Terjemahan Kitab Kuning | Terjemah Kitab Risalah Mudzakarah
PENDAHULUAN
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
“Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 32)
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan manusia dari tanah, menjadikan keturunannya dari air yang hina, mengeluarkan orang-orang beriman -yang saling berwasiat akan kebenaran dan kesabarandari golongan orang-orang yang merugi. Dialah yang mengecualikan mereka, orang-orang beriman, setelah meratakan kerugian kepada semua manusia, dan yang telah memerintahkan para hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Allah SWT telah mengabarkan kepada umat manusia bahwa orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah orang yang paling bertakwa. Allah SWT juga telah mengabarkan bahwa Dialah yang memelihara orang-orang yang bertakwa dan bahwa sesungguhnya tiadalah jin dan manusia diciptakan selain agar mereka menyembah-Nya dan bukan hanya untuk memakmurkan dunia dan mengumpulkan harta.
Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah aku diberi wahyu agar aku mengumpulkan harta menjadi seorang pedagang, tetapi agar kamu bertasbih memuji Tuhan kamu dan jadilah orang-orang yang bersujud, dan sembahlah Tuhanmu sampai kematian menjemputmu.”
Jika demikian maka kebahagiaan dan kesempurnaan setiap orang terletak pada keteguhannya dalam menjalankan perintah agama, mengemban amanat sebagai khalifah Allah di muka bumi, serta meninggalkan apa saja yang dapat menghalanginya dari tugas itu, baik itu berupa tipu daya orang-orang yang tersesat maupun kenistaan orang-orang yang keluar dari jalan Allah.
Semoga shalawat dan salam senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, pemimpin para rasul dan penutup para nabi, yang telah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Demikian pula, semoga limpahan shalawat dan salam itu Allah anugerahkan kepada seluruh keluarga dan sahabat Rasulullah serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan sebaik-baiknya sampai hari kiamat kelak.
Amma ba ‘du ….
Sesungguhnya kunci segala kebaikan terletak pada ketakwaan kepada Allah SWT secara lahir dan batin, baik dalam keadaan sendirian maupun ketika berada di tengah-tengah khalayak ramai.
Takwa adalah suatu sikap yang dengannya dapat terkumpul segala macam kebaikan di dunia dan akhirat. Hal ini disebabkan oleh keagungan takwa dalam kaca mata agama dan kebesarannya di sisi para ulama yang istigamah di jalan Allah. Para ulama sendiri sering menyampaikan pembahasan tentang ketakwaan di dalam khutbah dan ceramah-ceramah mereka. Karena ketakwaan adalah ringkasan segala kebaikan, para khatib senantiasa menyebutkannya dalam wasiat khutbah mereka. Para ulama besar pun sering mewasiatkan takwa kepada siapa saja yang meminta nasihat kepada mereka.
Takwa adalah wasiat Allah bagi orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang ada di akhir zaman. Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah memerintahkan kepada orangorang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, bertakwalah kepada Allah.” (QS. An-Nisa”: 131)
Di dalam perintah bertakwa, Allah SWT berfirman:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu.” (QS. An-Nisa’: 1) Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)
Allah 3 juga berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya.” (QS. Ali “Imran: 102)
Allah SWT juga berfirman:
“Dan bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesang-gupan.” (QS. At-Taghabun: 16)
Artinya: kerahkanlah segala kemampuan untuk mewujudkannya.
“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 7)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk bertakwa.
Allah SWT telah mengumpulkan bagi orang-orang yang bertakwa kebaikan dunia dan akhirat, di antaranya:
- Jalan keluar dari kesulitan dan rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya oleh mereka.
Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
- Mendapatkan petunjuk. Allah SWT berfirman:
“Kitab (Al-Our ‘an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)
- Ilmu Allah 4 berfirman:
“Dan bertakwalah kepada Allah: Allah mengajarmu.” (QS. Al-Baqarah: 282)
- Menemukan pembeda antara kebaikan dan keburukan dan mendapatkan pengguguran dosa serta pengampunan.
Allah SWT berfirman:
“Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furgan, dan mengampuni segala kesalahankesalahanmu dan mengampuni dosa-dosa (mu).” (QS. Al-Anfal: 29)
Sebagian ulama tafsir menyatakan : “Furqan berarti petunjuk bagi hati kalian agar kalian dapat membedakan antara yang benar dan yang batil.
- Mendapat perlindungan.
Allah SWT berfirman:
“Dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Jatsiyah: 19)
- Mendapat penyertaan Allah.
Allah SWT berfirman:
“Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 194)
Artinya kemenangan, pertolongan dan penjagaan.
- Mendapat keselamatan.
Allah SWT berfirman:
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.” (QS. Maryam: 72)
- Mendapat janji akan masuk surga Allah SWT berfirman:
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.” (QS. Muhammad: 15)
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Qalam: 34)
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).” (QS. Qaf: 31)
Dan masih banyak lagi kebaikan dan keutamaan yang agung serta berbagai macam karunia yang besar, dan sudahlah cukup mengenai kemuliaan takwa bahwa Allah SWT menyebutkannya di sembilah puluh tempat lebih di dalam kitab-Nya.
Adapun mengenai perintah bertakwa dan keutamaannya, Rasulullah Saw bersabda:
“Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah setelah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, niscaya ia akan menghapuskannya, dan perlakukan manusia dengan akhlak yang baik.”
Rasulullah Saw bersabda:
“Aku mewasiatkan kalian bertakwalah kepada Allah, mendengar dan patuhilah, meskipun kalian di bawah pemerintahan seorang budak Habasyah.”
Rasulullah Saw juga bersabda:
“Hati-hatilah terhadap api neraka meskipun dengan separo kurmg, kalau kalian tidak punya maka hendaknya dengan kata yang bijak.”
Rasulullah Saw selalu mengucapkan di dalam doanya:
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, keluhuran dan kekayaan.”
Dan Rasulullah Saw juga bersabda:
“Tidak ada kelebihan bagi seorang yang putih atas yang hitam, dan tidak ada kelebihan bagi seorang Arab di atas seorang ‘ajam (non Arab) melainkan dengan ketakwaan kepada Allah, kalian berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah.”
Rasulullah Saw pernah ditanya: “Siapakah manusia yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Yang paling bertakwa.”
Dan diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah engkau memakan kecuali hidangan orang yang bertakwa, dan jangan pula ada yang memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa.”
Aisyah berkata: “Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang membuat takjub hati Rasulullah Saw, dan tidak ada seorang pun yang dapat menarik simpatinya melainkan orang yang bertakwa.”
Imam Ali r.a berkata: “Sesungguhnya tidak akan celaka jika modal suatu kaum adalah ketakwaan.”
Qatadah berkata: “Tertulis di dalam kitab Taurat: “Bertakwalah engkau kepada Allah dan matilah engkau sesukamu.”
Al-A’masy berkata: “Barangsiapa yang modal utamanya adalah ketakwaan, maka lidah-lidah akan kepayahan dalam menggambarkan betapa beruntungnya ia.”
Bisyir Al-Hafi sering membawakan sebuah syair:
Kematian seorang yang bertakwa adalah kehidupan yang tiada akhirnya
Sungguh telah mati suatu kaum sedangkan mereka di kalangan manusia masih hidup
Keutamaan mengenai takwa dan orang-orang yang bertakwa masih banyak sekali untuk disebutkan. Imam Al-Ghazali telah berbicara lebar mengenai ketakwaan di dalam kitab Minhaj-nya dan kami telah merangkum pembicaraan beliau pada apa yang telah kami utarakan tadi.
One Comment