
Terjemah.ahmadalfajri.com | Terjemah Kitab Kanzun Najah Was Surur

- Mukadimah Kitab
- Amalan Yang Diminta Di Awal Tahun
- Amalan Yang Diminta Di Hari Asyura
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Safar
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Rabi’ul Awwal
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Rajab
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Sya’ban Yang Diagungkan
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Ramadan Yang Penuh Berkah
- Amalan Yang Diminta Dalam Sepuluh Malam Terakhir Di Mana Terdapat Lailatul Qadar
- Amalan Yang Diminta Pada Hari Raya Fitri
- Amalan Yang Diminta Di Bulan Zulhijjah
- Doa Hari Arafah
- Doa Al-Khadhir
- Doa Akhir Tahun
Mukadimah Kitab
Ketahuilah, bahwa perkataan adalah sifat pembicara (apa yang ada padamu tampak di mulutmu). Hizib-hizib para masyayikh yang arifin dan para ulama yang beramal dan wirid-wirid serta hafalan-hafalan mereka, doa-doa mereka yang luhur dan zikir-zikir mereka yang tinggi dan lainnya adalah sifat dari keadaan mereka, sifat teladan mereka, warisan ilmu dan amal mereka yang diluruskan dengan ilham-ilham mereka, disertai karomah-karomah mereka. Dengan itu mereka menjalankan semua urusan mereka, bukan dengan hawa nafsu. Oleh sebab itu, perkataan mereka diterima. Barangkali ada orang setelah mereka ingin mengusahakan hal itu sendiri untuk dirinya. Ternyata apa yang dilakukannya berakibat kebalikan dari itu.
Diceritakan: Bahwa lebah mengajari kumbang cara menenun sarang. Kemudian ia menenun sarang seperti itu dan membuat rumah seperti lebah. Kemudian kumbang mengaku bahwa ia mempunyai keahlian yang sama dengan lebah.
Maka lebah berkata kepadanya: Ini adalah rumah, lalu di mana madunya?
Sesungguhnya rahasianya adalah dalam penduduk, bukan tempatnya.
Ba Saudan menyebutkannya dalam kitab Dzaakhiratul ma’ad syarhu raatib Al-Haddad dan Al-Dawagji Asy-Syami.
Ba Saudan menyebutkan pula dalam kitab Adz-Dzakhirah di tempat lain sebelum ini: Adapun penyusunan wirid-wirid, hizib-hizib dan ratibratib serta lainnya seperti doa-doa oleh para imam yang arif dan ulama yang beramal, telah disebutkan oleh Asy-Syeikh Zarrug dan lainnya yang menulis syarah hizib-hizib Asy-Syeikh Abil Hasan Asy-Syadzili dan Al-Imam An-Nawawi serta lainnya: bahwa penetapan semua itu dan pengamalannya adalah sahih dan jelas dari As-Sunnah. Saksi-saksinya banyak.
Hal itu dibuktikan dengan penetapan Nabi Saw terhadap zikir-zikir dan doa-doa yang didengarnya dari banyak sahabatnya dengan kata-kata yang berbeda-beda dan arti-arti yang jelas tanpa diajari sebelumnya maupun belajar dari Nabi Saw mengenai kata-katanya.
Di antaranya: Hadis Abdullah bin Buraidah bahwa Nabi Saw mendengar seorang lelaki mengucapkan:
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, bahwa Engkau adalah Allah yang tiada Tuhan selain Engkau yang satu dan esa, tempat meminta segala sesuatu yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Maka Nabi Saw berkata: “Dia telah memohon kepada Allah Ta’ala dengan nama-Nya yang paling agung yang apabila Dia dipanggil dengannya, maka Dia penuhi panggilannya dan apabila dimintai sesuatu dengan menyebutnya, maka Dia memberinya.”
Dan hadis-hadis lain yang disebutkannya dengan menukil dari zikir-zikir nabawi oleh Al-Imam An-Nawawi.
