
Perbuatan yang Diharamkan
Sebab Janabah:
Diam di dalam mesjid, membaca Alqur-an sekalipun sebagian ayat yang terdengar diri sendiri, dan meskipun ia kanak-kanak, mengenai yang ini (anak-anak yang junub), adalah bertentangan dengan pendapat Imam An-Nawawi.
(Hal di atas, haram juga) atas wanita yang sedang menstruasi (dan nifas).
Tidak diperbolehkan (haram) salat, membaca Alqur-an dan puasa, bagi wanita yang mengeluarkan darah Thalg (darah yang keluar akibat menahan rasa sakit waktu melahirkan -pen).
Puasa yang tertinggal di sini wajib dikadha, sedangkan salat tidak wajib, atas dasar beberapa tinjauan.
Thaharah Kedua: Mandi
Mandi menurut arti bahasa: Mengalirkan air pada sesuatu. Sedangkan menurut syarak: Mengalirkan air pada semua badan dengan niat mandi.
Mandi tidak wajib dikerjakan seketika, meskipun penyebab kewajibannya dikerjakan sebagai durhaka (umpama berzina). Lain halnya dengan mencuci najis yang dikerjakan akibat durhaka.
Yang masyhur di kalangan fukaha, lafal لسغ adalah dengan dibaca dhammmah ghainnya. Tetapi membaca fat-hah ghainnya adalah lebih fasih. Kata-kata Ghusl mempunyai arti perbuatan mandi dan air yang digunakan-. nya.
Hal-hal yang mewajibkan mandi ada empat:
“Pertama: Keluar air mani yang pertama.
Air mani bisa diketahui melalui salah satu dari tiga ciri-ciri: Waktu keluar terasa lezat, Keluar dengan tercurat: Waktu basah berbau adukan bahan roti dan setelah kering berbau putih telur.
Bila tidak terdapat tanda-tanda di atas, maka tidak wajib mandi.
Memang! Jika seseorang meragukan, apakah mani atau madzi, walaupun keluarnya dengan syahwat, ia boleh memilih: menganggap mini, lalu mandi: atau menganggap madazi, lalu mencuci dan berwudu.
Jika seseorang melihat mani kering yang menempel pada pakaiannya, maka ia wajib mandi dan mengulangi salatnya yang diyakini dikerjakan setelah keluar mani tersebut, selagi tidak berlaku suatu kebiasaan, bahwa mani tersebut dari orang lain.
Kedua: Masuknya kepala zakar (penis), atau tengkuknya, bagi orang yang tidak mempunyai kepala penis, walaupun dari penis lepasan, binatang ataupun orang mati. Ke dalam farji –kubul (vagina) atau dubur (anus)–, sekalipun farji binatang, misalnya ikan atau orang mati.
Orang mati yang seperti ini tidak wajib dimandikan lagi, sebab sudah bukan mukalaf lagi.
Ketiga: Haid (menstruasi): Artinya setelah terputus darah haid.
Haid ialah: Darah yang keluar dari pangkal rahim wanita pada hari-hari tertentu.
Usia termuda seorang wanita mengeluarkan darah haid, adalah 9 tahun gamaniyah, secara penuh.
Memang! Jika seorang wanita mengeluarkan darah sebelum berusia 9 tahun kurang 16 hari, maka darah tersebut dinamakan juga dengan haid.
Masa keluar darah haid paling sedikit I hari 1 malam, dan terpanjang 15 hari (15 malam, walaupun darah tersebut tidak berturut-turut keluarnya -pen), sebagaimana masa terpendek untuk suci di antara dua kali haid.
Diharamkan sebab haid: Semua yang diharamkan sebab janabah dan hubungan seksual antara pusat dan lutut. Dikatakan: Tidak diharamkan selain persetubuhan. Pendapat inilah yang dipilih oleh Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tahqiq, berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim: “Berbuatlah sesuka hatimu, selain bersetubuh.”
Manakala pendarahan itu sudah berhenti, diperbolehkan sebelum mandi, berpuasa, tidak boleh bersetubuh. Hal ini (bersetubuh) bertentangan dengan hasil pembahasan Al-‘Allamah Al-Jalal As -Suyuthi r.a.
Keempat: Nifas: artinya, setelah berhenti pendarahan.
Nifas adalah kumpulan darah haid yang keluar setelah sempurna kelahiran. Masa minimalnya adalah setetes, biasanya 40 hari, dan batas maksimal 60 hari. Semua yang diharamkan sebab haid, adalah diharamkan sebab nifas.
Juga diwajibkan mandi sebab melahirkan, sekalipun tidak basah dan yang keluar berupa segumpal darah atau daging: dan wajib mandi sebab mati bagi seorang muslim yang bukan syahid.
One Comment