Kitab Tasauf

Terjemahan Kitab Madza Fi Sya’ban

Terjemahan Kitab Kuning | Terjemahan Kitab Madza Fi Sya’ban

Terjemahan Kitab Madza Fi Sya'ban

MUQODDIMAH

Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah salah satu bulan yang mulia dan musim yang agung. Ia merupakan bulan yang penuh dengan berkah dan kebaikan. Perbuatan taubat di bulan itu adalah suatu keberuntungan yang besar. Meningkatkan taat kepada Allah pada saat itu adalah bagaikan berdagang yang mendapatkan laba yang melimpah.

Allah telah menjadikan bulan Sya’ban sebagai bagian dari berkah yg terkandung dalam masa, dan Allah akan menjanjikan bagi orang-orang yang bertaubat di bulan itu dengan suatu ketentraman dan ketenangan. Barangsiapa yang membiasakan dirinya rajin beribadah di bulan itu, maka ia akan mendapatkan keberuntungan kelak di bulan Ramadlan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Bulan tersebut dikatakan bulan Sya’ban karena merupakan “ suatu bulan yang melahirkan aneka ragam kebaikan. Ada yang mengatakan: “Arti Sya’ban adalah berasal dari kata   yang berarti mencuat dan jelas”. Ada yang mengatakan bahwa nama Sya’ban berasal dari casll yang berarti jalan terjal di -lereng gunung. Ia merupakan suatu jalan menuju kepada kebaikan. Ada yang mengatakan bahwa Sya’ban berasal dari lafadz    yang artinya menutup (lobang), di bulan itu Allah SWT merekatkan hati para hambanya yang sedang retak, di bulan itu hati yang galau, risau dan gundah akan mendapatkan siraman ketenangan dan kebahagiaan.

Dalam buku kecil ini, penulis mengupas permasalahan seputa, bulan Sya’ban, apa sajakah yang terjadi di bulan itu? Kenapa uma Islam merayakan bulan Sya’ban dan berupaya kembali kepada Allah dengan memperbanyak taubat, ibadah dan beragam ama sholeh? Kenapa umat Islam pada bulan itu menghidupkan hati. hati mereka dengan berdzikir kepada Allah, berziarah kepada Rasulullah dan meramaikan Baitullah dengan melakukan sholat, thowaf dan umroh?.

Sebelum penulis memasuki pada pokok masalah, penulis akan menghaturkan sebuah priambul sebagai pembuka dari permasalahan-permasalahan yang akan dikupas dalam pembahasan ini.

Seraya memohon pertolongan kepada Allah SWT, penulis berkata: Merupakan suatu kaidah yang berlaku dan ditetapkan oleh pakar keilmuan bahwa:

Suatu masa itu menjadi mulia disebabkan adanya beberapa peristiwa yang terjadi pada masa itu. Peristiwa itulah yang menjadi dasar atas diperolehnya suatu harga diri yang diperhitungkan bagi masa-masa tertentu. Kadar kebesaran suatu peristiwa yang terjadi akan menjadi tolok ukur kebesaran yang didapatkan oleh suatu masa. Dan sejauh mana kemuliaan suatu peristiwa yang terjadi pada masa itu, sejauh itu pula kemuliaan yang didapatkan oleh masa tersebut.

Selama keterikatan manusia kepada suatu peristiwa itu kuat, dan dampak dari peristiwa itu sangat besar, maka keterkaitan dan pengaruh mereka kepada masa itu juga besar dan kuat pula.

Dari sini akan menjadi jelas, bahwa tujuan pokok diangkatnya permasalahan ini adalah untuk mengkaitkan umat dengan sejarah, dan mengandalkan pemahaman kepekaan keagamaan mereka dengan peristiwa-peristiwa bersejarah yang bernuansa agama.

Memang benar, bahwa cara berdakwah seseorang untuk memberikan pengertian kepada kebenaran amatlah beragam. Mereka sangat beragam dalam mengantarkan kepada sebuah pemahaman yang benar dan tidak mungkin menggunakan metode yang tunggal, akan tetapi tujuan pokok adalah satu, tidak mungkin ada perbedaan diantara mereka.

