluk Wa al-Tawassul
- 1 Makanan Hati dan Bekal Perjalanan
- 2 Dengan Amal Segala Pengharapan akan Terpetik
- 3 Dalam Cobaan Terkandung Kebangkitan Ruh dan Kesadaran Mata Hati
- 4 Cabuti Benalu-Benalu Hawa Kesenangan Niscaya Pohon Kesempurnaan Tumbuh Membesar
- 5 Fatamorgana yang Disangka Air oleh Si Dahaga
- 6 Cintai Kedekatanmu dan Leburkan Hawamu’
- 7 Hawa Kesenangan Adalah Petaka Hati
- 8 Kedudukan Termulia Adalah yang Diridhai Sang Pencipta
- 9 Kupersembahkan Kepada-Mu Cinta dan Penghormatan
- 10 Lawanlah Hawa Nafsu dan Peliharalah Diri Darinya
- 11 Padamkan Syahwatmu Jika Tak Ingin la Membakarmu
- 12 Janganlah Kenikmatan Menyibukkanmu dari Sang Pemberi Nikmat .
- 13 Kebaikan Adalah Apa yang Sudah Dipilihkan oleh Allah
- 14 Dan Karena itu Berlombalah Orang-Orang yang Berlomba-lomba
- 15 Sayap-Sayap Iman Adalah Takut dan Harap
- 16 TawakkKallah Kepada Allah Niscaya Kau dapati Ia Menuju ke Arahmu
- 17 Berlarilah dari Makhluk Menuju Khaliq
- 18 Luka Cinta yang Tak Lara
- 19 Penuhi Ikrarmu dan Perhatikan Pada Siapa Kau Berikrar
- 20 Iman Adalah Tekad Kuat dan Keyakinan
- 21 Kepasrahan Adalah Harapan Kotor Setan
- 22 Cobaan Ditimpakan Sebatas Maqammu
- 23 Sedikit dari-Nya Adalah Banyak, Kegeraman-Nya Adalah Limpahan, dan Penolakan-Nya Adalah Anugerah
- 24 Lekatilah Sambutan Zat yang Tiada akan Menutup Pintu-Nya
- 25 Cukup Cinta-Nya sebagai Kenikmatan
- 26 Kalbu Adalah Rumah yang Tidak Muat Untuk Dua Penghuni
- 27 Pilihlah Buah yang Terlezat
- 28 Biarkanlah Buah Matang Meranum di Dahan, Lalu Petiklah
- 29 Kemiskinan Bisa Berpanen Kekayaan
- 30 Kesabaran Memang Terasa Pahit, Namun akan Berakhir dengan Manis
- 31 Timbangan Cinta Adalah Hawa Kecenderungan
- 32 Tingkatan Manusia dan Kedudukan Insan
- 33 Setiap Ajal Telah Ditentukan dalam Kitab
- 34 Siapa yang Bermain Air Niscaya Ia Terciprat
- 35 Menceraikan Dunia Adalah Mahar Surga
- 36 Seolah-olah Pendengki Hanya Diciptakan Untuk Membenci
- 37 Ketulusan Adalah Bukti Takwa, Keselamatan yang Indah, dan Kesempurnaan Agama dan Dunia
- 38 Hawa Adalah Ladang Penyakit
- 39 Segala Sesuatu Selain Allah Adalah Kebatilan ,
- 40 Kewalian Adalah Pahit Sapihan
- 41 Ada Obat di dalam Madu dan Labu Pahit
- 42 Jika Kau Meminta, Mintalah Kepada Allah
- 43 Terbanglah Menuju Dia dengan Sayap Takut dan Harap
- 44 Seorang Pencinta Menyukai Apa yang Dicinta Kekasihnya
- 45 Sebutlah Dia, Niscaya Kau Terbentengi dari Hal yang Menyedihkanmu
- 46 Syarat Kedekatan Pada Allah
- 47 Jika Memang Hawamu Benar, Niscaya la akan Membimbingmu Untuk Beramal
- 48 Tidak Ada Hiasan Mata bagi Perindu Selain Buluh Madu
- 49 Setiap Nafsu Cenderung Pada Kesukaan Kekasihnya
- 50 Dalam Lahiriah Zuhud Terpampang Kemuliaan Dunia, Namun di Batinnya Tersimpan Kemuliaan Akhirat
- 51 Penolakan-Nya Adalah Anugerah, dan Ujian-Nya Adalah Rahmat
- 52 Bersyukur kepada Sang Maula Junjungan Adalah yang Terbaik
- 53 Pergilah Kepada-Nya, Niscaya akan Kau Temui Apa yang Belum Pernah Terlihat oleh Mata dan Terdengar oleh Telinga
- 54 Campakkan Nafsu Dirimu dan Kemarilah
- 55 Usir Hawa Nafsu dari dalam Dadamu, Niscaya Belenggu di Kakimu akan Terlepas
- 56 Qadha Adalah Pemenang, Sementara Ajal Adalah Pencari
- 57 Tiada Cahaya Selain dari Misykat-Nya
- 58 Mensyukuri Nikmat-Nikmat yang Telantar Adalah Tali Kekang yang Terkokoh
- 59 Timpaan Takdir Allah Lebih Baik Bagimu daripada Angan-Angan Citamu
- 60 Setiap Raja Memiliki Tanah Larangan, Maka Hati-Hatilah dengan Tanah Larangan Sang Maha Pengasih
- 61 Adakah Tuntutan Lain Setelah Mendapatkan Sang Kekasih?
- 62 Salah Satu Cabang Makrifat
- 63 Matikanlah Nafsu Dirimu hingga Kau Bisa Terus Hidup
- 64 Tanda Cinta Adalah Ridha
- 65 Burung Hinggap di Tempat Biji Tersebar
- 66 Sapihlah Nafsumu Sebelum la Memangsamu
- 67 Betapa Bijak Orang yang Mengiringi TakdirTakdir Menuju Maqam Maqam Waktu
- 68 Jangan Meminta dari yang Maha Pemurah Selain Sesuatu yang Berharga
- 69 Bukan Kamu yang Melempar Tatkala Kau Melempar, Tetapi Allah-lah yang Melempar
- 70 Apakah Pakaian Bolong-Bolong Cocok Bagimu?
- 71 Dan Setiap Orang Ketika Itu Memiliki Kesibukan Sendiri-Sendiri
- 72 Dalam Ulur KenikmatanNya Terkandung Cobaan, dan dalam Genggam Keengganan-Nya Terkandung Ujian
- 73 Cahaya Menunjukkan Pelita, dan Aroma Wangi Menunjukkan Bunga-Bunga
- 74 Segala Sesuatu Memiliki Hakikat dan Setiap Bangunan Memiliki Fondasi
- 75 Dan Bergaullah dengan Manusia Melalui Akhlak yang Baik
- 76 Ridhakan lah Nafsu Dirimu, Niscaya Ia akan Menjadi Taman Surga
- 77 Kasihilah Kekasih Tunggal
- 78 Buah yang Menggairahkan
- 79 Berserah Dirilah, Niscaya Kau Selamat
- 80 Tanda-Tanda Kesempurnaan
- 81 Bendungan Tentu Meniscayakan Air
- 82 Ya Allah, Aku Sungguh Ingin Bertemu denganMu, Maka Sudilah Engkau Berhasrat Menjumpaiku
1 Makanan Hati dan Bekal Perjalanan
Ada tiga hal mutlak yang mesti dipegang oleh seorang ukmin dalam segala kondisinya:
1. perintah yang harus dilaksanakannya;
2. larangan yang harus dijauhinya; dan
3. takdir yang harus diterimanya (dengan segala keridhaan).
Ketiga hal ini merupakan hal-hal minimal di mana tidak satu pun di antaranya boleh lepas dari diri seorang mukmin. Seyogianya, ia melekatkannya pada hatinya, membincangkannya dengan nafsu dirinya, dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dalam rangka mewujudkannya.
2 Dengan Amal Segala Pengharapan akan Terpetik
SYEKH-SYEKH Semoga Allah meridhai dan meridhakannya “Ikutilah (sunnah) dan jangan membuat-buat bid’ah! Patuhlah dan jangan melanggar! Bertauhidlah dan jangan menyekutukan! Sucikanlah al-Haqq (baca: Allah) dan jangan tuding keburukan kepada-Nya! Mintalah selalu pada-Nya dan jangan pernah kau rasa jemu! Tunggu dan berharaplah, jangan kau ragu dan meragukan (belai kasih-Nya)! Bersabarlah selalu dan jangan gusar! Tegarlah dan jangan lari! Bersaudaralah dan jangan bermusuhan! Bersatulah (bahumembahu) dalam laku ketaatan dan jangan bercerai-berai! Saling mencintailah dan jangan saling benci! Sucikanlah diri dari keburukan, jangan kau kotori dan nodai diri dengannya!
Percantiklah diri dengan ketaatan kepada Tuhanmu dan jangan pernah kau menjauh dari pintu-pintu Maula Junjunganmu! Jangan kau berpaling dari sambutan-Nya. Jangan kau tundatunda taubat. Dan, jangan pernah bosan untuk memohon maaf dan ampunan pada Penciptamu, siang dan malam.
“Semoga Dia menganugerahkan belai kasih dan kebahagiaan, menjauhkanmu dari
api neraka dan memasukkanmu ke dalam surga, menyibukkanmu dengan kenikmatan
dan kesenangan bersama perawan-perawan dan perjaka di surga (Darussalam), mengekalkanmu di dalamnya untuk selamanya, menaikkanmu di atas kendaraan kuda-kuda putih, menghiburmu dengan bidadari dan bidadara, juga segala macam aroma kebaikan, melodi hambahamba sahaya wanita, beserta segala karunia- karunia, kemudian mengangkat derajatmu bersama para nabi, kaum shiddiqin, para pahlawan syahid, dan kaum shalih di surga orang-orang yang mulia (‘lliyyin).”
3 Dalam Cobaan Terkandung Kebangkitan Ruh dan Kesadaran Mata Hati
SYEKH—semoga Allah meridhai dan meridhakannya “Jika seorang hamba ditimpa cobaan, pertama tama cobalah ia atasi sendiri dengan usaha diri. Jika masih belum lepas, cobalah ia cari pertolongan kepada makhluk sesamanya, seperti para raja (penguasa), pejabat, bangsawan, hartawan, atau dokter ahli dalam bidang perih luka dan sakit. Jika belum sembuh juga, barulah coba ia kembali kepada Tuhannya ‘Azza wa Jalla dengan doa dan simpuh kerendahan hati (tangis). Selama ia masih bisa menemukan solusi pada dirinya sendiri, maka jangan lari pada sesamanya. Dan, selama ia temukan solusi pertolongan pada makhluk sesamanya, tidak perlu ia rujuk pada Sang Khaliq Penciptanya ‘Azza wa Jalla. Baru ketika tak ia temukan lagi solusi pertolongan pada makhluk, maka lemparkan diri bersimpuh di hadapan-Nya sambil terusmenerus memohon, bersimpuh, berdoa, menangis, dan memelas dengan harap- harap cemas, takut bercampur harap kepada-Nya. Sang Pencipta Azza wa Jalla akan membiarkan ia letih dalam berdoa dan tidak akan mengabulkannya sampai ia memutuskan kaitan diri dengan sarana-sarana (duniawi). Ketika itulah takdir berjalan di dalam dirinya dan tindakan (Allah) pun berlaku pada dirinya. Si hamba pun lebur binasa dari segala sarana dan gerak, tinggallah ketika itu ruhnya semata.
“Jika sudah demikian halnya, tak ia lihat lagi apa-apa selain sebagai manifestasi tindakan al-Haqq ‘Azza wa Jalla. Praktis, jadilah ia orang yang penuh keyakinan dan manunggal. Ia yakin bahwa sejatinya tidak ada pelaku (yang bertindak dan bergerak) kecuali hanya Allah “Azza wa Jalla. Tidak ada penggerak dan pendiam kecuali hanya Allah. Juga tidak ada kebaikan dan keburukan, manfaat dan mudharat, keterbukaan dan ketertutupan, kehidupan dan kematian, kehormatan dan kenistaan, kekayaan dan kemiskinan kecuali telah diatur oleh tangan kuasa Allah Azza wa Jalla. .
“Jadilah ia ketika itu di hadapan kuasa takdir ibarat bayi di tangan perawat, mayat di tangan pemandinya, bola di lengkung tongkat penunggang kuda; membolak-balik, berubah, berganti, dan menjadi; tanpa daya penggerak di dalam dirinya maupun selainnya. Ia hilang dari dirinya dan melebur dalam tindakan Junjungannya. Tak ia lihat apa-apa lagi selain Sang Maula dan tindakan-Nya, juga tak mendengar dan berpikir tentang selainNya.
“Jika melihat, maka karena perbuatan-Nyalah ia melihat. Jika ia mendengar dan mengetahui, maka karena kalamNyalah ia mendengar dan dengan ilmu-Nyalah ia mengetahui. Dengan nikmat-Nya ia terkaruniai dan dengan kedekatan-Nya ia terbahagiakan. Melalui kedekatan dengan-Nya ia berhias dan mulia. Hanya dengan janji-Nya ia lega dan senang. Hanya denganNya ia bisa merasakan ketenangan. Dengan firman-Nya ia merasa intim, dan dengan selain-Nya ia merasa muak dan mangkir. Dengan berdzikir menyebut-Nya ia mencari perlindungan dan bersimpuh mendekat. Hanya dengan-Nya ia percaya diri. KepadaNya ia serahkan diri. Dengan cahaya makrifat-Nya ia peroleh petunjuk dan berbaju. Tentang keanehan-keanehan ilmu-Nya ia menelaah, dan tentang rahasia-rahasia qudrat-Nya ia mengawasi.
“Dari-Nya ‘Azza wa Jalla ia mendengar dan tersadar. Kemudian, pada semua itu ia memuji dan memuja, sekaligus bersyukur dan berdoa.”
One Comment