
Sifat Para Rasul
Aqidah yang ke 42 adalah para Rasuk – semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada mereka -itu memiliki sifat “Shidqu” (selalu benar) dalam segala tindakan dan ucapannya,
Aqidah yang ke 43 adalah para Rasul tersebut memiliki sifat “Amanah” yakni mereka terlindungi agar tidak terjerumus untuk melakukan yang haram atau yang makruh.
Aqidah yang ke 44 adalah para Rasul memiliki sifat “Tabligh” (menyampaikan) segala perintah kepada semua makhluk.
Aqidah yang ke 45 adalah para Rasul memiliki sifat “Fathanah” (cerdik).
Inilah ke 4 sifat yang harus dimiliki para Rasul – semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada mereka – dalam arti bahwa akal tidak bisa menerima manakala sifat-sifat tersebut tidak dimiliki mereka disamping iman seseorang akan sangat beruntung dengan mengetahui sifat-sifat tersebut di atas sesuai beda pendapat antara Imam Sanusi dan yang lain.
Sifat Muhal Para Rasul
Bagi para Rasul – semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada mereka – mustahil memiliki sifat-sifat yang menjadi kebalikan ke 4 sifat tersebut di atas. Mereka mustahil memiliki sifat “Kadzib” (dusta), Khianat sehingga mereka melakukan yang haram atau yang makruh, Kitman (tidak menyampaikan) segala yang diperintahkan untuk disampaikan kepada makhluq dan Baladah (dungu).
Keempat sifat inilah yang mustahil dimiliki para Rasul – semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada mereka – dalam arti tidak akan mempercayainya manakala mereka memiliki sifat-sifat tersebut disamping iman seseorang akan sangat tergantung kepada mengetahui sifat-sifat tersebut sebagaimana penjelasan di atas.
Sampai di sini berarti jumlah aqidah telah mencapai 49 aqidah.
Sifat Jaiz Para Rasul
Yang menjadi penutup dan kesempurnaan 50 aqidah ini adalah Sifat jaiz para Rasul, yaitu:
Para Rasul memiliki sifat-sifat yang lazim dilakukan oleh manusia biasa selama sifat-sifat tersebut tidak sampai menurunkan derajat mereka yang tinggi itu.
Dalil Adanya Sifat Shidiq
Dalil yang menunjukkan para Rasul – semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada mereka – memiliki sifat “Shidiq” adalah jika seandainya mereka itu berdusta niscaya berita-berita yang datang dari Allah itu juga dusta karena Allah Ta’ala telah membenarkan pengakuan mereka sebagai Rasul dengan menampakkan mu’jizat yang ada di tangan mereka dan mu’jizat itu memiliki kedudukan yang sama dengan firman Allah Ta’ala:
“Hamba-Ku (Muhammad) selalu benar (jujur) dalam menyampaikan setiap sesuatu yang datang dari Aku.”
Penjelasannya adalah bahwa ketika seorang Rasul mendatangi tempatnya dan bekrata: “Aku adalah utusan Allah kepada kamu”, kemudian mereka mempertanyakan: “Apa buktinya jika engkau seorang Rasul?” Lalu ia menjawab: “Terbelahnya gunung” misalnya, kemudian bila mereka mendesak agar ia membuktikan ucapannya maka pada Saat itu pula akan terbelahlah gunung itu sebagai bukti atas kebenaran. pengakuannya sebagai seorang Rasul. Dengan demikian berarti pembelahan gunung oleh Allah Ta’ala mempunyai kedudukan yang sama dengan firman-Nya tadi yakni:
Jika seandainya Rasul itu berdusta maka sudah barang pasti berita yang dibawanya itu juga merupakan berita bohong, padahal bohong adalah merupakan sesuatu yang muhal bagi Allah Ta’ala sehingga kebohongan Rasulpun adalah muhal pula. Bila dusta itu tidak terdapat pada diri Rasul maka yang ada tinggallah kebenaran belaka.
Dalil Adanya Sifat Amanah
Adapun dalil yang membuktikan bahwa para Rasul itu memiliki sifat “Amanah” yakni secara lahir batin mereka terlindungi untuk tidak melakukan yang haram maupun yang makruh adalah jika seandainya mereka berkhianat dengan melakukan hal-hal yang haram atau yang makruh niscaya kita juga diperintahkan untuk melakukan sebagaimana apa yang mereka lakukan, padahal tidak benar bila kita diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang haram atau yang mekruh karena tidak mungkin Allah Ta’ala akan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang keji dan mungkar.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa para Rasul itu hanya melakukan ketaatan saja baik itu yang wajib maupun yang sunnat. Dan tidak menyangkut yang mubah. Andaikan para Rasul itu melakukan hal-hal yang mubah itu hanya sekedar menjelaskan bahwa hal itu boleh dilakukan.
Dalil Adanya Sifat Tabligh
Adapun dalil yang membuktikan bahwa para Rasul itu memiliki sifat “Tabligh” adalah jika seandainya mereka tidak menyampaikan semua perintah Allah niscaya kita juga akan diperintahkan untuk tidak menyebarluaskan ilmu, Padahal tidak benar bila kita tidak menyebar luaskan ilmu yang kita miliki karena orang yang tidak mau menyebarluaskan ilmunya dia akan dilaknat, Dengan demikian berarti para Rasul itu telah menyampaikan semua perintahnya sehingga mereka memiliki sifat Tabligh.
Dalil Adanya Sifat Fathanah
Adapun dalil yang membuktikan bahwa para Rasul memiliki sifat “Fathanah” (cerdik) adalah bahwa seandainya mereka tidak memiliki kecerdikan niscaya mereka tidak akan mampu menyampaikan hujah dalam berdiskusi, Padahal kenyataannya para Rasul mampu menyampaikan hujjahnya dalam berbagai macam diskusi dan Al Ouran juga telah menunjukkan betapa banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang penegakan hujjah sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
“Dan bantahlah mereka (orang-orang yang menentang)itu dengan – hujjah yang lebih baik.”
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang senada. Penegakan hujjah semacam ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang cerdik saja.
Dalil Adanya Sifat Jaiz Para Rasul
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa para Rasul itu memiliki sifat-sifat yang lazim dilakukan oleh manusia biasa adalah karena para Rasul tersebut senantiasa naik pada derajat yang lebih tinggi, sementara misalnya mereka terserang suatu penyakit adalah juga dalam rangka menaikkan martabat.mereka yang tinggi itu disamping orang lain (para ummatnya) akan merasa terhibur olehnya serta orang-orang yang berakalpun akan dapat mengetahui bahwa dunia tidak merupakan tempat pembalasan bagi para kekasih-Nya. Sebab jika dunia ini sebagai tempat pembalasan kepada para kekasih-Nya niscaya mereka sedikitpun tidak akan tertimpa dunia ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, juga kepada pemimpin besar mereka Nabi kita Muhammad saw. seluruh keluarga, para shahabat dan semua ahli baitnya.
One Comment