Kitab Tauhid

Terjemahan Syarah Lum’atul I’tiqad

terjemahan.ahmadalfajri.comTerjemahan Syarah Lum’atul I’tiqad

Terjemahan Syarah Lum'atul I'tiqad

Muqaddimah Penerjemah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:

Alhamdulillah telah selesai penggarapan terjemah kutaib (kitab kecil) dari matan kitab aqidah yang terkenal Lum’atul I’tiqad al-Hadi ila Sabilir Rasyad (لمعة الاعتقاد الهادي إلى سبيل الرشاد) “Bekal Keyakinan yang Membimbing ke Jalan Petunjuk” yang disusun oleh Imam Muwaffiquddin al-Allamah al-Alim Abu Muhammad ‘Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Maqdisi (w. 620 H).

Matan ini termasuk jajaran matan aqidah yang banyak dikaji maupun disyarah oleh para ulama karena ringkas dan selamat.

Kitab ini membahas beberapa pokok masalah aqidah terutama cara yang benar memahami sifat-sifat Allah.

Dalam menerjemahkan digunakan naskah ‘Arab terbitan Darul Huda Riyadh cet. ke-3 th. 1421 H/2000 M. Lafazh dalam kurung tutup “[]” adalah tambahan dari penerjemah meliputi judul dan takhrij hadits.

Tentunya di sana-sini masih terdapat kekurangan dan cacat, semoga Allah mengampuni kesalahan penerjemah, dan bagi penuntut ilmu dan guru untuk berkenan mengoreksinya dan dikirim ke 085730 219208. Jazakumullah khairan.

Surabaya, Shafar 1437 H/Nopember 2015
Abu Zur’ah Ath-Thaybi

Muqaddimah Penulis

بسم الله الرحمن الرحيم

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْمَحْمُودِ بِكُلِّ لِسَانٍ، اَلْمَعْبُودِ فِي كُلِّ زَمَانٍ، اَلَّذِي لَا يَخْلُو مِنْ عِلْمِهِ مَكَانٌ، وَلَا يَشْغَلُهُ شَأْنٌ عَنْ شَأْنٍ، جَلَّ عَنْ اَلْأَشْبَاهِ وَالْأَنْدَادِ، وَتَنَزَّهَ عَنْ اَلصَّاحِبَةِ وَالْأَوْلَادِ، وَنَفَذَ حُكْمُهُ فِي جَمِيعِ اَلْعِبَادِ، لَا تُمَثِّلُهُ اَلْعُقُولُ بِالتَّفْكِيرِ، وَلَا تَتَوَهَّمُهُ اَلْقُلُوبُ بِالتَّصْوِيرِ

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji milik Allah yang Maha Terpuji lewat setiap lisan, Yang disembah di setiap waktu, Yang tidak ada tempat manapun yang bebas dari ilmu-Nya. Dia tidak disibukkan oleh urusan demi urusan. Dia Mahatinggi dari segala bentuk keserupaan dan tandingan. Dia tersucikan dari istri dan anak. Hukum-Nya berlaku kepada seluruh hamba. Akal pikiran tidak bisa menggambarkan-Nya, tidak pula hati bisa membayangkannya dengan khayalan.

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11]

“Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” [QS. Asy-Syura: 11]

لَهُ اَلْأَسْمَاءُ اَلْحُسْنَى وَالصِّفَاتُ اَلْعُلَا: {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى * لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى * وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى} [طه: 5 – 7]

Dia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. “Ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy. Milik-Nya segala di langit dan di bumi serta di antara keduanya juga di perut bumi. Jika kamu mengeraskan suara sungguh Dia mengetahui apa yang nampak dan tersembunyi.” [QS. Thaha [20]: 5-7]

أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا، وَقَهَرَ كُلَّ مَخْلُوقٍ عِزَّةً وَحُكْمًا، وَوَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا: {يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا} [طه: 110]

Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia menguasai seluruh makhluk dengan keperkasaan dan hikmah. Rahmat dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. “Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan apa yang ada di belakang mereka dan mereka tidak bisa menjangkau ilmu-Nya.” [QS. Thaha [20]: 110]

مَوْصُوفٌ بِمَا وَصَفَ بِهِ نَفْسَهُ فِي كِتَابِهِ اَلْعَظِيمِ وَعَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ اَلْكَرِيم

Dia disifati dengan sifat yang ditentukan sendiri oleh-Nya di Kitab-Nya yang agung dan lewat lisan Nabi-Nya yang mulia.

