
Selanjutnya Nabi s.a.w mendapati beberapa orang yang di depan mereka ada daging matang di dalam sebuah periuk, dan di dekat mereka juga ada daging busuk, tetapi mereka justru memilih memakan daging yang busuk dan membiarkan daging yang matang.
“Siapa mereka, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Mereka adalah termasuk umat anda yang sebenarnya mereka sudah memiliki seorang istri baik-baik dan halal, tetapi mereka justru lebih suka memilih menggauli wanita pelacur, bahkan menginap di rumahnya sampai pagi”, jawab Jibril.
Selanjutnya Nabi s.a.w mendapati sebilah papan kayu di tepi jalan yang selalu membuat robek pakaian setiap orang yang melewatinya.
“Apa itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu adalah seperti perumpamaan beberapa orang dari umat anda yang gemar duduk-duduk iseng di pinggir jalan untuk mengganggu orang lain yang lewat. Mereka suka menghalang-halangi dari jalan Allah”, jawab Jibril.
Selanjutnya Nabi s.a.w melihat seseorang yang sedang berenang di sebuah sungai darah seraya menelan batu.
“Apa itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu adalah seperti perumpamaan seseorang yang suka memakan harta riba”, jawab Jibril.
Selanjutnya Nabi s.a.w mendapati seseorang yang tengah mengumpulkan setumpuk kayu bakar yang tidak kuat dipikulnya, tetapi ia justru terus menambahinya.
“Apa itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu adalah seseorang dari umat anda yang mendapat beberapa amanat dari orang lain. Sebenarnya ia sudah tidak sanggup mengembannya, tetapi masih terus meminta amanat-amanat yang lain”, jawab Jibril.
Selanjutnya Nabi s.a.w mendapati beberapa orang yang sedang menggunting bibir dan lidahnya dengan menggunakan gunting dari besi. Dan setiap kali sudah tergunting bibir dan lidahnya itu kembali utuh lagi seperti sedia kala tanpa ada bekas luka, dan begitu seterusnya.
“Siapa mereka, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu adalah para muballigh yang suka menebarkan fitnah. Mereka itu termasuk umat anda yang pandai mengatakan apa yang tidak mereka lakukan”, jawab Jibril.
Selanjutnya Nabi s.a.w mendapati beberapa orang yang memiliki kuku terbuat dari timah yang mereka gunakan untuk mencakarcakar muka dan dada mereka sendiri.
“Sjapa mereka, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging orang lain, dan suka menyerang kehormatan-kehormatannya”, jawab Jibril.
Ketika Nabi s.a.w tengah bergerak meneruskan perjalanan, tiba-tiba ada yang memanggil dari arah kanan:
“Wahai Muhammad, lihat aku. Aku ingin bertanya kepadamu.” Tetapi beliau tidak mau menjawabnya.
“Siapa orang itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Yang memanggil anda tadi adalah seorang Yahudi. Kalau saja anda tadi menjawabi panggilannya, niscaya umat anda akan menjadi orang-orang Yahudi”, jawab Jibril.
Ketika Nabi s.a.w tengah bergerak meneruskan perjalanan, tiba-tiba ada yang memanggil dari arah kiri:
“Wahai Muhammad, lihat aku. Aku ingin bertanya kepadamu.” Tetapi beliau tidak mau menjawabinya.
“Siapa orang itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Yang memanggil anda tadi adalah seorang Nashrani. Kalau saja anda tadi menjawabi panggilannya, niscaya umat anda akan menjadi orang-orang Nashrani”, jawab Jibril.
Ketika Nabi s.a.w tengah bergerak meneruskan perjalanan, ada seorang Wanita yang tampak sepasang lengannya terbuka dan ia memiliki segala kecantikan yang diciptakan oleh Allah mengatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, lihat aku. Aku ingin bertanya kepadamu. Tetapi beliau tidak menoleh ke arahnya.
“Siapa wanita itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Wanita itu tadi adalah perumpamaan dunia. Kalau saja anda tadi menjawabi panggilannya, niscaya umat anda akan lebih memilih dunia daripada akhirat”, jawab Jibril.
Ketika Nabi s.a.w tengah bergerak meneruskan perjalanan, tibatiba ada seorang kakek yang memanggil beliau seraya menjauh dari jalan. Ia mengatakan: “”Kemarilah, wahai Muhammad.”
“Jangan mau, teruslah berjalan, wahai Muhammad”, kata Jibril.
“Siapa orang itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu tadi adalah Iblis sang musuh Allah yang ingin supaya anda cenderung kepadanya”, jawab Jibril.
Ketika Nabi s.a.w tengah bergerak meneruskan perjalanan, tiba-tiba ada seorang nenek yang memanggil beliau dari tepi jalan: “Wahai Muhammad, tunggu aku. Aku ingin bertanya kepadamu.” Tetapi beliau sama sekali tidak mau menoleh ke arahnya.
“Siapa wanita itu, wahai Jibril?”, tanya Nabi.
“Itu tadi adalah perumpamaan sisa umur dunia. Jadi sisa umur dunia adalah seperti umur si nenek yang sudah tua renta tersebut”, jawab Jibril.
One Comment