Sesungguhnya ketika kita mengajak untuk mengkaitkan umat dengan sejarah dengan cara mempergunakan sebaik-baiknya kesempatan emas pada momentum tertentu yang pernah diukir oleh sejarah, sesungguhnya kita pada dasarnya (yang terjadi) adalah hanya mengajak kepada kebenaran yang hakiki, akidah yang benar, jalan yang lurus dan fithroh yang sejati. Karena hal tersebut adalah merupakan sejarah dalam kehormatan kita.

Dari kaidah di atas, kita selalu berpacu untuk mengajak kepada setiap kebaikan dan kebenaran yang sesungguhnya atas izin Allah adalah bisa diterima karena berdiri di atas kaidah ushuliyah yang unifersal. Seraya kita raih kesempatan-kesempatan emas tersebut di setiap momentum dengan semangat yang berkobar untuk mengingat sejarah dan masa lalu yang cemerlang agar diingat kembali dalam hati sanubari sebagai suatu pelajaran yang amat berharga.

Hal tersebut adalah suatu pembelajaran ilmiah yang mana perguruan tinggi manapun berikut para dosennya tidak akan mampu menyampaikan mata kuliah, atau sekolah manapun dengan berbagai macam metode dan sistemnya tidak akan mampu menjadikan manusia seakan-akan hidup, mengalami dan merasakan sebuah peristiwa yang sudah jauh berlalu baik secara sentuhan hati maupun akal pikiran.

Sesungguhnya ketika kita merayakan peringatan maulid, peringatan hijrah, peringatan isro’ dan mi’roj atau momentum bulan Sya’ban, hanyalah ingin mengajak manusia kepada suatu keterkaitan dan kesinambungan jiwa, hati dan imejensi mereka dengan hakikat peristiwa-peristiwa bersejarah yang memenuhi dan menghiasi sepanjang masa. Hal tersebut bukan berarti kita mengkultuskan masa, atau mempertahankannya. Akan tetapi, hal itu dilakukan sebagai bentuk pengagungan kepada Allah Dzat yang menciptakan suatu masa dan wahana. Suatu pengagungan hamba kepada Allah Tuhan yang Maha Pencipta. Disamping itu,.

juga sebagai bentuk pengagunyan kepada seseorang yang menjadi scbab terjadinya suatu peristiwa, dan mempunyai peran dan andil dalam suatu peristiwa, Scbayai bentuk penghormatan kepada scorang yang mencintai terhadap yang ia cintai, penghormatan kepada seseorang yang mempunyai apa sih lo sebuah keagungan karena ia telah dipilih dan dijadikan Allah untuk mengukir sebuah peristiwa besar yang bersejarah.

Kami kadang-kadang merasa heran dengan beberapa pemikiran yang sangat sempit yang suka melupakan pemeran utama suatu peristiwa bersejarah. Yang mana sejarah tersebut terjadi karenanya, untuknya, bersamanya dan berkaitan dengannya. Suatu pemikiran yang hanya memandang sebuah peristiwa dari segi suatu kejadian (tanpa menghiraukan pemeran utama suatu peristiwa). Demikian itu tanpa ragu lagi adalah merupakan hakikat bid’ah, bahkan merupakan kebodohan yang fundamental serta kedangkalan berpikir.

Sesungguhnya kita tidak mengagungkan sebuah masa, karena hanya sebuah masa itu sendiri, atau mengagungkan suatu tempat karena hanya sebatas tempat itu sendiri. Dan jika demikian adanya, maka menurut kami itu adalah merupakan kategori syirik.

Akan tetapi, kami memandang lebih jauh dan lebih besar, serta lebih tinggi daripada sekedar pengagungan tersebut. Kita tidak mengagungkan dan menghormati seseorang hanya karena fisik dan dzatnya, Akan tetapi lebih daripada itu, kita justru melihat kepada maqom, derajat, kemuliaan, kecintaan, dan lain-lain. Apakah perbuatan seperti itu berdosa?

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker