Kitab Tauhid

Terjemah Kitab Jawahirul Kalamiyah Lengkap

Iman Terhadap Qadha Dan Qadar

Soal : Bagaimanakah beriktikad terhadap qadha dan qadar?

Jawab : Kita yakin, bahwa seluruh perbuatan hamba, baik yang ikhriyari (disengaja), seperti berdiri, duduk, makan dan minum atau tidak disengaja, seperti jatuh. Itu terjadi dengan kehendak dan takdir Allah di zaman azali dan Allah telah mengetahuinya sebelum terjadi.

Soal : Bila Allah Ta’ala yang menciptakan seluruh perbuatan hamba apakah dia berarti dipaksa untuk melakukan seluruh perbuatannya. Sedang orang yang dipaksa tidak berhak menerima pahala dan siksaan?

Jawab : Tidak, seorang hamba tidak termasuk orang yang dipaksa. Sebab, dia punya kehendak sendiri (iradah juziyah di bawah kehendak Allah). Dia mampu mengarahkannya pada kebaikan atau kejelekan. Dia punya akal untuk membedakan antara keduanya.

Bila dia mengarahkan kehendaknya pada kebaikan, maka kebaikan itu dapat diraihnya dan dia diberi pahalanya, karena kebaikan yang dilakukan dengan kehendaknya itu

Bila kehendak itu diarahkan pada kejelekan, lalu dia menjalankannya, maka dia disiksa, karena kejelekan tersebut dilakukan dengan kehendaknya.

Soal : Berilah contoh kepadaku yang mudah dipahami, yang menjelaskan bahwa seorang hamba tidak dipaksa atas perbuatannya!

Jawab : Setiap manusia akan mengetahui, bahwa dia tidak dipaksa atas perbuatannya. Hal itu karena dia bisa membedakan antara tangan yang bergerak ketika menulis dan tangan yang bergerak ketika gemetar.

Sesungguhnya tangan yang bergerak ketika menulis, akan dinisbatkan pada dirinya. lalu dia berkata: “Aku menulis dengan ikhtiarku (aku dengan sengaja melakukannya).”

Sedang tangan yang bergerak karena gemetar, maka tidak disandarkan pada dirinya, dan tidak berkata: “Aku menggerakkan tanganku”. tapi berkata: “Sesungguhnya hal itu terjadi bukan atas kehendakku.”

Soal : Apakah kesimpulan dari contoh itu?

Jawab : Kesimpulannya, sesungguhnya tiap-tiap manusia mengerti dengan berpikir sedikit, bahwa perbuatannya terdapat dua bagian: Satu bagian dengan ikhtiyar dan kehendaknya, seperti makan, minum dan memukul kepada Zaid dan lain-lain.

Satu bagian lagi tanpa disengaja, seperti jatuh (dari atas).

 Soal: Apakah akibat atas perbuatan hamba yang disengaja?

Jawab : Perbuatan-perbuatan hamba yang disengaja, bila baik mendapat pahala dan bila jelek mendapat siksa. Adapun perbuatannya yang tidak disengaja, maka tidak mendapat apa-apa.

Soal : Bila seorang manusia memukul orang lain dengan zalim karena permusuhan atau melakukan sesamanya daripada perbuatan jahat dan kemaksiatan, lalu beralasan bahwa hal itu terjadi karena takdir, apakah alasannya itu dapat diterima?

Jawab : Alasan takdir dari seorang hamba tersebut tidak dapat diterima, baik di sisi Allah atau makhluk-Nya, karena dia punya kehendak, kekuasaan, hak memilih dan akal.

 Soal: Sebutkan kepadaku kesimpulan dari pembahasan ini!

Jawab : Bagi seseorang yang sudah mukalaf, diwajibkan mempunyai kepercayaan, bahwa seluruh perbuatan dan perkataan dan gerakannya, baik yang baik atau yang jelek, adalah dengan iradat Allah dan takdir-Nya serta dengan ilmu-Nya.

Tapi kebaikan memperoleh keridhaan-Nya dan kejelekan tidak mendapatkan keridhaan-Nya.

Sesungguhnya bagi hamba mempunyai kehendak dalam melakukan perbuatan yang disengaja. Dia mendapat pahala kebaikan yang dijalankan dan siksaan atas kejelekannya. Sesungguhnya dia tidak punya alasan dalam melakukan kejelekan dan sesungguhnya Allah tidak akan zalim terhadap hamba-hamba-Nya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker