Terjemah.ahmadalfajri.com | Terjemahan Kitab Futuhul Ghaib
- Mukadimah
- 01 Tiga Hal Wajib Bagi Seorang Mukmin
- 02 Saling Menasihati Untuk Berbuat Baik
- 03 Menyatu dengan Ketetapan-Nya
- 04 Sirnanya segala Petaka
- 05 Berpaling dari Kefanaan Dunia
- 06 Berpaling dari Tipu Daya Makhluk
- 07 Menghapus Kesedihan Hati
- 08 Mendekat Kepada Allah
- 09 Penyingkapan dan Pengalaman Ruhani
- 10 Hawa Nafsu adalah Musuh Allah
- 11 Keutamaan Sabar dan Syukur
- 12 Memperbudak Harta, Menjadi Abdi Allah
- 13 Berserah Pada Allah swt.
- 14 Mengikuti Spiritualitas Hamba Allah Sejati
- 15 Ketakutan dan Harapan
- 16 Tawakal dan Tingkatan
- 17 Cara Sampai Kepada Allah Melalui Mursyid
- 18 Larangan Mengeluh
- 19 Menundukkan Hasrat,
- 20 Tinggalkan Semua yang Meragukanmu
- 21 Berbincang dengan Iblis
- 22 Orang Mukmin Diuji Sesuai Kadar Imannya
- 23 Rela Dengan Pembagian Allah
- 24 Taat kepada Allah Sekuat Tenaga
- 25 Menanam Pohon Iman
- 26 Allah swt. telah Menentukan
- 27 Semakin Tinggi Kedudukan Ruhani, Semakin Kencang Ujian yang Menghampiri
- 28 Menjadi Hamba Merdeka
- 29 Kemiskinan Rawan Menjadi Kekufuran
- 30 Kesabaran Sumber segala Kebaikan
- 31 Cinta dan Benci karena Allah dan Rasul-Nya
- 32 Tidak Menduakan Cinta-Nya
- 33 Empat Jenis Manusia
- 34 Jangan Marah Kepada Allah
- 35 Menjauhkan Diri
- 36 Menjadi Hamba Pilihan-Nya di Dunia dan Akhirat
- 37 Kedengkian Melenyapkan Kebijakan
- 38 Mengesakan Tuhan
- 39 Bahaya Beramal dengan Nafsu
- 40 Berpaling dari Selain Allah swt.
- 41 Melihat Fana Bekerja
- 42 Dua Kondisi Jiwa Manusia
- 43 Pantang Meminta kepada Selain-Nya
- 44 Sebab Tidak Dikabulkannya Doa Seorang ‘Arif
- 45 Nikmat dan Ujian
- 46 Diberi yang Terbaik tanpa Diminta
- 47 Mendekatkan Diri
- 48 Mengutamakan yang Wajib
- 49 Sedikitkan Tidur
- 50 Cara Mendekatkan Diri Kepada-Nya
- 51 Keistimewaan Zuhud
- 52 Sebab Ditimpakannya Musibah Pada Sekelompok Orang yang Beriman
- 53 Fana dalam Kehendak Allah swt.
- 54 Menghindarkan Ketenangan dengan Kezuhudan
- 55 Meninggalkan Kesenangan Hidup
- 56 Meluruhkan Diri dari Selain-Nya
- 57 Menyelaraskan Diri dengan Takdir Ilahi
- 58 Menerangi Diri dengan Cahaya Iman
- 59 Menerima Ujian dan Mensyukuri Nikmat
- 60 Yang Tersisa Hanyalah Tauhid dan Ibadahmu
- 61 Mengetuk Ambang Pintu Ruhani Para Nabi
- 62 Allah Mencintai yang Tunggal dan
- 63 Salah Satu Jenis IImu Makrifat
- 64 Kematian Tanpa Kehidupan dan Kehidupan Tanpa Kematian
- 65 Allah Tidak Akan Menzalimi Hamba-Nya
- 66 Adab dalam Berdoa
- 67 Kiat Melawan Hawa Nafsu
- 68 Tidak Ada yang Mampu Menolak Takdir kecuali Doa
- 69 Hal-hal yang Bisa Kita Minta dari Allah
- 70 Bersyukur dan Mengakui Kekurangan
- 71 Dunia adalah Ladang Akhirat
- 72 Melihat dengan Pandangan Rahmat
- 73 Kemarahan Para Wali
- 74 Bukti-bukti Allah Esa
- 75 Delapan Fondasi Tasawuf
- 76 Akhlak Para Pencari Tuhan
- 78 Menjadi Ulul ‘Azmi
- Wasiat Syekh Abdul Qadir Untuk Anak-anaknya
Mukadimah
Syekh Abdur Razzaq, putra Syekh Abdul Qadir al-Jailani menuturkan, ayahnya yang merupakan sang pengukuh para imam, junjungan berbagai golongan, Abu Muhammad Muhyiddin Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ash-Shiddiqi bin Abu Shalih Musa Janaki Dausat bin Imam Abdullah bin Imam Yahya az-Zahid bin Imam Muhammad bin Imam Daud bin Imam Musa bin Imam Abdullah bin Imam Musa al-Jun bin Imam Abdullah al-Mahdh bin Imam Hasan al-Mutsni bin Amirul Mukminin Sayyidina Hasan as-Sabth bin Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah, Sang Imam yang gagah berani, singa Allah yang menang, dan kebanggaan Bani Ghalib—semoga Allah ridha kepada mereka semua—berkata:
Segala puji bagi Allah, baik di permulaan maupun di akhir, baik lahir maupun batin, sebanyak jumlah makhlukNya, sepanjang kalimat-kalimat-Nya, seberat singgasanaNya, sebanyak keridhaan diri-Nya, sejumlah bilangan genap dan ganjil, sejumlah semua perkara yang basah dan kering, dalam kitab (Lauh mahfuzh)-Nya, dan sebanyak seluruh ciptaan-Nya. Dia-lah Tuhan yang tiada satu pun serupa dengan-Nya sampai kapan pun, selamanya. Tuhan yang Maha Baik, Maha Memberkati. Dia-lah Tuhan yang mencipta, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya). Dia pulalah yang menentukan takdir (masing-masing ciptaan-Nya) dan memberi petunjuk.