[Wajib Beriman Kepada Kabar al-Qur`an dan Hadits Shahih Tentang Sifat]

وَكُلُّ مَا جَاءَ فِي اَلْقُرْآنِ أَوْ صَحَّ عَنْ اَلْمُصْطَفَى عَلَيْهِ اَلسَّلَامُ مِنْ صِفَاتِ اَلرَّحْمَنِ وَجَبَ اَلْإِيمَانُ بِهِ، وَتَلَقِّيهِ بِالتَّسْلِيمِ وَالْقَبُولِ، وَتَرْكُ اَلتَّعَرُّضِ لَهُ بِالرَّدِّ وَالتَّأْوِيلِ وَالتَّشْبِيهِ وَالتَّمْثِيلِ

Setiap kabar al-Qur`an dan hadits shahih tentang sifat-sifat ar-Rahman wajib diimani dan diterima dengan pasrah dan tidak mempertentangkannya dengan menolak, mentakwil, tasybih, dan tamtsil.

وَمَا أَشْكَلَ مِنْ ذَلِكَ وَجَبَ إِثْبَاتُهُ لَفْظًا، وَتَرْكُ اَلتَّعَرُّضِ لِمَعْنَاهُ، وَنَرُدُّ عِلْمَهُ إِلَى قَائِلِهِ، وَنَجْعَلُ عُهْدَتَهُ عَلَى نَاقِلِهِ، اِتِّبَاعًا لِطَرِيقِ اَلرَّاسِخِينَ فِي اَلْعِلْمِ، اَلَّذِينَ أَثْنَى اَللَّهُ عَلَيْهِمْ فِي كِتَابِهِ اَلْمُبِينِ بِقَوْلِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: {وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا} [آل عمران: 7]

Apa yang tersamar dari kabar tersebut maka wajib menetapkannya secara lafazh dan tidak menolak maknanya dan mengembalikan ilmunya kepada Pengucapnya. Kita menyerahkannya kepada penukilnya untuk meneladani jalan orang-orang yang dalam keilmuannya yang Allah puji mereka dalam Kitab-Nya yang jelas dalam firman-Nya subhanahu wa ta’ala, “Dan orang-orang yang dalam ilmunya berkata, ‘Kami beriman kepadanya karena semuanya berasal dari sisi Rab kami.’” [QS. Ali Imran [3]: 7]

وَقَالَ فِي ذَمِّ مُبْتَغِي اَلتَّأْوِيلِ لِمُتَشَابِه تَنْزِيلِهِ: {فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ} [آل عمران: 7]

Allah berfirman mencela orang-orang yang suka mencari-cari takwil ayat-ayat mutasyabihat (masih tersamar), “Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada ‘zaigh’ (penyimpangan/kesesatan/kekufuran) akan mengikuti yang samar-samar untuk mencari-cari fitnah dan mencari-cari takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.” [3:7]

فَجَعَلَ اِبْتِغَاءَ اَلتَّأْوِيلِ عَلَامَةً عَلَى اَلزَّيْغِ, وَقَرَنَهُ بِابْتِغَاءِ اَلْفِتْنَةِ في الذم، ثم حجبهم عما أملوه، وقطع أطماعهم عما قصدوه، بقوله سبحانه: {وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ}

Dia menjadikan mencari-cari takwil sebagai tanda zaigh dan mengiringinya dengan mencari-cari fitnah dalam celaan. Kemudian Dia menghalangi mereka dari cita-cita itu dan memutus ketamakan mereka dari yang mereka inginkan itu lewat firman-Nya, “Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.” [3:7]

1 2 3 4 5 6 7 8 9Laman berikutnya
Show More

Related Articles

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker