
5 ADAB MAKAN BERSAMA SEKELOMPOK ORANG
- Disunnahkan bagimu untuk tidak menyendiri ketika makan. Makanlah bersama keluarga atau tamu-tamumu.
Dalam hadits: “Adalah Rasululah SAW. tidak makan sendirian. “
Dalam hadits pula : “Berkumpullah kamu untuk makan makananmu, niscaya kamu diberkati di dalamnya.”
“Sebaik-baik makanan adalah yang banyak orang memakannya.”
Apabila kamu makan bersama orang lain, maka amalkanlah adab-adab berikut di samping adab-adab yang lalu :
Janganlah cepat-cepat duduk atau memulai makan sebelum orang yang lebih tua (umurnya) daripada kamu atau lebih tinggi kedudukannya: darimu, kecuali jika kamu merupakan orang yang diikuti dan diteladani seperti engkau menjadi tuan rumah. Maka patutlah kamu mulai makan agar para hadirin tidak lama menunggu. Jangan kamu duduk lama menghadap hidangan sehingga menjadi orang terakhir yang berdiri dari situ dan nampak sebagai orang yang rakus dan serakah.
Kecuali jika kamu adalah tuan rumah, maka dianjurkan hal Itu bagimu. Dalam hadits : “Adalah Nabi SAW. apabila makan bersama orang banyak, beliau menjadi orang terakhir yang makan.” Jangan terburu-buru berdiri atau berhentu makan, walaupun kamu tetap menghadapi hidangan sehingga tetanggamu merasa malu dan berhenti makan karena menirumu. Dalam hadits: “Apabila diletakkan hidangan, maka janganlah Seseorang berdiri, walaupun ia sudah kenyang, sampai orangorang selesai. Karena hal itu membuat malu teman duduknya dan barangkali ia menghendaki makanan itu.”
- Hendaklah kamu memilih tempat yang cocok denganmu di dalam majelis, lalu duduk disitu dengan sopan dan tidak mempermainkan alat-alat makan. Jangan sering menoleh dan bergerak dan jangan mendesak orang disampingmu. Termasuk adab adalah mengkt.ususkan pemberian salam dan bertanya kepada orang yang duduk di dekatmu tentang keadaannya. Hal itu dimaksudkan untuk menimbulkan kegembiraan padanya dan menolak kesepian serta menghilangkan kemurungan hatinya.
Termasuk adab adalah bila kamu tidak duduk menghadap pintu kamar wanita dan tidak memandang dengan sengaja kepada macam-macam makanan serta wajah-wajah dari orang-orang yang makan.
Janganlah mengulurkan tanganmu ke arah makanan yang jauh darimu, tetapi makanlah makanan yang dekat darimu, kecuali buah-buahan. Maka tidaklah mengapa kamu mengambil buah yang kamu sukai.
Dalam hadits : “Adalah Nabi SAW. setelah makan mengeHlingkan buah-buahan kepada para sahabatnya. Ada orang yang bertanya kepadanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab: Ia bukan satu macam.”
Makanlah sebiji demi sebiy dan jangan makan dua biji sekaligus.
Dalam hadits hal itu dilarang, kecuali dengan seizin temanmu. Janganlah membawa makanan yang di depan temanmu ke depanmu dan jangan memonopoli (menguasai) makanan tanpa memberi temanmu Apabila engkau makan pisang misalnya, jangan letakkan kulitnya di depan orang lain sehingga menimbulkan sangkaan bahwa engkau tidak makan apa-apa. Ini merupakan dusta. Janganlah melemparkan kulitnya di jalanan supaya tidak menyebabkan orang lain tergelincir dan jangan menimbulkan suara ketika mengunyah, terutama bila engkau menyukai suatu makanan, karena hal itu menunjukkan keserakahan.
- Apabila engkau hendak meludah atau membuang ingus, maka menyingkirlah dari majelis dan jangan mengeluarkan suara yang keras ketika meludah atau membuang ingus.
Hendaklah engkau berbicara dengan pembicaraan yang sesuai dengan suasana.
Sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi SAW. menanyakan kuah kepada keluarganya. Maka mereka menjawab, “Kami hanya punya cuka.”
Maka beliau memintanya dan tetap memakannya seraya berkata, “Sebaik-baik kuah adalah cuka, sebaik-baik kuah adalah cuka.”
Janganlah engkau menyebut sesuatu yang menjijikkan atau menceritakan kabar yang menyedihkan, karena hal itu tidak sesuai dengan adab.
Jangan pula engkau makan di piring dari sebelah atasnya atau dari tengah makanan. Dalam hadits : “Makanlah dipiring dari sisi-sisinya dan jangan makan dari tengahnya, karena barokah itu turun di tengahnya.”
- Termasuk adab pula adalah jangan menyentuh sesuatu makanan dengan tanganmu, tetapi dengan sendok. Kecuali jika makan bersama-sama terdapat dalam satu piring besar, maka tidaklah mengapa melakukan itu. Akan tetapi makanlah dari tempat yang ada di depanmu dan jangan mengibaskan tanganmu di dalam piring dan jangan mendahulukan kepalamu ketika meletakkan suapan di dalam mulutmu.
Apabila engkau keluarkan sesuatu dari mulutmu, maka paling. kan wajahmu dari makanan dan ambillah dengan tangan kirimu. Roti yang engkau patahkan dengan gigimu, janganlah engkau celupkan sisanya di dalam kuah. Begitu pula jika engkau mengambil sesuatu makanan, lalu engkau letakkan di dalam piring atau mulutmu, maka janganlah mengembalikannya sekali lagi ke tempatnya agar orang lain tidak merasa jijik.
- Jangan bersendawa di hadapan seseorang, tetapi palingkan wajahmu darinya dan besendawalah dengan pelan.
Jangan mencium makanan dengan hidungmu. Nabi SAW. telah melarangnya dengan sabdanya : “Janganlah kamu menCium makanan seperti hewan buas.”
Apabila seseorang menawarkan makanan kepadamu sedang engkau tidak menyukainya, maka jangan tunjukkan ketidaksukaanmu terhadapnya dan mencelanya atau mengucapkan, “Aku tidak menyukainya.” Akan tetapi beralasanlah kepadanya dengan ungkapan yang halus seraya berkata, “Aku harap andamemaafkanku.” Atau, “Terima kasih” dan sebagainya. Telah dikemukakan bahwa Nabi SAW. tidak pemah mencela makanan sama sekali. :
Dalam hadits: “Orang-orang menghidangkan biawak panggang kepada Rasulullah SAW. lalubeliaumengulurkan tangannya kepadanya.”
Maka orang-orang berkata, “ja adalah biawak, ya Rasulullah. Kemudian beliau mengangkat tangannya.” Maka Khalid ibnul Walid r.a. berkata, ‘apakah biawak itu haram, ya Rasulullah? Beliau menjawab, “”tidak,’ tetapi ia tidak terdapat di negeri kaumku sehingga engkau mendapatkan aku meninggalkannya.”
- Apabila engkau mencuci kedua tanganmu, maka janganlah mengibaskannya sesudah mencucinya agar percikannya tidak mengenai salah seorang yang hadir. Apabila engkau makan di tempat seseorang, do’akaniah dia setelah selesai makan dan ucapkanlah, “Ya Allah, perbanyaklah kebaikannya, berkatilah dia dalam rezeki yang Engkau karuniakan kepadanya dan mudahkan baginya untuk melakukan kebaikan dengan rezeki itu, puaskanlah dia dengan apa yang Engkau berikan kepadanya dan jadikanlah kami serta dia sebagai orang-orang yang bersyukur.”
Dalam hadits: “Nabi SAW. berbuka puasa di rumah Sa’ad bin Ubadah r.a. kemudian beliau berdo’a dan mengucapkan: orang-orang yang puasa berbuka di tempatmu dan makananmu dimakan oleh orang-orang yang shalih dan para malikat mendo’akan kamu sekalian.”
Nabi SAW. makan di rumah Abdullah bin Busr r.a. kemudian beliauberkata, “Ya Allah, berkatilah mereka dalamrezeki yang Engkau berikan kepada mereka dan ampunilah serta rahmatilah mereka.”
Apabila engkau menghadiri jamuan makan, maka janganlah mengambil sesuatu makanan ke rumahmu. Itulah yang dinamakan suatu kekeliruan. Kecuali jika diizinkan oleh pemilik makanan atau engkau ketahui persetujuannya, maka tidaklah mengapa kalau begitu.
Ketika itu ambillah apa yang engkau inginkan atau yang disetujui oleh teman-temanmu. Janganlah engkau menghadin walimah/pesta di mana engkau tidak diundang sehingga engkau menjadi tamu tak diundang. | Dalam hadits: “Barangsiapa berjalan menuju jamuan makan sedang ia tidak diundang, maka iapun berjalan sebagai orang fasik (berbuat jahat) dan yang engkau makan haram.”
One Comment