Dialah yang mematikan dan menghidupkan, membuat tawa dan tangis, mengangkat dan merendahkan, mengasihi dan menghinakan, memberi makan dan minum, membuat bahagia dan sengsara, menahan dan memberi. Dialah Dzat yang mampu menegakkan tujuh lapis langit berdiri kokoh dengan kalimat-Nya, gunung-gunung kokoh berdiri, dan bumi yang terbentang berputar tenang.
Tak satu pun makhluk dibuat putus asa dari rahmat-Nya, tak satu pun selamat dari tipu daya, kemarahan, takdir, tindakan, dan perintah-Nya. Tak seorang pun yang terbebas dari kewajiban untuk menyembah-Nya, dan tidak satu pun makhluk yang tidak merasakan nikmat-Nya. Dia Maha Terpuji dengan segala pemberian-Nya, Maha Disyukuri atas segala (mala petaka) yang disingkirkan-Nya.
Semoga shalawat senantiasa terlimpah kepada Nabi Pilihan-Nya. Nabi yang memberikan petunjuk kepada siapa pun yang mengikutinya, dan siapa yang berpaling darinya, pasti tersesat dan terlempar. Dialah Nabi yang jujur dan dapat dipercaya, yang zuhud terhadap dunia, yang senantiasa mencari dan menginginkan berada di sisi Tuhan yang Maha Tinggi, yang terpilih di antara makhluk-makhluk-Nya, terseleksi dari seluruh manusia. Dialah Nabi yang dengan cintanya kebenaran tiba, dengan kehadirannya angkara murka lenyap tak tersisa, dan dengan cahayanya bumi terang bercahaya.
Shalawat paling sempurna dan keberkatan paling baik. paling suci, dan paling tinggi semoga tercurah pula kepadanya, juga kepada keluarganya yang baik, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan. Merekalah orang-orang yang paling baik tindak tanduknya kepada Allah, paling lurus ucapannya, dan paling benar jalannya.
Sembah-simpuh kita, doa kita, dan tempat kembali kita hanyalah kepada Allah swt. Dialah Dzat yang membentuk, menciptakan, memberi rezeki, memberi makan, memberi minum, memberi manfaat, menjaga, melindungi, dan menghidupkan kita. Dialah yang melindungi dan menjaga kita dari segala hal yang menyakiti dan buruk bagi kita. Semua itu Dia lakukan dengan kasih sayang dan anugerah-Nya, dengan cara menjaga kita secara terus menerus dalam setiap ucapan dan perbuatan, yang rahasia dan yang nyata, yang lahir maupun batin, kesempitan maupun kelapangan, serta nikmat maupun kepedihan dan kesakitan.
Allah swt. Maha Melaksanakan segala yang Dia kehendaki, Maha Mengadili sesuai kehendak-Nya, Maha Mengetahui segala yang tersembunyi, Maha Mengetahui segala kondisi dan keadaan, baik itu kemaksiatan, ketaatan maupun ibadah. Dia Maha Mendengar segala suara, Maha Mengabulkan segala doa bagi siapa saja yang Dia kehendaki, tanpa pertentangan dan keraguan sedikit pun.
Amma ba’du. Nikmat yang diberikan Allah kepadaku sangatlah banyak lagi terus- menerus, baik pada pertengahan malam, penghujung siang, setiap waktu, setiap lintasan pikiran, maupun pada segala kondisi. Hal ini sebagaimana firman-Nya,
“Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan dapat
menentukan jumlahnya.” (QS. an-Nahl [16]: 18)
“Nikmat (karunia) apa saja yang ada pada kalian, dari Allah (datangnya).” (QS. an- Nahl [16]: 53)
Tanganku, hatiku, dan lisanku tak kuasa menghitung-hitung semua nikmat itu. Segala hitungan tak akan mampu mencapai jumlah nikmat-nikmat itu, akal pikiran tak akan mampu menjangkaunya, hati tak akan mampu membayangkannya, dan lisan tak akan mampu mengungkapkannya. Di antara nikmat-nikmat yang tak dapat diungkapkan oleh lisan, dinyatakan dengan ucapan, ditulis dengan tangan, dan ditafsirkan dengan penjelasan itu adalah kalimat-kalimat yang ditampakkan kepada saya dari penyingkapan-penyingkapan gaib (futuh al-ghaib) yang merasuk ke dalam relung jiwaku. Kalimat-kalimat itu melampaui segala ruang, sari patinya dihasilkan dan ditampakkan oleh shidq al-hal (kondisi spiritual yang mantap). Penampakan ini dikendalikan oleh kelembutan Dzat yang Maha Memberi anugerah dan rahmat Tuhan seluruh manusia di dalam firman-Nya yang Maha Benar, bagi para pencari-Nya.
One Comment