Fiqh

Terjemahan Kitab Nailur Roja

Wajib pula bagi seorang mukallaf meyakini hal-hal yang berkaitan dengan Nabi kita Muhammad saw, yaitu meyakini bahwa beliau saw adalah seorang keturunan Arab dari kaum Quraisy, beliau saw berkulit putih kemerah-merahan, beliau saw adalah penutup para nabi dan rasul, beliau saw dilahirkan di Makkah dan diutus pula di sana, beliau saw hijrah ke Madinah dan meninggal serta dikuburkan di sana, dan syari’at beliau saw menghapus syari’at sebelumnya dan akan langgeng syari ‘atnya hingga hari kiamat.

Seyogyanya seseorang mengenal nasab beliau saw. Beliau saw adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murroh bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. :

Ibu beliau saw adalah Aminah bin Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab.

Beliau saw lahir tanggal 12 Rabi’ul Awwal di tahun gajah, dan beliau saw diutus pada tahun 41 menurut tahun gajah, setelah sempurna mencapai usia 40 tahun. Hijrahnya di tahun ke 13 dari sejak kenabian. Beliau saw wafat pada bulan Rabi’ul Awwa tahun ke sepuluh hijriyah sedangkan usianya 63 tahun.

Ayah beliau saw wafat sedangkan ibunya masih hamil dirinya. Sebagian mengatakan beliau saw berumur dua bulan. Ibunya wafat sedangkan beliau saw berumur 6 tahun. Beliau saw diasuh oleh kakeknya Abdul Muththalib yang kemudian wafat saat beliau saw berumur 8 tahun, lalu beliau saw diasuh oleh pamannya Abu Thalib, Istri-istri beliau saw ada 11 orang, dua di antaranya Wafa sebelum beliau saw, yaitu Khadijah binti Khuwailid dan Zainab bing Khuzaimah. Sembilan lainnya wafat setelah beliau saw, yaitu : Aisyah, Saudah, Hafshah, Maimunah, Ummu Habibah yang namanya adalah Ramlah, Zainab binti Jahsy, Ummu Salamah, Juwairiyah, Shafiyyah Budak-budaknya ada empat, di antaranya Mariyyah Qibthiyyah. Anak-anak beliau saw berjumlah tujuh, tiga laki-laki yang mereka wafat ketika kecil, yaitu Qasim, Ibrahim dan Abdullah. Empat di antaranya perempuan, mereka adalah : 1. Zainab, yang dikawin oleh Abul “Ash bin Rabi’. 2. Ruqayyah, dikawin oleh Utsman bin Affan. 3. Ummu Kultsum, dikawin oleh Utsman pula setelah wafat Rugayyah. 4. Fatimah, dikawin oleh Ali bin Abi Thalib ra.

Semua anak-anaknya dari Khadijah ra, kecuali Ibrahim, ibunya adalah Mariyyah Qibthiyyah.

Paman-paman beliau saw ada 11 orang, di antaranya adalah Hamzah, Abbas dan Abu Thalib. Bibi-bibi beliau saw ada 6 orang, yang di antaranya adalah Shafiyyah, ibu Zubair bin Awwam. Saudara laki-laki dari ibu Nabi saw ada tiga orang dan saudara perempuan dari ibu ada seorang.

Terdapat peperangan yang dihadiri oleh Nabi saw untuk melindungi dakwah Islam dan melawan orang-orang yang menentang, yang disebut dengan ghazwah. Itu sebanyak 27 kali, yang terpenting adalah enam, yaitu perang Badr al-Kubra, perang Uhud, perang Khandak, perang Hudaibiyah, perang Fathu Makkah dan perang Tabuk. Selain itu, terdapat sariyyah, yaitu peperangan yang tidak dihadiri oleh Nabi saw, yang terjadi sebanyak 35 kali. 

Hari akhir dimulai sejak kematian hingga tidak ada batasnya. Itulah yang disebut dengan hari kiamat. Dinamakan hari akhir karena tidak ada malam setelahnya.

Termasuk rukun iman yang kelima adalah beriman dengan adanya hari akhir. Artinya meyakini bahwa itu adalah benar adanya, dan apa yang terdapat di hari akhir adalah benar, seperti mizan atau timbangan amal, shirat, surga dan neraka. Begitu pula pertanyaan dua malaikat di dalam kubur, kenikmatan kubur dan adzabnya, serta berbagai perkara lain di alam barzakh, semua itu adalah benar.

Takdir adalah terwujudnya sesuatu sesuai batasan tertentu dan ketentuan tertentu baik dalam dzat ataupun perbuatannya.

Rukun iman yang ke enam adalah meyakini bahwa sesuatu itu terjadi sesuai ketentuan Allah, dan mustahil terjadi sesuatu yang

belum ditakdirkan oleh Allah. Baik dan buruk adalah sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah sebelum terciptanya makhluk, dan sesungguhnya segala sesuatu di alam semesta ini sesuai dengan qadha’, takdir dan kehendak Allah Ta’ala.

Makna kalimat tauhid “laa ilaaha illallaah” yang telah disebut dalam rukun Islamadalah tidak ada yang patut disembah dengan benar kecuali Allah.

Pengarang mengaitkan lafadz “yang patut disembah” dengan ucapan “dengan benar”, karena sesuatu yang disembah jumlanya sangat banyak, seperti jin, bintang dan berhala.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker