Terjemahan Kitab Kuning | Terjemahan Kitab Adabun Nufus Karya Al Muhasibi
- 1 Jalan Menuju Allah
- 2 Merawat Jiwa
- 3 Antara Lidah dan Hati
- 4 Merawat Kalbu
- 5 Takut dan Sedih
- 6 Takut dan Mawas Diri kepada Allah
- 7 Keadilan dan Keutamaan
- 8 Amal dan Pembersihan Diri
- 9 Tabiat Pencari Kebaikan
- 10 Cobaan dan Ujian
- Dunia sebagai Cobaan
- Ujian yang Paling Sering
- Ujian dalam Amal
- Celaka Hamba Akibat Kebajikan
- Bahaya Ujian
- Waspadai Nafsu dan Tipuan Setan
- IBADAH:
- 11 Evaluasi Diri
- 12 Yang Dekat dan yang Jauh dari Tobat
- 13 Pengetahuan dan Sarana Beramal
- 14 Pujian dan Celaan
- Ketakutan Terhadap Pergeseran Niat
- Teliti Mengawasi Hati
- Puji dan Cela bagi yang Saleh dan yang Ria
- Penjelasan
- MENDEKAT DAN MENJAUH:
- 15 Keyakinan dan Kebanggaan
- Keyakinan Sejati
- Kebanggaan sebagai Biang Penyakit Hati
- Pada Siapa Terletak Kebanggaan
- Terapi Kesombongan
- DOSA:
- 16 Kebaikan dan Kejahatan
- Memahami Latihan dan Mencermati Diri
- Hikmah dan Pemeriksaan
- 17 Kelengahan dan Kewaspadaan
- Agar Tidak Lengah
- 18 Ikhlas dan Ria
- 19 Ilmu Kesuksesan
- 20 Introspeksi Diri
- 21 Keinginan, Kejujuran, dan Hawa Nafsu
- Bila Nafsu Mendahului Keinginan yang Benar
- Bila Keinginan Sudah Benar
- Ria dan Ikhlas
- Amal Benar-benar Tergantung Niat
- Perhatikan Pula Amal Lahiriah
- Mengubah Ria
- Kesalahan yang Banyak Dilakukan
- PUJI
- 22 Tanda-tanda …
- 23 Nikmatnya Takut dan Rindu
- 24 Jenjang-Jenjang Amal
- 25 Suluk Kaum Salaf
- Mengingat Akhirat
- Mengenal Allah
- Mendamba Allah dengan Amal
- Mensyukuri Nikmat
- Mengetahui Apa yang Dicintai dan Dibenci Allah
- Bagaimana manusia bertindak terhadap kebutuhan dan keinginannya?
- Tidak Gila Kehormatan
- Mendengar dan Berpikir karena Allah
- Kesempurnaan Muraqabah
- Iktibar
- Sikap Hemat
- Hati-hati Terhadap Dosa Kecil
- Menyempurnakan Tekad
- 26 Mata Pengetahuan
- Pengalaman Jiwa
- Bagaimana Mensyukuri Nikmat?
- Malu kepada Allah
- Hakikat Tawaduk
- Memperbaiki Hubungan Diri dengan Allah
- BERHARAP DAN TAKUT:
- 27 Hakikat Tawakal
- 28 Untaian Petuah Ringkas
1 Jalan Menuju Allah
Aku wasiatkan kepadamu dan diriku sendiri serta siapa saja yang mendengar ucapanku agar senantiasa bertakwa kepada Allah yang telah menciptakan manusia, yang kepada- Nya mereka kembali serta dengan-Nya mereka mendapat bimbingan dan arahan. Bertakwalah kepada-Nya, wahai saudaraku, setakwa orang yang telah merasakan kedekatan dengan Allah dan kekuasaan-Nya.
Percayalah kepada-Nya seperti percayanya orang yang telah mengakui keesaan, kedirian, dan keazalian-Nya dengan menyaksikan alam malakut-Nya, bukti-bukti kekuasaan-Nya, dalil-dalil yang banyak atas-Nya, ayat-ayat yang menunjukkan rububiah- Nya, keterlaksanaan kehendak-Nya, kehebatan ciptaan-Nya, kejelasan kekuasaan-Nya atas seluruh ciptaan, dan keindahan pengaturan-Nya. Ingat, Dialah yang memiliki ciptaan dan titah. Semoga Allah Tuhan sekalian alam senantiasa memberi berkah.
Percayalah kepada-Nya seperti percayanya orang yang berbaik sangka kepada-Nya dan tidak pernah menuduh-Nya dengan yang bukan-bukan. Yakini janji-Nya dan percayai jaminan dan ketenangan hati terhadap janji-Nya serta keagungan ancaman-Nya dalam hati.
Bersyukurlah kepada-Nya seperti syukurnya orang yang telah mengenal keutamaan- Nya, banyak memberi pertolongan kepada-Nya dan berbuat kebaikan kepada-Nya.
