Kitab Tasauf

Terjemahan Kitab Afatul Lisan Karya Imam Ghazali

Terjemahan Kitab Kuning | Terjemahan Kitab Afatul Lisan Karya Imam Ghazali

BESARNYA BAHAYA LIDAH LISAN DAN KEUTAMAAN DIAM

Anda perlu tahu, bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh lidah itu ukup besar. Dan tidak akan bisa terlepas dari bahaya lidah tersebut, selain dengan bersikap diam. Oleh sebab itu, Islam memuji dan menyerukan untuk bersikap diam.

Nabi saw. bersabda:

Artinya:

“Barang siapa diam, tentu ia selamat dari bahaya lisan.” (HR. Thabrani).

Nabi saw. juga bersabda: Artinya:

“Diam itu mengandung hikmah, namun sedikit orang yang melakukannya.” (HR.

Dailami).

Artinya: Hikam dimaksud ialah hikmah dan memikirkan akibat. Abdullah bin Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, bahwa sang ayah pernah berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku sesuatu tentang islam, di mana aku tiada akan menanyakannya lagi kepada seorang pun sesudah engkau!”

Rasulullah menjawab:

Artinya: “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian engkau berpendirian teguh (istigamah).” Ayah Abdullah berkata lagi, lalu aku bertanya: “Apakah yang harus pelihara?” Nabi Muhammad saw. menjawab dengan mengisyaratkan tangannya pada lidah.

Artinya:

“Ugbah bin Amir, ia berkata, aku pernah bertanya kepada Rasululah: Wahai Rasulullah, apakah jalan keselamatan itu?” Rasulullah menjawab: “Tahankan lidahmu! Hendaklah rumahmu dapat memberi kelapangan bagimu dan menangislah atas segala kesalahanmu.

Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata, Rasulullah saw. bersabda:

Artinya:

“Barang siapa menjamin bagiku, apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lidah) dan yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), niscaya aku akan memberikan jaminan surga baginya.” (HR. Tirmidzi).

Juga sabda Nabi: “Barang siapa menjaga dari kejahatan “qabqab”nya, “dzabdzab”

nya dan “laqlaq” nya, maka sungguh ia telah menjaga dari kejahatan seluruhnya.”

Qabqab, artinya perut, dzabdzab, artinya kemaluan, dan laglag, artinya lidah. Tiga nafsu inilah yang dapat membinasakan banyak manusia. Oleh sebab itu kami menjelaskan afat (bahaya) lidah, setelah selesai membahas bahaya dua syahwat, perut dan farji (dalam kitab Ihya’ Ulumuddin).

Rasulullah saw. pernah ditanya tentang sebesar-besar perkara yang mengantarkan manusia masuk surga. Beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang bagus.”

Dan beliau juga ditanya tentang sebesar-besar perkara yang membuat manusia masuk neraka. Jawab Rasulullah: “Dua lubang badan, yaitu mulut dan farji (kemaluan).”

Al-fam dimaksud bisa jadi berarti fidah, karena mulut itu tempat lidah, mungkin juga yang dimaksud dengan al-fam itu adalah perut, karena mulut itu, jalan tembus (masuknya segala makanan dan minuman) ke perut.

Mu ‘adz bin Jabal pernah bertanya kepada Rasulullah saw.:

Artinya:

“Wahai Nabi Allah, adakah kita disiksa dengan apa yang pernah kita katakan?” Rasulullah saw. menjawab: “Kamu dipupus oleh ibumu (sebuah ungkapan peringatan yang memberatkan persoalan dalam kerangka menanamkan pendidikan akhlak). Hai Mu’adz, adakah manusia meringkuk dalam neraka atas wajahnya, kecuali oleh yang diperbuat oleh lidahnya?” (HR. Ibnu Majah).

Abdullah Ats-Tsaqafi berkata:

Artinya:

“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang nanti akan kupegang teguh!” Rasulullah menjawab: “Katakanlah, Tuhanku Allah, kemudian hendaklah kamu berpendirian teguh (istiqamah)!” Aku bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, apakah yang paling mengkhawatirkan dan menakutkan padaku?” Rasulullah memegang lidahnya, seraya bersabda: Ini.” (HR. Ibnu Majah).

Diriwayatkan pula bahwa Mu’ adz bin Jabal pernah bertanya kepada Rasulllah saw.: “Ya Rasulullah, amal apakah yang paling utama?” Lalu Rasulullah saw. mengeluarkan lidahnya, dan meletakkan jari telunjuk pada lidah beliau.”

Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah  lurus iman seorang hamba kepada Allah, sebelum hatinya lurus. Dan hatinya itu tidak juga lurus, hingga lurus pula lidahnya. Dan seseorang tidak akan masuk surga, bila tetangganya tidak merasa aman dari ulah kejahatannya.” (HR. Ibnu Abid Dunya).

Nabi saw. bersabda: –

Artinya:

“Barang siapa suka selamat, maka hendaklah ia membiasakan diam.” (HR. Baihagi). Dari Sa’id bin Jubair (hadits marfu”), bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Di pagi hari, semua anggota badan anak Adam memperingatkan lidahnya.” Yakni, seluruh anggota badannya berkata: “Takutlah kepada Allah, karena jikalau engkau lurus, niscaya kami juga dapat berjalan lurus. Jikalau engkau bengkok (menyeleweng), tentu kamipun menjadi bengkok.” (HR. Tirmidzi).

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab ra. pernah melihat Abu Bakar Ash Shiddiq ra. menarik lidahnya dengan tangannya. Lalu Umar bertanya kepada Abu Bakar: “Wahai Khalifah Rasulullah, apakah yang Anda perbuat?” Abu Bakar Ash Shiddig ra. menjawab: “Inilah yang mendatangkan kerusakan kepadaku. Karena Rasulullah saw. pernah bersabda:

Artinya:

“Tiada suatu pun dari tubuh, melainkan semuanya mengadu kepada Allah mengenai lidah, atas ketajamannya.” (HR. Baihaqi).

Dari Ibnu Mas’ud, bahwa pernah suatu ketika ia berada di atas bukit Shafa, membaca talbiah, dan berkata: “Hai lidah, katakanlah yang baik, niscaya kamu beruntung. Diamlah dari yang buruk, tentu kamu akan selamat, sebelum menyesal.” Kemudian ada orang bertanya kepada Ibnu Mas ud: “Hai ayah Abdurrahman, apakah yang demikian ini, suatu ucapanmu sendiri ataukah kamu menirukan ucapan orang lain?” Ibnu Mas’ud menjawab: “Tidak, tetapi aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Artinya:

“Sungguh kebanyakan kesalahan anak Adam itu, pada lidahnya.” (HR. Thabrani dan

Baihagi).

Ibnu Umar berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa menahan lidahnya (dari membicarakan aib orang), niscaya rahasia dan aibnya akan ditutup oleh Allah. Dan barang siapa menguasai (menahan) kemarahannya, niscaya ia dijaga oleh Allah dari azab-Nya. Barang siapa meminta uzur (maaf) kepada Allah, niscaya Allah menerima permintaan maafnya.”

Diriwayatkan, bahwa Ma’az bin Jabal berkata: “Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat!” Rasulullah menjawab: “Sembahlah (beribadahlah) kepada Allah, seakan-akan kamu melihat-Nya! Hitunglah (anggap) dirimu dalam golongan orang yang sudah mati. Jika kamu mau, akan kuberitahukan kepadamu akan sesuatu yang lebih kamu miliki dari ini semua.” Seraya Nabi saw. menunjuk pada lidah dengan tangannya. .

Dari Shafwan bin Salim, ia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Perhatian, akan aku kabarkan kepadamu mengenai suatu ibadah yang paling mudah dan paling ringan. Yaitu, diam dan budi pekerti yang baik.”

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker