Kitab Tauhid

Terjemah Kitab Kifayatul Awam Lengkap

Irodah

Pengertian Iradah

Sifat wajib Allah yang kedelapan adalah Qudrah, yang artinya adalah suatu sifat yang menentukan terhadap sesuatu yang mungkin ada atas sebagian sesuatu yang mungkin ada padanya.

Zaid misalnya, bisa jadi ia menjadi orang yang tinggi atau pendek. Dalam hal ini sifat iradah adalah yang menentukan dia menjadi orang tinggi, sedangkan sifat qudrah berfungsi untuk mewujudkan “tinggi” yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Dalam hal ini sifat iradah berfungsi menentukan sedang sifat qudrah berfungsi mewujudkan.

Keterkaitan Segala Yang Mungkin Dengan Sifat Qudrah Dan Iradah.

Segala yang mungkin yang dikarti (dita’alluqi) oleh sifat qudrah dan iradah ada enam hal, yakni sesuatu yang ada, sesuatu yang tidak ada, sifat seperti panjang dan pendek, masa, tempat dan arah. Semua itu dinamakan hal-hal yang mungkin dan saling berlawanan. Ada. kebalikan tidak ada, panjang kebalikan pendek, atas kebalikan bawah, tempat ini Mesir misalnya adalah kebalikan dari yang lain seperti Syam.

Kesimpulannya Adalah si Zaid misalnya sebelum ia diciptakan boleh jadi ja akan tetap tidak diciptakan dan bisa jadi ia akan diciptakan pada masa ini.

Ketika si Zaid telah diciptakan maka sifat iradah yang menentukan wujudnya sebagai ganti dari dia tidak diciptakan. Sedangkan sifat qudrah berfungsi mewujudkan si Zaid yang bisa jadi dia diciptakan pada zaman topan atau di masa lain.

Sifat yang berfungsi diciptakannya si Zaid di masa ini bukan di masa yang lai adalah sifat iradah.

Bisa jadi si Zaid itu menjadi orang tinggi atau pendek. Sifat yang menentukan dia menjadi orang tirggi atau pendek adalah sifat iradah.

Dan bisa jadi si Zaid berada di tempat yang tinggi dan sifat yang menentukan dia berada di tempat yang tinggi atau rendah di bumi ini adalah sifat iradah.

Qudrah dan iradah merupakan dua sifat yang selalu ada dan senantiasa berada pada dzat Allah Ta’ala sehingga seandainya tabir dibuka dari kita niscaya kita akan mampu menyaksikannya.

Kedua sifat tersebut tidak akan berkait kecuali hanya kepada yang mungkin saja dan ia tidak akan terkait dengan segala hal yang mustahil seperti adanya sekutu bagi Allah – Maha Suci Allah dari berbagai macam penyekutuan – dan kedua sifat ini tidak akan berkait dengan hal-hal yang mewajibkan seperti dzat dan sifat Allah.

Adalah termasuk kebodohan bila seseorang mengatakan: “Sesungguhnya Allah itu memiliki kekuasaan untuk mengambil anak”, karena alasannya bahwa sifat qudrah tidak mungkin berkaitan dengan segala hal yang mustahil, padahal mengambil anak bagi Allah Ta’ala adalah merupakan sesuatu yang mustahil.

Juga tidak boleh dikatakarr “Bila Allah tidak mampu mengambil anak berarti Dia itu lemah”, karena kita telah sepakat kelemahan itu akan terjadi manakala yang tidak mungkin terjadi (mustahil) itu masuk – dalam lingkaran qudrah. Padahal qudrah itu sama sekali tidak terkait dengan segala yang mustahil di samping yang mustahil tadi tidak masuk dalam lingkarannya. Yang masuk pada lingkarannya hanyalah yang mungkin saja.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker