Kitab Tauhid

Terjemah Kitab Kifayatul Awam Lengkap

Qodiron

Pengertian Sifat Kaunuhu Qaadiran

Sifat wajib Allah yang keempat belas adalah Kaunuhu Qaadiran (Allah Maha Kuasa), yakni suatu sifat yang ada pada dzat Allah Ta’ala yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum.

Sifat ini berbeda dengan sifat Qudrah, namun antara sifat ini dan sifat Qudrah sama-sama saling membutuhkan sehingga setiap sesuatu yang memiliki qudrah (kekuasaan) pasti disitu ada sebuah sifat yang dinamakan Kaunuhu Qaadiran (dia memiliki kekuasaan) baik sesuatu itu Qadim atau hadits.

Si Zaid misalnya, Allah telah menetapkan pada dirinya suatu qudrah (kemampuan) untuk melakukan sesuatu dan pada dirinya pula Allah menciptakan suatu sifat yang disebut “Zaid memiliki kemampuan”. Sifat yang semacam inilah yang disebut haal (keadaan).

Qudrah (kemampuan/kekuasaan) bagi makhluq adalah merupakan suatu alasan bagi haal tersebut. Namun bagi Allah Ta’ala qudrah tidak bisa dikatakan sebagai alasan bahwa Allah itu Maha Kuasa, akan tetapi harus dikatakan antara qudrah dan Kaunuhu Qaadiran itu sama-sama saling membutuhkan.

Orang-orang Mu’tazilah berpendapat bahwa antara kemampuan makhluk dan ia sebagai orang yang memiliki kemampuan itu sama sama saling membutuhkan. Hanya saja mereka tidak mengatakan bahwa Allah telah menciptakan sifat yang kedua ini. Akan tetapi ketika Allah Ta’ala telah menciptakan suatu kemampuan pada diri makhluq maka dari kemampuan itu akan muncullah sifat lain yang tidak diciptakan oleh Allah yang bisa disebut “dia memiliki kemampuan”.

Muridan

Pengertian Sifat Kaunuh Muriidan

Sifat wajib Allah Ta’ala yang kelimabelas adalah Kaunuh Muriidan (Allah Maha Berkehendak), yakni suatu sifat yang berada pada dzat Allah Ta’ala yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum. Dan yang demikian ini disebut “haal”

Sifat Kaunuh Muriidan ini tidak sama dengan iradah baik dzat yang memilikinya itu Qadim atau hadits.

Pada diri Zaid misalnya, Allah telah menciptakan iradah (kehendak) untuk melakukan seusatu dan pada diri Zaid pula Allah telah menjadikan dia sebagai “orang yang memiliki kehendak.”

Penjelasan terdahulu mengenai perbedaan pendapat antara kelompok Mu’tazilah dan Ahlussunnah tentang sifat Kaunuhu Qaadiran juga berlaku pada sifat Kaunuhu Muriidan ini.

Aliman

Pengertian Sifat Kaunuh ‘Aaliman

Sifat wajib Allah yang keenam belas adalah Kaunuh ‘Aaliman (Allah Maha Mengetahui), yakni suatu sifat yang ada pada dzat Allah Taala yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum.

Sifat Kaunuhu ‘aaliman ini tidak sama pula dengan sifat ilmu. sifat Imi juga berlaku untuk yang hadits yang contohnya sebagaimana di atas.

Beda pendapat antara kelompok Mu’tazilah dan Ahlussunnah berlaku pula pada sifat ini.

Hayyan

Pengertian Sifat Kaunuhu Hayyan

Sifat wajib Allah yang ketujuh Belas adalah Kaunuhu Hayyan (Allah Maha Hidup), yakni suatu sifat yang ada pada dzat Allah yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum. Sifat ini berada dengan sifat Hayat dan pada sifat ini pula berlaku beda pendapat antara kelompok Mu’tazilah dan Ahlussunnah.

Samian

Pengertian Sifat Kaunuhu Samii’an

Sifat wajib Allah yang kedelapan belas adalah Kaunuhu Samii’an (Allah Maha Mendengar), yaitu suatu sifat yang berada pada dzat Allah yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum. Sifat ini tidak sama dengan sifat Sama’, dan pada sifat ini terjadi pula perbedaan pendapat antara kelompok Mu’tazilah dan Ahlussunnah, sebagaimana penjelasan di depan.

Bashiran

Pengertian Sifat Kaunuhu Bashiiran

“ Sifat wajib Allah yang kesembilan belas adalah Kaunuhu Bashirran (Allah Maha Melihat), yaitu suatu sifat yang berada pada dzat Allah yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum pula. Sifat ini tidak sama dengan sifat Bashar, dan sifat ini juga berlaku beda pendapat antara kelompok kaum Mu’tazilah dan Ahlussunnah sebagaimana di atas.

Mutakalliman

Pengertian Sifat Kaunuhu Mutakalliman

Sifat wajib Allah yang kedua puluh yakni sifat yang menjadi kesempurnaan seluruh sifat wajib bagi Allah Ta’ala adalah Kaunuhu Mutakkalimtan (Allah Maha Berbicara), yaitu suatu sifat yang ada pada Dzat Allah yang tidak maujud dan juga tidak ma’dum.

Sifat ini juga tidak sama dengan sifat Kalam dan pada sifat ini pula terdapat perbedaan pendapat antara kelompok Mu’tazilah dan Ahlussunah sebagaimana pada sifat-sifat

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker