
1 : ADAB PADA WAKTU BERJALAN
Sesungguhnya berjalan itu mempunyai adab-adab wahai anak tercinta yang harus engkau amalkan agar engkau selamat dari gangguan dan hidup terhormat di antara masyarakat :
- Hendaklah engkau dahulukan kakimu yang kiri pada waktu keluar dari rumah dan engkau ucapkan, “Dengan nama Allah, kepada Allah aku bertawakkal, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu agar tidak tersesat atau disesatkan orang, atau tergelincir ataupun digelincirkan orang, atau berbuat aniaya, ataupun dianiaya orang, atau.tidak menghiraukan ataupun tidak dihiraukan orang, atau menganiaya ataupun dianiaya orang.”
Hendaklah engkau berjalan untuk memberi manfaat bagi dirimu atau bagi orang lain dan tidak berjalan untuk berbuat maksiat atau menyakiti seseorang. Karena kakimu, sebagaimana anggota-anggotamu yang lain adalah amanat padamu yang akan bersaksi atas dirimu terhadap amal-amalmu itu pada hari kiamat.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (An-Nuur : 24).
- Hendaklah engkau berjalan dengan kecepatan yang sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, sebagaimana perintah Allah Ta’ala kepadamu dengan firmanNya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan” (Luqman : 19).
Nabi SAW. bersabda : “Terlalu cepat berjalan bisa menghilangkan keindahan orang mukmin.”
Dalam suatu riwayat: “Kecantikan wajah.”
Tidaklah mengapa berjalan cepat bilamana hal itu untuk suatu yang penting.
Dalam hadits : “Nabi SAW. mengerjakan shalat Ashar, lalu beliau berjalan cepat memasuki rumahnya.” Maka orang orang merasa takut atas kecepatannya. Kemudian beliau bersabda : “Aku teringat sedikit biji emas yang ada di rumah kami, maka aku tidak ingin benda itu menahanku sehingga aku suruh membagikannya.”
- Hendaklah engkau tidak berjalan dengan memakai satu sandal. Dalam hadits: “Janganlah seseorang dari kamu berjalan dalam satu sandal.” Hendaklah ia memakai kedua sandalnya atau melepaskan kedua-duanya, janganlah engkau membenturkan kakimu atau sandalmu ke bumi. Allah Ta’ala berfirman : “Janganlah engkau berjalan dengan sombong di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan suka membanggakan diri” (Luqman : 18). Dalam ayat lain Allah berfirman : “Janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup menembus bumi dan tidak akan mencapai setinggi gunung” (Al-israa’ : 37).
Hendaklah engkau tidak berlenggang ke kanan dan ke kiri. Janganlah mengayunkan kedua tanganmu dengan sombong dan bangga. Dalam -hadits : Nabi SAW. melihat kepada Abi “Dujanah yang berjalan dengan sombong di antara dua pasukan di Uhud. Maka beliau bersabda : “Sesungguhnya berjalan yang Seperti ini-dibenci oleh Allah, kecuali di tempat ini.”
Dalam hadits lain : “Di saat seorang laki-laki sedang berjalan memakai baju yang dibanggakannya sambil menguraikan rambutnya dan berjalan dengan sombong, tiba-tiba Allah membenamkannya sehingga masuk ke dalam bumi hingga han’ kiamat.”
- Hendaklah engkau tidak menoleh tanpa keperluan atau bergerak dengan gerakan-gerakan yang tidak pantas, terutama apabila terdapat keserupaan dengan perempuan. Rasulullah SAW. telah melarang orang laki-laki menyerupai perempuan dan orang perempuan menyerupai laki-laki.
Janganlah memandang jendela-jendela dengan sengaja dan juga pintu-pintu atau wajah-wajah dari orang-orang yang berjalan dan berkendaraan, khususnya para wanita yang bukan muhrimnya, karena memandang mereka adalah haram, sebab bisa menanamkan syahwat di dalam hati dan menimbulkan pikiran-pikiran yang buruk, kemudian melakukan maksiat zina yang termasuk dalam dosa-dosa besar. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Allah Ta’ala berfirman : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (An-Nuur : 30).
Janganlah engkau berjalan diantara dua orang perempuan. Disebutkan dalam hadits larangan melakukan itu karena khawatir orang laki-laki menyentuh perempuan yang bukan muhrmnya atau memandang kepadanya.
- Apabila engkau melihat sekelompok orang saling bertengkar maka termasuk adab adalah engkau damaikan diantara mereka bila engkau sanggup, demi mengamalkan firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara dua orang saudaramu (yang berselisih)” (Al-Hujuraat : 10).
Dan sabda Rasulullah SAW. : “Maukah kuberitahu kalian tentang sesuatu amal yang lebih baik daripada derajat puasa, shalat dan sedekah ?”.
Para sahabat menjawab, “Ya”. Beliau bersabda : “Memperbaiki hubungan orang-orang sesamamu. Karena kerusakan – hubungan diantara sesamamu itulah yang menjadi pencukur.
Aku tidak mengatakan ia mencukur rambut, tetapi mencukur (membinasakan) agama. Apabila engkau tidak sanggup, maka . Jauhilah mereka dan jangan ikut serta bersama mereka atau menyaksikan mereka.”
Begitu pula jika engkau menjumpai orang-orang yang sedang bergurau atau berbicara dengan pembicaraan yang tidak layak, atau mengganggumu dengan kata-kata mereka. Maka berpalinglah dari mereka dan janganlah memperdulikan mereka, sesuai dengan firman Allah Ta’ala : “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, merekapun berpaling darinya” (Al-Qashash : 55).
“Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (Al-furqan : 63).
Penyair berkata :
Orang bodoh berbicara kepadaku dengan setiap perkataan yang buruk dan aku tidak ingin menjawab la menambah kebodohan dan aku menambah kesabaran Seperti kayu gaharu yang semakin harum bila dibakar
- Hendaklah engkau memberi salam kepada orang yang — engkau jumpai, walaupun engkau tidak mengenalnya. Dalam hadits : “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW., “Ajaran Islam manakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Engkau beri makan orang lain dan engkau sampaikan salam kepada siapa yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal,” Hendaklah perjumpaanmu itu disertai dengan senyum.”
Dalam hadits : “Janganlah engkau merendahkan kebaikan sedikitpun walaupun hanya menjumpai saudaramu dengan wajah berseri.”
Dianjurkan pula untuk berjabatan tangan sewaktu bertemu.
Disebutkan dalam hadits : “Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu keduanya berjabatan tangan, melainkan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah.” Apabila engkau berjalan dengan orang yang lebih tua darimu, maka tempatkanlah ia disebelah kananmu dan mundurlah sedikit darinya. Jangan menyukai seseorang berjalan di belakangmu dan jangan pula membenci seseorang berjalan di depanmu, karena itu adalah akhlak orang yang sombong.
- Hendaklah engkau berjalan disebelah kanan agar selamat dari bahaya kendaraan-kendaraan, dan menjauhi tempat-tempat yang menggelincirkan agar tidak tergelincir, atau tempat yang penuh batu dan kotoran agar tidak tersandung atau menjadi kotor pakaianmu, dan janganlah engkau berjalan di jalanan yang sempit dan kotor walaupun lebih dekat dari tujuanmu. Karena barangkali engkau mencium bau yang busuk disitu atau melihat pemandangan yang buruk. Terkadang manusia penuh sesak disitu sehingga mencegahmu untuk mencapai tujuanmu dengan cepat. Jangan pula berjalan di jalanan yang banyak orang berdesakan. Bilamana terpaksa melakukannya, maka jagalah apa-apa yang engkau miliki dan buku-buku dan uang supaya tidak hilang, dan hindanlah saling tabrakan.
- Janganlah engkau berjalan sambil meletakkan kedua tanganmu di pinggangmu karena itu adalah perbuatan orangorang yang sombong dan perbuatan iblis serta perbuatan kaum Yahudi dalam sembahyang mereka. Dalam hadits : “Rasulullah SAW. melarang orang melakukan shalat dengan bertolak pinggang.” Beliau mengkhususkan tentang shalat, karena bertolak pinggang pada waktu shalat lebih buruk daripada lainnya. Janganlah engkau makan atau bernyanyi waktu berjalan, atau mengeraskan suaramu ataupun bersiul atau berdiri di jalanan hanya karena ingin tahu, dan memandang sesuatu yang bukan kepentinganmu atau mengganggu seseorang yang sedang berjalan. Semua itu bertentangan dengan adab pada waktu berjalan. Apabila engkau berjumpa dengan temanmu, maka jangan bergurau dengannya dan jangan menghentikannya kecuali untuk suatu keperluan. Apabila engkau berjumpa dengan seseorang yang lemah , maka tolonglah dia. Apabila engkau bertemu dengan orang yang tersesat, maka bimbinglah dia atau bertemu dengan orang buta, maka tunjukkan jalan kepadanya atau tuntunlah dia ke tempat tujuannya.
Dalam hadits: “Barangsiapa menuntun orang buta 40langkah, wajiblah surga baginya.”
Apabila engkau ingin menyeberang ke sisi lain, maka janganlah terburu-buru. Lihatlah dulu kekanan dan kekiri agar engkau selamat dan bahaya.
- Tidak diperbolehkan engkau membuang hajat di tengah jalan sebagaimana dilakukan oleh orang yang tidak beradab sedikitpun dan tidak memperhatikan kesehatan umum. Hal itu telah dilarang. Dalam hadits : “Barangsiapa -mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, maka wajiblah atasnya laknat/kutukan mereka.” Perbuatan itu sangat mengganggu orang-orang yang berjalan. Sebaliknya engkau dianjurkan menyingkirkan gangguan dani jalan. Nabi SAW. bersabda: “Iman ada 70 cabang lebih sedikit Yang paling utama diantaranya adalah perkataan, “Laa Ilahaillallahu,” dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”
Nabi SAW. bersabda pula: “Kulihat seorang laki-laki yang bebas berbuat semaunya di surga, disebabkan oleh sebatang pohon, yaitu penebangan pohon yang ditebangnya dari tengah jalan, karena mengganggu kaum muslimin.”
- Apabila engkau ingin memasuki rumahmu, maka dahulukan kaki kananmu dan baca doa Nabi SAW : “Ya Allah, aku mohon kepadamu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan nama Allah kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakal.”
Kemudian berilah salam kepada keluargamu. Dalam hadits: “Apabila kamu masuk menemui keluargamu, maka berilah salam, niscaya hal itu menimbulkan berkah atas dirimu dan penghuni rumahmu.”
Apabila engkau tidak menemukan seseorang didalamnya, ucapkanlah: “Assalamu’alaina wa’ala ibadillahiis shalihin, “
Artinya: “Salam bagi kita dan hamba-hamba Allah yang shaleh,” sesuai dengan firman Allah Ta’ala: “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik” (An-Nur 61).
One Comment