Kenalilah nikmat-Nya yang lahir maupun yang batin, yang khusus maupun yang umum. Ikhlaslah kepada-Nya seikhlas orang yang telah tahu bahwa Allah tidak akan menerima suatu amal kecuali jika ia bersihkan amal itu dari penyakit dan ia ikhlas kepada Allah— yang tidak memiliki sekutu dan tiada seorang pun membantu-Nya bekerja.
Ketahuilah, seorang hamba telah syirik dalam beramal jika ia “menghias-hias diri” (berlagak saleh—pen.) dalam amal-amal yang sebetulnya menuntut keikhlasannya (mawdathin al-imtihdn),’ sehingga ia berbohong dalam amalnya, atau berbuat ria agar
dihormati serta diagungkan karena keindahan ucapan dan kebaikan yang tampak dari perbuatan-perbuatannya, baik ia dalam keadaan tahu tentang dirinya ataupun tidak tahu.
Seseorang tak akan selamat dari keburukannya kecuali ia lari dari tempatnya lalu ia beramal dan tidak suka amalnya dilihat orang. Jika suatu perbuatannya telah tampak di mata makhluk meskipun ja tidak menyenangi hal itu, lantas siapa bisa mempercayainya? Bukankah orang lain mesti memujinya atas apa yang tampak darinya itu? Kalau toh ia dipuji seseorang sedangkan ia tidak suka dipuji, maka pujian itu tak akan membuatnya senang. Tetapi, bila memang membuatnya senang, maka ia tak akan senang kepada perolehan dunia dengan sebab tertentu.
Jujurlah dalam ucapan dan perbuatan sejujur orang yang telah mengetahui bahwa Allah mengetahui seluruh urusannya, yang rahasia maupun yang nyata, dan apa pun yang disembunyikan hati kecilnya.
Bertawakallah kepada-Nya seperti tawakalnya orang yang telah percaya pada janji-Nya dan merasa tenang dengan jaminan-Nya, yaitu percaya akan pemenuhan janji Allah, rela akan ketentuan-Nya, mempasrahkan diri pada perintah-Nya, iman terhadap takdir-Nya, serta yakin dan percaya terhadap surga dan neraka-Nya.
Takutlah kepada-Nya setakut orang yang telah mengenal siksaan-Nya, murka-Nya yang pedih, azabNya yang perih, kehancuran karena azab-Nya (almutslah), bekas-bekas dan peninggalan bangsa-bangsa yang dihancurkan karena mereka melanggar dan mendurhakai perintah-Nya.
Ketahuilah bahwa tidak ada pegangan bagi siapa pun yang dihinakan oleh-Nya’ dan tidak ada kehancuran bagi siapa pun yang diberkati, didukung, dijaga dan dilindungi oleh-Nya. Tidak ada kesabaran bagi seseorang atas hukuman dan siksa-Nya.
Berharaplah kepada-Nya seperti berharapnya orang yang membenarkan janji-Nya dan menganggap nyata balasan pahala-Nya. Bersyukurlah kepada-Nya seperti syukurnya
orang telah menerima kebaikankebaikan-Nya, telah memperbaiki amal kepada-Nya, menghampiri-Nya, dan memberi-Nya penghormatan.
Malulah kepada Allah seperti malunya orang-orang yang mengenal keutamaan dan anugerah-Nya yang banyak serta mengetahui kekurangan dirinya dalam mensyukuri nikmat-Nya dan kesetiaannya yang sedikit terhadap janji-janjinya sekaligus kelemahannya dalam menjalankan kewajiban. Kemudian ia tidak mengenali sesuatu dari Penciptanya kecuali hanya perJindungan yang indah, kesehatan yang prima, pemberian nikmat yang terus-menerus, kebaikan yang abadi, serta kedermawanan dan pengampunan yang besar.
Ketahuilah bahwa Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban lahiriah dan batiniah.? Dia telah mensyariatkan sejumlah syariat atasmu, menunjukkanmu pada syariat-syariat itu, memerintahkanmu untuk melaksanakannya dan menjanjikanmu pahala yang besar atas kebaikan pelaksanaanmu (terhadap syariat) serta mengancammu dengan siksaan yang pedih atas kelalaianmu (dalam melaksanakannya) sebagai simbol kasih kepadamu dan mengingatkanmu sebagai simbol cinta-Nya kepadamu.
Karena itu, tegakkanlah perintah-perintah-Nya dan disiplinlah terhadap syariat-syariat- Nya. Ikuti sunnah Nabi-Nya dan atsar para sahabat. Ikuti sirah mereka dan berperilakulah sesuai etika mereka. Tempuh jalan mereka dan cari petunjuk-Nya. Bertawasullah kepada Allah dengan mencintai mereka dan orang-orang yang mereka cintai. Sebab, merekalah orang-orang yang kembali kepada Allah dan menuju maksud-Nya serta karena Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya sehingga menjadi kekasih dan pengikut setianya.
One Comment