
Sifat Mustahil
Perincian Sifat Muhalallah
Dari ke 50 aqidah yang tersebut di atas ada lagi 20 sifat yang menjadi lawan dari ke 20 sifat wajib Allah, yaitu:
- Adam (tidak ada) sebagai lawan dari Wujud (ada).
- Huduts (baru) sebagai lawan dari QIDAM (dahulu kala). “
- Fana’ (rusak) sebagai lawan dari Baga’ (kekal).
- Mumatsalah lil hawadits (sama dengan makhluk) sebagai lawan dari Mukhalafah lil hawadits (tidak sama dengan makhluk).
Rasanya mustahil bila Allah Ta’ala memiliki sifat-sifat yang mirip dengan sifatnya makhluq sehingga tidak mungkin Allah terlewati oleh masa, Allah tidak memiliki tempat, Allah tidak bergerak, Allah tidak tenang, Allah memiliki warna dan tidak berada dalam suatu arah, Allah Ta’ala tidak boleh dikatakan ada diatas suatu benda dan tidak berada disebelah kanan suatu benda, Allah tidak berada pada suatu arah sehingga tidak boleh dikatakan: “Saya berada di bawah Allah”. Mengenai orang yang mengatakan bahwa saya berada di bawah Tuhan dan Tuhan ada di atas saya, ini adalah merupakan ucapan yang mungkar dimana orang yang meyakininya dikhawatirkan menjadi kafir.
- Ihtiyaaj (membutuhkan) pada suatu tempat atau sesuatu untuk berpijak, atau Allah Ta’ala butuh kepada seseorang yang menentukan atau yang mewujudkan-Nya. Maha Luhur Allah dari semua itu. Sifat ini adalah merupakan kebalikan dari QIYAMUHU binafsihi (berdiri sendiri).
- Ta’addud yang artinya bahwa dzat Allah memiliki struktur atau Allah Ta’ala memiliki tandingan baik dalam dzat, sifat atau perbuatan-Nya. Sifat ini adalah merupakan kebalikan dari sifat Wahdaniyah (Esa).
7 ‘Ajzu (lemah) sebagai lawan dari Qudrah (Kuasa). Dalam hal ini Allah muhal tidak memiliki kemampuan (untuk menjadikan atau tidak menjadikan) segala yang mungkin dilakukani.
- Karahah (dipaksa) sebagai lawan dari Iradah (berkehendak). Dalam hal ini mustahil bila Allah Ta’ala ketika menciptakan alam ini dengan cara dipaksa. Oleh karenanya segala yang ada didunia ini telah diciptakan-Nya atas kehendak dan prakarsa-Nya sendiri.
Dari keharusan Allah Ta’ala memiliki sifat Iradah ini dapat disimpulkan bahwa terciptanya seluruh alam ini tidak karena adanya suatu sebab atau tidak ada dengan sendirinya. Perbedaan antara adanya alam ini lantaran suatu sebab dan ada dengan sendirinya adalah:
- Bila alam ini terwujud karena adanya suatu sebab maka ketika sebab itu telah ada niscaya alam ini akan terwujud tanpa adanya ketergantungan dengan hal-hal yang lain. Contohnya gerakan jari jemari kita ini adalah merupakan sebab akan bergeraknya cincin yang ada di jari itu. Manakala jari kita bergerak maka akan bergerak pula cincin yang ada pada jari tersebut.
- Suatu yang ada karena kemampuannya sendiri akan sangat tergantung dengan adanya syarat dan tidak ada penghalang yang menghalanginya. Api misalnya tidak akan dapat membakar manakala api tersebut tidak menyentuh kayu dan kayu tersebut tidak basah dimana basah itu adalah merupakan penghambat sehingga api tidak mampu membakarnya.
Memang ada yang berpendapat bahwa api itu bisa membakar sesuatu dengan kemampuannya sendiri -semoga mereka mendapat laknat Allah-. Akan tetapi sebenarnya Allahlah yang menciptakan kayu itu bisa terbakar ketika tersentuh oleh api sebagaimana Allah menciptakan gerakan cincin ketika jari itu digerakkan. Jadi di sini tidak ada sesuatu yang terwujud melalui adanya sebab dan dengan kemampuannya sendiri, kecuali menurut orang-orang yang berpendapat demikian.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Allah mustahil menjadi suatu sebab atas terwujudnya alam ini dimana alam int tercipta tanpa adanya perantara dari Dia atau Dia sebagai mediator yang mana alam ini bisa terwujud karena dimediatoriNya. Maha Suci Allah dari semua itu dan Maha Luhur Allah dengan keluhuran yang tiada tara.
- Juhlun (bodoh) yang artinya mustahil Allah Ta’ala tidak dapat mengetahui segala yang ada di dunia ini baik itu jahil bashit yakni tidak mengetahuinya sama sekali atau jahil murakkab yakni mengetahui sesuatu tidak sesuai denagn kenyataan yang ada, juga mustahul Allah itwpelupa atau bingung. Sifat ini adalah merupakan kebalikan dari sifat Ilmu (mengetahui).
- Mautun (mati) sebagai lawan dari Hayat (hidup).
11 Shamam (tuli) sebagai lawan dari Sama’ (mendengar)
- ‘Ama (buta) sebagai layan dari Bashar (melihat)
- Bakam (bisu) sebagai lawan dari Kalam (berbicara).
- Kaunuhu ‘Ajizan (Allah itu lemah) sebagai lawan dari Kaunuhu QAADIRAN (Allah Maha Kuasa).
- Kaunuhu Kaarihan (Allah dipaksakan) sebagai lawan dari Kaunuhu Muriidan (Allah Maha Berkehendak).
- Kaunuhu Jaahilan (Allah itu bodoh) sebagai lawan dari Kaunuhu ‘Aaliman (Allah Maha Mengetahui).
- Kaunuhu Mayyitan (Allah itu mati) sebagai lawar’dari Kaunuhu Hayyan (Allah Maha Hidup).
- Kaunuhu Ashamma (Allah itu tuli) sebagai lawan dari Kaunuhu Samii’an (Allah Maha mendengar).
- Kaunuhu A’maa (Allah itu buta) sebagai lawan dari Kaunuhu Bashiiran (Allah Maha Mengetahui).
- Kaunuhu Abkam (Allah itu bisu) sebagai tawan dari Kaunuhu Mutakalliman (Allah Maha Berbicara).
Inilah kedua puluh sifat yang mustahil terjadi pada dzat Allah Ta’ala
One Comment