Kemudian ia berkata: Penyusunan hizib-hizib, wirid-wirid dan doa-doa mempunyai syarat-syarat.
Di antaranya: Penyusunan semua itu harus sesuai dengan hal, bukan berdasarkan keinginan dan ikhtiar buatan.
Kata-katanya harus bersih dari salah paham, kesamaran dan kerumitan karena harus sesuai dengan kata-kata As-Syaari’ dan makna-maknanya, dan merujuk kepada pokok dan dasarnya.
Maka lihatlah kitab itu, karena merupakan kumpulan yang sangat berharga.
Apa yang kami kumpulkan dalam lembaran-lembaran kecil ini adalah termasuk jenis ini sebagaimana pembaca akan melihatnya secara rinci insya Allah Ta’ala.
Kemudian, sesungguhnya manusia tidak menggunakan sesuatu, melainkan ia sangat mencintai pemiliknya (Barangsiapa mencintai suatu kaum, ia akan dihimpun bersama mereka) sebagaimana disebutkan dalam hadis.
Ia juga harus berbaik sangka kepada yang menampilkannya, meyakini kebaikan sumbernya, karena itu adalah syarat pemanfaatannya.
Setiap kebaikan terdapat dalam keyakinan dan setiap kejelekan terdapat dalam celaan.
Karena manusia diangkat derajatnya sesudi keyakinannya dan setiap orang yang tidak berkeyakinan, ia pun tidak mendapat manfaat
Allah SWT tidak menyia-nyiakan siapa yang berharap dan siapa yang berdoa kepadanya.
Dan manusia jika meyakini sesuatu dan tidak seperti yang disangkanya ia pun tidak sia-sia dan Allah yang memberinya
Maka amalkanlah, wahai saudaraku, semua yang terdapat dalam kitab ini (Kanzun najah was surur min al-ad’iyati al-latii tasyrahus shuduur) karena isinya banyak mengandung faedah, supaya engkau selamat dengannya dari berbagai kerusakan dan kejelekan dan engkau dapatkan berbagai keutamaan dan pahala dari Tuhanmu.
Amalkanlah pula doa-doa yang menyerupainya dan sesuai dengan timbangan syara’ yang mulia dan hukum-hukumnya yang tinggi dari setiap doa yang dikemukakan oleh para ulama yang beramal dan para auliya yang soleh dan arif, ahli kasyaf yang benar dan penerima ilham yang benar dan berhasil. Selain itu, engkau amalkan doa-doa yang diturunkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam kalam-Nya yang diturunkan dan doa-doa yang diriwayatkan dari nabi kita Muhammad Saw.
Meskipun pengamalan kedua macam ini lebih utama, tetapi tidak ada larangan sama sekali membaca doa-doa yang akan kami sebutkan.
Bahkan seandainya manusia mengarang sendiri doanya seperti susunan yang kami sebutkan, maka tidak ada masalah dalam hal itu.
Bahkan jika memahami maknanya, maka ia mendapat kesenangan penuh. Di samping itu, campurlah doa-doamu dengan doa-doa yang diriwayatkan supaya engkau mendapat faedah yang sempurna.
Tidaklah mengganggumu orang yang mengatakan manusia tidak boleh berdoa, kecuali yang berasal dari Allah Ta’ala dan pemimpin alam Muhammad Saw.
Karena para pemimpin yang ulama dan auliya yang akan kami sebutkan, mereka itu tidaklah menimba doa-da yang berlimpah itu, melainkan dari lautan Nabi yang paling mulia dan tidak mengambil cahaya-cahaya yang terang itu, kecuali dari cahaya Nabi Saw.
Mereka semua mendapatkan dari Rasulullah bagaikan mengambil segenggam air dari lautan atau seteguk air hujan
Engkau adalah pelita setiap keutamaan, maka tidaklah keluar dari cahayamu, melainkan berbagai macam cahaya.
Setiap keutamaan di alam semesta, maka orang-orang mulia meminjamnya dari keutamaan Nabi Saw.
