Kitab Tasauf

Terjemah Akhlak Lil Banin Juz 3

12 ADAB DALAM BEPERGIAN

  1. Ketahuilah, bahwa bepergian itu bisa menjadi wajib seperti pergi haji ke Baitullah yang suci dan menuntut ilmu yang wajib. la pun bisa menjadi sunnah seperti menziarahi makam Nabi SAW. atau menziarahi para wali dan orang-orang shalih atau kedua orang’tua dan para kerabat atau mengunjungi para sahabat dan teman. Ia bisa menjadi mubah seperti perjalanan untuk berdagang atau bertamasya.
  1. Apabila engkau ingin bepergian, maka shalatlah istikhoroh (minta petunjuk Allah) lebih dulu dan mintalah izin kepada kedua orang tuamu dan guru-gurnumu. Apabila lapang dadamu dan mereka izinkan bagimu, maka mulailah dengan mengembalikan barang-barang orang lain kepada pemiliknya seperti engkau mengambil sesuatu tanpa izin pemiliknya. Dan engkau kembalikan barang-barang titipan, dan pinjaman serta melunasi hutang-hutang dan menyiapkan belanja bagi orang yang wajib engkau beri nafkah. Kemudian engkau siapkan wasiat yang engkau perlukan dan menyediakan bekal yang halal dan baik. Mohonlah ampun kepada Tuhanmu dari segala maksiat dan dosa dan mohonlah pertolongan dari-Nya atas perjalananmu.
  1. Kemudian pilihlah seorang teman yang shalih untuk membantumu dalam kebaikan dan menngankan darimu kepayahan-kepayahan perjalanan. “Pilihlah teman sebelum jalan” sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Nabi SAW. melarang seseorang bepergian seorang diri. Baliau bersabda: “Pengendara itu syaitan, dua orang pengendara itu dua syaitan sedangkan tiga pengendara itu rombongan.”

Kemudian berpamitlah kepada kedua orang tua dan gurugurumu, teman-teman dan para tetanggamu serta mintalah maaf dari mereka dan setiap orang yang melakukan mu’amalat/ hubungan denganmu dalam sesuatu hal. Dalam hadits: “Apabila seseorang dari kamu ingin bepergian, hendaklah ia berpamitan dengan saudara-saudaranya, karena Allah Ta’ala mem. beri berkah pada do’a mereka baginya.”

Ucapkanlah do’a yang diriwayatkan : “Aku titipkan kamu kepada Allah yang tidak hilang titipannya.” Disunnahkan bagi orang yang menetap untuk mengantarkan musafir dan mendo’akan baginya dengan do’a dalam hadits, yaitu: “Aku titipkan kepada Allah agama dan amanatmu serta akhir amalmu dalam pemeliharaan Allah dan lindungan-Nya. Semoga Allah membekalimu dengan takwa dan mengampuni dosamu serta mengarahkanmu bagi kebaikan di mana pun engkau berada.” Shalatiah dua raka’at bila engkau ingin keluar dari rumahmu dan membaca dalam raka’at pertama : Qul yaa ayyuhal kaafirun. Dalam raka’at kedua : Qul huwallahu ahad. Setelah mengucapkan salam, bacalah : ayat Kursi.

Diriwayatkan dalam hadits bahwa barang siapa membaca ayat Kursi sebelum ia keluar dari rumahnya tidaklah ia ditimpa sesuatu yang tidak disukainya hingga ia pulang. Patutlah engkau baca pula surah : Li iilaafi Quraisyin. Sebagian ulama berkata, “Surah tersebut menimbulkan perlindungan dari segala gangguan.”

  1. Apabila engkau berdin di pintu rumahmu, bacalah do’a pada waktu keluar dari numah sebagaimana dikemukakan dalam adab pada waktu berjalan dan dahulukan kakimu yang kiri.

