
Baqo’
Pengertian Baqa
Makna dari Baga’ adalah wujud yang tiada akhirnya. Dalil yang dimaksud Allah itu baga’ adalah jika seandainya Allah Itu mungkin ‘adam (tidak ada) niscaya Allah itu hadits dan sudah barang tentu Dia butuh kepada yang menciptakan.
Yang demikian ini akan terjadilah daur dan tasalsul sebagaimana pengelasan terdahulu pada sifat qidam
Penjelasannya dalih jika sesuatu itu mungkin ‘adam sudah barang pasti dia tidak qidam, karena setiap yang ‘adam wujudnya tidak menjadi jaiz (bisa ada bisa tidak), sedang settap yang jaiz dan setiap yang hadits pasti butuh kepada yang menciptakan.
Padahal Allah Ta’ala sudah jelas qidam sehingga muhal bagi-Nya ‘adam.
Dengan demikian berarti ali yang menunjukkan bahwa Allah itu baga’ sama dengan dalil yang ada pada sifat qidam.
Kesimpulan Dalil Baqa’
Kesimpulannya adalah jika seandainya Allah Ta’ala itu tidak harus. baga’, yakni jika seandainya Allah itu ‘adam (tidak ada) sudah barang pasti tidak mungkin Allah itu qidam, padahal qidam itu sendiri tidak mungkin terlepas dari Allah Ta’ala sesuai dengan dalil di atas.
Inilah dalil ijmali tentang baga’ yang harus diketahui oleh setiap ‘ orang.
Yang demikian ini juga berlaku untuk seluruh aqidah yang harus diketahui secara keseluruhan disamping harus mengetahui semua dalilnya secara global (ijmal).
Jika seseorang hanya mampu mengetahui sebagian aqidah saja berikut dalil-dalilnya sementara yang lain belum diketahuinya lengkap dengan seluruh dalilnya maka orang tersebut belum dianggap cukup menurut pendapat yang mengatakan tidak boleh bertaqlid di bidang aqidah.
Mukholafatu lil hawadist
Pengertian Mukhalafah Lil Hawadits
Allah memiliki sifat Mukhalafah lil hawaditsini pengertiannya adalah Allah Ta’ala itu tidak sama dengan makhluq baik itu manusia, jin, malaikat atau yang lain.
Dalam hal ini Allah Ta’ala tidak mungkin memiliki sifat yang dimiliki oleh semua makhluq seperti berjalan, duduk atau mempunyai susunan anggota badan. Allah terlepas dari susunan anggota tubuh seperti punya mulut, mata, kuping atau yang lain.
Segala sesuatu yang terlintas dalam hati seperti panjang, lebar, pendek dan gemuk, di sini Allah Ta’ala tidak seperti itu. Allah Ta’ala Maha Suci dari segala macam sifat yang dimiliki oleh semua makhluk.
Dalil Bahwa Allah Memiliki Sifat Mukhalafah Lil Hawadits
Dalil yang menjelaskan bahwa Allah harus memiliki sifat Mukhalafah lil hawadits adakah jika seandainya ada sedikit saja dari makhluk ini setara dengan Allah Ta’ala, yakni jika seandainya Allah Ta’ala ini memiliki sedikit saja sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki para makhluk niscaya Allah itn baru.
Jika Allah itu baru niscaya Dia butuh kepada yang menciptakan dan yang menciptakan Allah akan butuh juga kepada yang menciptakan lagi dan seterusnya. Yang demikian ini akan menimbulkan adanya daur dan tasalsul. Toh itu sangat muhal terjadi.
Kesimpulan Dalil Sifat Mukhalafah Lil Hawadits
Kesimpulan dari dasar tersebut di atas adalah jika seandainya Allah Ta’ala itu menyerupai sedikit saja dari sifat-sifat yang dimiliki oleh salah Satu dari makhluk ini sudah barang tentu Dia menjadi baru sama dengan makhluk tersebut, karena sesuatu yang mungkin terjadi pada salah satu – dari dua hal yang memiliki kesamaan sudah pasti hal itu sangat mungkin terjadi pada yang lain, padahal Mustahil Allah itu hadits (sama dengan makhluk) karena Allah Ta’ala itu wajib qidam.
Manakala Allah Ta’ala terlepas dari sifat hadits sudah semestinya Allah itu mukhalafah lil hawadits (tidak sama dengan makhluk).
Dengan demikian berarti sudah barang pasti sedikitpun Allah Ta’ala tidak mempunyai kemiripan dengan makhluk. Inilah dalil ijmali yang harus diketahui oleh setiap mukallaf sebagaimana penjelesan terdahulu.
One Comment