Surat Bani Israil atau Surat Al-Isra
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, dan di dalamnya terdapat tiga ayat yang di-mansukh.
Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu …. (Q.S. 17 Al-Isra, 23) sampai dengan firman-Nya:
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. 17 AlIsra, 24)
Sebagian dari hukum yang dikandungnya di-mansukh, sedangkan sebagian yang lainnya tidak, dan tetap masih berlaku menurut pengertian lahiriahnya. Hukum ayat ini bagi ahli Tauhid termasuk ayat yang muhkam, dan di-mansukh bagi orang yang musyrik. Adapun ayat yang me-mansukh-nya ialah. firman-Nya: .
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik. (Q.S. 9 At-Taubah, 113)
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
Tuhan kalian lebih mengetahui tentang kalian. (Q.S. 17 Al-Isra, 54) sampai dengan firman-Nya: –
Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka. (Q.S. 17 Al-Isra, 54)
Kedua ayat tersebut di-mansukh oleh Ayatus Saif,
Ayat yang ketiga ialah firman-Nya:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman”. (Q.S. 17 Al-Isra, 110) sampai dengan firman-Nya:
Dia mempunyai Al-Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik). (Q.S. 17 Al-Isra, 110)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lain yang terdapat di dalam surat Al-A’raf, yaitu oleh firman-Nya:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut …. (Q.S. 7 Al-A’raf, 205)
Surat Al-Kahfi
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah: dan semua ahli tafsir telah sepakat bahwa di dalam surat ini tidak terdapat ayat-ayat yang dimansukh. Hanya saja As-Saddi dan Qatadah berbeda pendapat, karena mereka telah mengatakan bahwa di dalam surat ini terdapat satu ayat yang dimansukh, yaitu firman-Nya:
maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. (QS. 18 Al-Kahfi, 29) Keduanya mengatakan bahwa ayat ini di-mansukh oleh ayat lain, yaitu oleh firman-Nya,
kecuali jika Allah menghendaki. (Q.S. 6 Al-An’am, 111)
Surat Maryam
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah dan di dalamnya terdapat lima ayat yang di-mansukh.
Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan. (Q.S. 19 Maryam, 39)
Ayat yang memerintahkan untuk memberi peringatan ini di-mansukh oleh Ayatus Saif. Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
maka mereka kelak menemui kesesatan. (Q.S. 19 Maryam, 59)
Al-Gayy ialah nama sebuah lembah yang terdapat di dasar neraka Jahannam. Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya melalui ungkapan istisna atau pengecualian, yaitu oleh firman-Nya:
kecuali orang yang bertobat. (Q.S. 19 Maryam, 60) Ayat yang ketiga ialah firman-Nya:
Katakanlah: “Barang siapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarkanlah Allah Yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya. (Q.S. 19 Maryam, 75)
Ayat ini di-mansukh oleh Ayatus Saif. Ayat yang keempat ialah firman-Nya:
Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka. (Q.S. 19 Maryam 84) Bagian awal ayat ini di-mansukh oleh Ayatus Saif.
Ayat yang kelima ialah firman-Nya:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) …. (Q.S. 19 Maryam, 59)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya melalui ungkapan istisna atau pengecualian, yaitu oleh firman-Nya:
Kecuali orang yang bertobat, beriman …. (4.3. 19 Maryam, 80) Hanya saja di dalam hal ini terdapat penyusunan yang didahulukan: atau dengan kata lain letak ayat yang me-nasikh didahulukan, sedangkan ayat yang di-mansukh disebutkan kemudian. Surat Taha Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, di dalamnya terdapat tiga ayat yang di-mansukh. Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu. (Q.S. 20 Taha, 114)
Kemudian makna ayat ini di-mansukh, tetapi lafaznya tidak, yaitu oleh firman-Nya: ,
Kami akan membacakan ( Al-Quran) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa. (Q.S. 87 Al-A’la, 6)
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan. (Q.S. 20 Taha, 130) Di dalam ayat ini yang menunjukkan makna bersabar, di-mansukh oleh ayat yang lain, yaitu oleh Ayatus Saif.
Ayat yang ketiga ialah firman-Nya:
Katakanlah: “Masing-masing (kita) menanti ….” (Q.S. 20 Taha, 135)
Semua kandungan ayat ini di-mansukh oleh ayat lain yaitu oleh Ayatus Saif.
Surat Al-Anbiya
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah: di dalamnya terdapat dua ayat yang di-mansukh.
Ayat yang pertama ialah firman-Nya: .
Sesungguhnya kamu sekalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, adalah makanan Jahannam …. (Q.S. 21 Al-Anbiya, 98)
Ayat yang kedua adalah ayat yang sesudahnya, yaitu firman-Nya:
Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Q.S. 21 Al-Anbiya, 99)
Kedua ayat tersebut di-mansukh oleh suatu ayat yang lain yaitu oleh firman-Nya:
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami …. (Q.S. 21 Al-Anbiya, 101)
Surat Al-Hajj
Surat ini termasuk surat Al-Qur’an yang amat ajaib karena, di dalamnya terdapat ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah, ada ayat-ayat yang diturunkan di tempat tinggal serta ayat-ayat yang diturunkan di dalam perjalanan, dan ada ayat-ayat yang diturunkan dalam masa peperangan serta ayat-ayat yang diturunkan di masa perdamaian, dan ada pula ayat-ayat yang diturunkan di malam hari serta ayat-ayat yang diturunkan di siang hari.
Adapun mengenai ayat-ayat Makkiyyah ialah mulai dari ayat tiga puluh hingga akhir surat, sedangkan mengenai ayat-ayat Madaniyyah dimulai dari ayat lima belas hingga ayat tiga puluh. Ayat-ayat yang diturunkan di malam hari ialah mulai dari ayat pertama hingga ayat lima, ayat-ayat yang diturunkan di siang hari. mulai dari ayat lima sampai dengan ayat dua belas. Ayat-ayat yang diturunkan sewaktu Nabi SAW. berada di tempat, mulai dari ayat pertama hingga ayat yang kedua puluh. Dikatakan Madaniyyah karena turunnya ayat-ayat tersebut di suatu tempat yang dekat dengan kota Madinah. Di dalam surat ini terdapat ayat yang me-nasikh dan ayat yang me-mansukh, mengenai ayat-ayat yang di-mansukh ada dua ayat.
Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan,
setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. (Q.S. 22 Al-Hajj 52)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh firman-Nya:
Kami akan membacakan ( Al-Quran) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa. (Q.S. 87 Al-A’1a, 6)
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
Dia memberi keputusan di antara mereka …. (Q.S. 22 Al-Hajj, 56)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh Ayatus Saif.
Surat Al-Mu-minun
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah: dan di dalamnya terdapat dua ayat yang di-mansukh.
Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu. (Q.S. 23 Al-Mu-minun 54)
Ayat ini di-mansukh hukumnya oleh ayat lain, yaitu oleh Ayatus Saif.
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
Tolaklah (perbuatan buruk mereka) dengan yang lebih baik. (Q.S. 23 AlMu-minun, 96) Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh Ayatus Saif.
Surat An-Nur
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Madaniyyah, di dalamnya terdapat tujuh ayat yang di-mansukh. Ayat yang pertama ialah firman-Nya:
dan janganlah kalian terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. (Q.S. 24 An-Nur, 4)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh firman-Nya:
kecuali orang-orang yang bertobat …. (Q.S. 24 An-Nur, 5)
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan-perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik. (Q.S. 24 An-Nur, 3)
Ayat Al-Qur’an ini termasuk ayat yang ajaib karena bentuk kalimatnya adalah kalimat Khabariyah atau kalimat berita, sedangkan maknanya adalah kalimat Insya’iyyah, yakni larangan. Makna yang dimaksud, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, ialah: Janganlah kalian mengawini perempuan yang berzina dan jangan pula perempuan yang musyrik. Pengertian serupa terdapat pula pada ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
agar kalian mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S. 65 At-Talaq, 12)
Makna yang dimaksud ialah Ketahuilah oleh kalian bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Ayat lainnya lagi yang mengandung pengertian yang sama ialah firman-Nya: – “
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. (Q.S. 33 Al-Ahzab, 40)
Makna yang dimaksud ialah katakanlah oleh kalian: “Dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi”.
Ayat lain yang me-mansukh surat An-Nur ayat 3 tadi ialah firman-Nya:
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian. (Q.S. 24 An-Nur, 32) Kata-kata nikah, pengertiannya terbagi menjadi lima bagian. Bagian yang pertama ialah nikah dalam pengertian akad, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian menikahi (berakad nikah dengan) perempuan-perempuan yang beriman …. (Q.S. 33 Al-Ahzab, 49)
Bagian yang kedua ialah nikah dalam pengertian menggauli, bukannya akad nikah, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Kemudian jika si suami menalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin (kemudian bersetubuh) dengan suami yang lain. (Q.S. 2 Al-Baqarah, 230)
Bagian yang ketiga ialah nikah dalam pengertian bukan bersetubuh dan bukan pula akad nikah, tetapi nikah dalam pengertian yang lain, yaitu dewasa dan berakal, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin (yakni telah dewasa dan berakal). (Q.S. 4 An-Nisa, 6)
Bagian yang keempat ialah nikah dalam pengertian bukan akad, bukan menyetubuhi, bukan pula dewasa, tetapi nikah dalam pengertian yang lain, yaitu mahar, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan orang-orang yang tidak mampu kawin (yakni tidak mempunyai harta untuk membayar mahar) hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memudahkan mereka dengan karunia-Nya. (Q.S. 24 AnNur, 33)
Makna yang dimaksud dari kata-kata kawin pada ayat di atas adalah mahar atau maskawin. Bagian yang kelima ialah nikah dalam pengertian sifah (perbuatan zina), yaitu sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Laki-laki pezina tidaklah menikahi melainkan perempuan pezina, atau perempuan yang musyrik. (Q.S. 24 An-Nur, 3)
Ayat yang ketiga ialah firman-Nya:
Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri …. (Q.S. 24 An-Nur 6)
Ayat ini di-mansukh oleh dua ayat yang datang berikutnya, yaitu firman-Nya:
Dan (sumpah) yang kelima, bahwa laknat Allah atasnya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. (Q.S. 24 An-Nur, 7) Demikian pula firman-Nya:
dan (sumpah) yang kelima, bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar. (Q.S. 24 An-Nur, 9)
Dengan demikian, maka pihak suami dapat menolak hukuman hadd dari dirinya, sebagaimana pihak istri yang dituduhnya pun dapat terhindar pula dari hukuman hadd, yaitu dengan melalui sumpah dan saling melaknat ini. Jika salah satu pihak tidak mau menyatakan sumpahnya, sedangkan pihak lainnya mau menyatakannya, maka pihak yang membangkang (tidak mau bersumpah) dikenai hukuman hadd, sedangkan pihak yang mau bersumpah, hukuman hadd gugur baginya. Ayat yang keempat ialah firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian …. (Q.S. 24 An-Nur, 27)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya yaitu oleh firman-Nya:
Tidak ada dosa atas kalian memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami …. (Q.S. 24 An-Nur, 29)
Ayat yang kelima ialah firman-Nya:
Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya. (Q.S. 24 An-Nur, 31)
Sebagian dari ayat ini hukumnya di-mansukh oleh ayat lainnya. yaitu oleh firman-Nya: “
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) …. (Q.S. 24 An-Nur, 60)
Ayat yang keenam ialah firman-Nya:
maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian. (Q.S. 24 An-Nur, 54)
Ayat ini di-mansukh oleh Ayatus Saif. Ayat yang ketujuh ialah firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kalian miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kalian, meminta izin kepada kalian tiga kali (dalam satu hari) (Q.S. 24 AnNur, 58) .
Ayat ini hukumnya di-mansukh oleh ayat sesudahnya, yaitu oleh firman-Nya:
Dan apabila anak-anak kalian telah sampai umur balig .. (Q.S. 24 AnNur, 59)
Surat Al-Furqan
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, di dalamnya terdapat dua ayat yang di-mansukh. Ayat yang pertama ialah firman-Nya: ..
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah. (Q.S. 25 Al-Furqan, 68) Sampai dengan firman-Nya:
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. (Q.S. 25 AlFurqan, 69)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat selanjutnya yaitu oleh firman-Nya:
Kecuali orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh …. (Q.S. 19 Maryam 60)
Ayat yang kedua ialah firman-Nya:
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (Q.S. 25 Al-Furqan, 63)
Ayat ini bila dikaitkan dengan orang-orang kafir, maka ia di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu Ayatus Saif. Bila dikaitkan dengan orang-orang yang beriman, maka sebagian maknanya bersifat muhkam.
Surat Asy-Syu’ara
Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, kecuali empat ayat yang terakhir, termasuk ke dalam kelompok Madaniyyah. Semua ayat surat ini bersifat muhkam, kecuali firman-Nya:
Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (Q.S. 26 AsySyu’ara, 224) sampai dengan firman-Nya:
dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya. (Q.S. 26 Asy-Sua’ara, 226)
Kemudian ayat-ayat tersebut di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh ayat yang selanjutnya, yakni ayat yang mengecualikan para penyair muslimin, yaitu firman-Nya:
kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah …. (Q.S. 26 Asy-Syu’ara, 227)
Dengan demikian, maka ayat ini me-mansukh
hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat sebelumnya. Pengertian Az-Zikr di sini artinya syair yang isinya mengandung ketaatan atau menganjurkan pada ketaatan kepada Allah. Surat An-Nami Surat ini termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, semua ayatnya bersifat muhkam, kecuali firman-Nya:
Dan supaya aku membacakan Al-Qur’an (kepada manusia) …. (Q.S. 27 An-Naml, 92)
Makna ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh Ayatus Saif.
Surat Al-Qasas
Semua ayat dalam surat ini bersifat muhkam, kecuali hanya satu ayat, yaitu firman-Nya:
dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian …” (Q.S. 28 Al-Qasas, 55)
Ayat ini di-mansukh oleh ayat lainnya, yaitu oleh Ayatus Saif.
One Comment