Yang diandalkan dalam risalah ini dari doa-doa yang menyelamatkan pembacanya, selain yang diriwayatkan dari Nabi yang agung Muhammad Saw, adalah perkataan orang-orang soleh yang arif, ahlul kasyaf yang firasat mereka tidak meleset.
Barangsiapa mengkritik mereka, dialah yang salah dan sangat salah.
Kepada mereka telah ditunjukkan manfaatnya sehingga mereka nemperhatikan penyusunannya, lalu mengamalkannya dan mendorong orang-orang mengamalkannya. Maka orang-orang mengikuti mereka dengan mengamalkannya ketika mereka mengisyaratkan kepadanya di sebelah timur dan barat, ulama dan lainnya, yang bukan Arab maupun bangsa Arab.
Maka mereka menyaksikan keberkahannya dan melihat bukti yang menunjukkan kebenarannya dan mengetahui bahwa kebagusan syariat tidak menolaknya, tetapi condong kepadanya sebagaimana telah ditunjukkan dalam doa-doa dari orang-orang yang menciptakannya, dan dibenarkan oleh Nabi Saw.
Yang menjadi pedoman adalah keumuman lafad (kata), bukan kekhususan sebab.
Maka pahamilah wahai saudaraku dan amalkanlah tuntutan ini. Sesungguhnya yang membahayakanmu adalah andaikata engkau meyakini ketika mengamalkannya bahwa doa itu berasal dari Nabi yang agung. Hendaklah engkau tidak menisbatkan kepada Nabi Saw perkataan yang tidak diucapkannya, supaya tidak masuk dalam hadis yang diriwayatkan dari Nabi Saw:
“Barangsiapa berdusta terhadap aku, biarlah dia menempati tempatnya di neraka.” (Hadis riwayat Bukhari).
Maka amalkan doa-doa itu dengan bersandar kepada Allah tanpa menoleh kepada selain Dia, bukan karena diriwayatkan secara pasti dari Nabi yang mulia , demi mengikuti salaf yang soleh yang telah melakukannya dan mendorong untuk mengamalkannya demi mengambil berkah dari amalan mereka yang berhasil dan meneladani para sufi terkemuka dan mematuhi perkataan orang yang mewasiatkan dengannya dan mencari keberuntungan dengan perbuatan-perbuatan mereka yang diridoi.
Semoga Allah memberi kita manfaat dengan sebab mereka semuanya dan memberi kami dan kamu taufik untuk melakukan sesuatu yang disukai dan diridoi-Nya. Amin.
Jika engkau katakan: Kami tidak mengingkari doa semata-mata, tetapi yang kami ingkari adalah bahwa doa-doa ini tidak diminta, kecuali dalam waktu-waktu yang dikhususkan ini sebagaimana engkau akan melihatnya dalam risalah ini?
Saya katakan: Telah engkau ketahui bahwa yang diandalkan dalam apa yang kami sebutkan adalah perkataan orang-orang soleh, ahlil kasyaf dan perbuatan mereka.
Begitu pula semua itu adalah doa-doa dan permohonan dengan khusyuk kepada Allah Yang Maha menerima taubat dan Maha Penyayang, dan pembacaan Al-Quranil Karim, sedangkan kedua hal itu tidak dilarang
dalam suatu waktu. Maka siapa yang melakukan kedua hal itu, ia hanya bertujuan memohon kepada Allah dan membaca kalam Tuhan dari seluruh makhluk.
Tidak ada bid’ah dalam hal itu dan tidak patut diingkari. Barangsiapa yang mengingkari hal itu, maka ia patut mendapatkan kehinaan dan kebinasaan. Semoga Allah melindungi kita semua dari iktikad orang-orang durjana dan menjadikan kita sebagai orang yang meneladani para ulama terkemuka yang soleh demi kedudukan Nabi Saw. Aamiin.
Demikianlah, marilah kita mulai masuk dalam tujuan pembahasan ini dengan pertolongan Raja Yang Maha Mengetahui.
One Comment