Apabila engkau telah tegak di atas kendaraan, bertakbirlah tiga kali, kemudian ucapkanlah : “Maha suci Allah yang menundukkan kendaraan ini bagi kami dan tidaklah sebelum ini kami mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami” (Az-Zukhruf : 13,14).

“Ya Allah, kami mohon kepada-Mu dalam perjalanan kami ini kebajikan dan ketakwaan serta amal Yang Engkau ridhai.”

‘“YabAllah, ringankanlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya yang jauh. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti kami dalam keluarga. Ya Allah, aku.”

“Ya Allah, ringankaniah perjalanan kami ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya yang jauh. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti kami dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kepayahan dalam perjalanan dan pemandangan yang menyedihkan serta keadaan yang buruk dalam harta, keluarga dan anak.”

Apabila engkau kembali, bacalah do’a yang terdahulu dan tambahkanlah. “Kami pulang, kami bertaubat, kami beribadah dan kami bersyukur kepada Tuhan kami.”

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits: apabila engkau takut manusia atau lainnya, maka ucapkanlah :

“Ya Allah, kami jadikan Engkau sebagai lawan mereka dan kami berlindung dengan-Mu dari kejahatan mereka.” Apabila engkau takut syaitan, hendaklah engkau ucapkan adzan, karena jika mendengar adzan, ia (syaitan) pun lari.

Jadilah engkau dalam perjalananmu sebagai contoh akhlak yang baik. Engkau hormati orang yang lebih tua darimu dan engkau sayangi anak yang lebih kecil darimu. Engkau utamakan orang lain daripada dirimu di tempat yang sesuai, terutama jika ia lemah atau sakit. Engkau perlakukan semua temanmu dengan perlakuan yang baik. Maka engkau bicara dengan lemah lembut kepada mereka dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Jangan kikir dalam memben makanan atau lainnya kepada mereka. Jangan bertengkar dengan mereka atau melakukan perbuatan yang mengganggu mereka. Waspadalah dari mengganggu sopir kendaraan dengan banyak bicara, berbantahan dan bertengkar.

  1. Dianjurkan bepergian pada hari Kamis. Dalam hadits: “Jarang Rasulullah SAW. bepergian selain hari Kamis.” Hendaklah perjalanan itu dimulai pada awal siang hari. Dalam hadits: “Ya Allah, berkatilah umatku di pagi-pagi benar.” Bila engkau sudah menyelesaikan pekerjaanmu, kembalilah dengan segera. Dalam hadits : “Bepergian itu adalah sebagian dari siksa.” Ia mencegah seseorang di antara kamu dari makanan dan minuman serta tidurnya. Maka apabila seseorang dari kamu menyelesaikan keperluannya, hendaklah ia segera pulang kepada keluarganya.

Apabila engkau melihat kotamu, ucapkanlah : “Ya Allah, jadikanlah bagi kami ketenangan dan rezeki yang baik di situ.”

Dan ucapkanlah : “Kami pulang, kami bertaubat, kami beribadah dan kami bersyukur kepada Tuhan kami,” sampai engkau memasuki kota. Apabila engkau masuk rumahmu, ucapkanlah: “Kami kembali, kami kembali dan kami bertaubat kepada Tuhan kami yang tidak meninggalkan dosa pada kami.”

Hendaklah engkau pulang pada waktu siang. Dalam hadits: “Adalah Rasulullah SAW. sehabis bepergian tidak mendatangi keluarganya pada waktu malam. Beliau datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.”

Sebelum masuk rumahmu, mulailah dengan shalat dua raka’at di masjid terdekat darinya. Ini adalah sunnah.

Disunnahkan pula bagimu untuk membawa hadiah kepada keluargamu, karena mata orang-orang memperhatikan orang yang baru datang dari bepergian. Maka dianjurkan untuk menggembirakan mereka sehingga disebutkan dalam hadits: “Bahwa jika ia tidak membawa apa-apa, hendaklah ia letakkan sebuah batu di dalam keranjangnya.”

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker