Kitab Tauhid

Kitab Aqidah Islamiyah Karya Sayyid Sabiq

Terjemahan.ahmadalfajri.comKitab Aqidah Islamiyah Karya Sayyid Sabiq

Kitab Aqidah Islamiyah Karya Sayyid Sabiq

    Pengantar

    Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang” ,

    Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.

    Amma ba’du.

    Sebenarnya segala kenikmatan yang oleh Tuhan dikeruniakan kepada ummat manusia, baik yang berupa kenikmatan materi atau kebendaan serta kenikmatan rohaniah atau kesucian jiwa itu rasanya baiklah dikembalikan saja kepada para pahlawan yang secara gagah perkasa sekali telah berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, sebab mereka itulah yang nyata-nyata telah mengenyamnya.

    Pahlawan-pahlawan itu hatinya telah dipenuhi dengan keimanan, jiwanya diisi padat-padat dengan keyakinan. Mereka malahan gemar melibatkan dirinya dalam berbagai perjuangan, baik jihad terhadap nafsu ataupun terhadap musuh yang sesungguhnya. Disamping itu merekapun tidak henti-hentinya memberikan pengurbanan-pengurbanan untuk membela yang hak dan benar, juga untuk mencapai taraf kehidupan yang baik dan layak setapak demi setapak maju kemuka.

    Amat mungkin sekali bahwa kenikmatan-kenikmatan yang telah dicapai itu akan makin berlipat ganda, yang sebuah disusul pula dengan kerunia yang lainnya, andaikata akidah yang dimiliki itu tetap tidak berubah sebagaimana keadaannya semula, tinggi, luhur, bersih dan suci. Juga masih dipertahankan kemurniannya oleh golongan yang benar-benar ikhlas, sekalipun amat kecil jumlahnya.

    Tetapi sayangnya bahwa ‘akidah itu sudah dicampuri — Secara keseluruhan — oleh pemikiran-pemikiran yang diada-adakan oleh manusia, bahkan ada yang dinodai oleh sekumpulan pendapat yang tidak mencerminkan keyakinan yang hak. Oleh sebab itu, lalu tidak dapat mendalam sampai ke dasar jiwa dan tidak pula dapat mengarahkan ke jurusan yang bermanfaat dalam kehidupan ini, juga tidak dapat memberi pertolongan untuk dijadikan pendorong guna menempuh jalan yang suci yang mencerminkan kemurnian peri kemanusiaan serta keluhuran rohaniah.

    Sementara itu kemajuan materi sudah merayap ke segenap penjuru dari seluruh bidang kehidupan, sehingga kesannya amat terasa sekali dalam akal dan jiwa. Sampai-sampai ‘akidah keagamaan — sebagaimana keadaannya yang sudah kami uraikan diatas — tidak tahan lagi berhadapan dengan kekuatan ilmu pengetahuan yang terus mendesak, agaknya silau untuk berhadapan dengan berbagai pemecahan ilmiah yang datang bertubi-tubi setiap hari.

    Akhirnya ‘akidah yang sedemikian itu dihinggapi oleh suatu tekanan yang keras sekali, digoncangkan secara dahsyat dan ditusuk dengan berbagai pendapat yang runcing yang hampir-hampir akan menyebabkan kebinasaan dan lenyapnya. Dilain fihak disana-sini terdengarlah suara yang memanggil-manggil untuk mengajak kembali kepokok pangkal agama yang aseli, berpegang erat-erat kepada ‘akidah yang diwariskan oleh para nabi dan rasul Tuhan, sebelum kegelapan materi itu merajalela di segenap sudut kehidupan di alam semesta ini dan juga sebelum kesesatan bersitegang urat leher diseluruh penjuru dunia, sehingga tidak seorangpun akan dapat melawannya nanti. Namun amat disayangkan sekali bahwa suara-suara itu belum dapat mencapai sasarannya, belum dapat merealisasikan tujuannya dan belum kuasa mentahkikkan apa yang dicita-citakannya. Sebabnya ialah karena suara-suara itu tidak mempunyai suatu pendukung yang berdiri sekokoh-kokohnya, yang dapat benar-benar memuaskan, juga berkekuatan teguh dan pula alat-alat yang cukup sempurna. Sebab andaikata kekuatan yang teguh dan alat-alat yang sempurna itu ada, tentulah dapat mengeluarkan suara yang nyaring, keras, didengarkan, diikuti dan diperkatikan secara nyata. Selain itu, para penganjur yang memberikan dakwah dan penerangan dalam hal-hal yang berhubungan erat dengan ‘akidah-‘akidah itu tidak mampu untuk menunjukkan mutu yang tinggi dan nilai yang berharga dan murni yang dapat menanamkan kesan yang meresap dalam akal fikiran serta hati ummat manusia.

    Dalam pada itu ilmu pengetahuan modern dengan penemuan-penemuannya yang serba baru menempuh jalannya sendiri dan agaknya dapat memberikan kenyataan kepada ummat manusia perihal kelezatan-kelezatan materi yang segera dapat dikenyam, juga dapat menyempurnakan kesenangan mereka dengan mengeluarkan sebanyak mungkin kemanfaatan yang terkandung dalam benda-benda yang ada di alam semesta ini. Digalilah berbagai kegunaan, kebaikan dan penghasilan dari apa-apa yang maujud itu dengan berdasarkan ilmu pengetahuan yang modern tersebut.

    Namun demikian, sekalipun ilmu pengetahuan tadi sudah melangkah terlampau jauh menempuh berbagai jalan untuk memperkembangkan pengaruhnya, tetapi masih juga tidak dapat memberikan kepuasan ummat manusia dalam hal keamanan dan kesejahteraan, tidak pula dapat melimpahkan kemesraan dan kecintaan, kesayangan dan keibaan, sikap tolong-menolong dan mendahulukan kepentingan masyarakat ramai, bahkan tidak kuasa pula mengisi didikan dalam jiwa atau meluruskan akhlak yang sudah rusak. Oleh sebab hal-hal yang sedemikian ini, lalu ummat manusia dihinggapi oleh suatu kelumpuhan yang menguatirkan sekali akibat berlebihnya keluasan akal fikiran disamping kesempitan hati nurani.

    Sebenarnya ummat manusia seluruhnya di dunia pada zaman kita sekarang ini: memiliki ilmu pengetahuan yang berlimpah ruah dan akal fikiran yang amat luas, tetapi boleh dikatakan masih dalam periode kanak-kanak yang baru tumbuh, dan oleh karena itu mungkin akan merupakan suatu bahaya terhadap jiwa perikemanusiaan bahkan bahaya itu mungkin akan mengenai seluruh manusia pada umumnya.

    Oleh sebab itu, maka sangat penting sekali mengadakan perubahan secara radikal terhadap jiwa manusia itu dengan jalan menanamkan ‘akidah yang benar dan sehat yang tidak tercampur dengan pemikiran-pemikiran yang dibuat-buat oleh siapapun dan tidak pula diselundupi oleh pendapat dan pengaruh hawa nafsu.

    Benar-benar suatu kerunia dan keutamaan Allah Ta’ala bahwa ‘akidah ini masih dapat berwujud tetap dalam kemurnian, kesucian, kelengkapan dan kebersihannya.

    Sesungguhnya yang menjamin untuk tetap terang benderangnya ‘akidah itu, sesuai dengan wahyu yang benar. benar dari Tuhan adalah kitab suci Al Qur’an  sendiri yang tidak akan dihinggapi oleh kebatilan, baik dari manapun datangnya, dari muka atau belakang. Disamping itu juga dijamin kesuciannya oleh hadits-hadits shahih yang memberikan ketetapan dan kemantapan yang tidak mungkin disusupi oleh sangkaan-sangkaan atau perkira-kiraan belaka.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21Laman berikutnya
    Show More

    Related Articles

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back to top button

    Adblock Detected

    Please consider supporting us by disabling your ad blocker