
Disyaratkan tertib dalam beriman. Oleh karena itu tidak sah beriman kepada Nabi terlebih dahulu sebelum beriman kepada Allah, juga tidak disyaratkan beruntun (setelah beriman kepada Allah swt, lalu beriman kepada Rasulullah) juga tidak disyaratkan mengucapkan syahadat dengan bahasa arab sekalipun orang yang masuk Islam itu bisa mengucapkan dua kalimat syahadat dengan bahasa arab,
Bagi seorang kafir yang masuk Islam hendaknya mengerti arti dua kalimat syahadat yang dia ucapkan, yaitu tidak ada Tuhan yang disembah dengan benar di alam ini kecuali Allah Yang Maha Esa.
Bagi seorang musyrik yang masuk Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, harus ditambah aku ingkar terhadap Tuhan-Tuhan yang telah kujadikan sekutu dan aku telah lepas dari seluruh agama yang bertentangan dengan agama Islam. Jadi seorang musyrik tidak dikatakan mu’min, sehingga mengucapkan kalimat tersebut setelah bacaan dua kalimat syahadat.
Demikian menurut keterangan yang terdapat di Kitab Raudhah dan Ubab. Namun menurut sebagian pendapat ulama yang lain. Tambahan tersebut tidak diwajibkan Ketahuilah bahwa pengertian iman kepada Allah swt adalah beritikad bahwa sesungguhnya Tuhan adalah tunggal, esa, tidak ada yang menyamai padaNya baik sifat maupun Dzat-Nya, tidak ada sekutu dalam ketuhananNya.
Maksud ketuhanan di sini adalah yang berhak di sembah. Juga percaya bahwa Allah swt itu qadim (dahulu) tidak ada permulaannya dan kekal tidak ada batas akhirnya. Juga beriman kepada para malaikat, bahwa mereka itu makhluk yang mulia, tidak pernah durhaka terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah swt kepada mereka, mereka selalu mengerjakannya dengan baik, dan benar apa yang diberitakan oleh mereka.
Beriman pula kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah swt, percaya bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah swt yang ‘azali yang berdiri sendiri, tidak menggunakan huruf dan suara dan apa yang dimuatnya adalah benar. Dan sesungguhnya Allah swt menurunkan kitab-Nya kepada sebagian rasul dahulu dengan menggunakan lafaz yang tertulis pada papan atau dengan melewati lidah malaikat.
Beriman kepada para rasul, percaya bahwa mereka itu diutus oleh Allah swt kepada manusia dan mereka dibersihkan dari perbuatan yang tidak layak dan kekurangan. Jadi mereka terjaga dari perbuatan dosa kecil atau dosa besar, sebelum diangkat menjadi nabi atau sesudahnya.
Beriman kepada hari akhir, ia dimulai dari hari kematian sampai akhir apa yang terjadi di dalamnya. Seseorang hendaknya mempunyai i’tikad bahwa hari akhir itu ada dan percaya apa yang terjadi di dalamnya seperti pertanyaan dua-malaikat munkar dan nakir, kenikmatan dan siksaan di alam kubur, hari kebangkitan, balasan perbuatan manusia di dunia, hisab, timbangan amal perbuatan, jembatan di atas neraka jahanam, surga neraka dan lain-lain.
Beriman kepada Takdir, percaya bahwa apa yang telah ditakdirkan oleh Allah swt pada zaman ‘azali mesti terjadi dan apa yang tidak ditakdirkan tidak akan terjadi. Percaya bahwa Allah swt telah mentakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk dan sesungguhnya terciptanya seluruh alam ini dengan qadha’ dan takdir-Nya
lianurhayani@gmail.com