Hadits

Terjemah Kitab Jawahirul Bukhari Karya Syeikh Mustafa Imarah

Terjemahan Kitab Kuning | Terjemah Kitab Jawahirul Bukhari Karya Syeikh Mustafa Imarah

Daftar Isi
show

KEUTAMAAN AHLIL HADITS

Aku memohon dari Al-Maula Yang Maha Agung pertolongan dan penjelasan dan memohon dari-Nya taufik dan ridha dan menjadikan amalku ini murni untuk wajah- Nya yang Maha Pemurah.

Dan aku memohon agar Allah menambahi kami dari ilmu-Nya dan membantu kami untuk menaati-Nya dan menyiarkan hadits Rasulullah SAW, karena itu adalah sebagian besar tujuanku. Maha Suci Allah, Dialah yang kami andalkan dan kepada- Nya kami bersandar.

Diriwayatkan dari ibnu Mas’ud r.a., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Semoga Allah membaguskan wajah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan memahaminya, serta menyampaikannya (kepada orang lain). Ada kalanya orang yang memahami figih menyampaikannya kepada orang yang lebih fagih daripada dia.”

Maknanya ialah Allah Ta’ala mengkhususkannya dengan keindahan dan kegembiraan, karena ia berusaha dalam menampakkan keindahan ilmu dan memperbarui sunnah.

Maka Rasulullah SAW membalasnya dalam doanya untuk orang itu dengan balasan yang sesuai dengan keadaannya dalam memperlakukannya.

Di samping itu, siapa yang hafal hadits yang didengarnya dan menyampaikannya seperti yang didengarnya tanpa mengubahnya, seakan-akan ia menjadikan makna hadits itu baru dan segar.

Kata “figih” disebut secara khusus, bukan ilmu, untuk memberitahukan bahwa orang yang memahami figih itu tidak kosong dari ilmu.

Dari ibnu Abbas r.a., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Ya Allah, rahmatilah para khalifahku. Kami berkata: Ya Rasulallah, siapakah para khalifahmu itu? Rasulullah SAW menjawab: Orang-orang yang meriwayatkan hadits- haditsku dan mengajarkannya kepada orang-orang.” Hadits riwayat Thabarani

Tiada keraguan bahwa menyampaikan sunnah-sunnah kepada kaum muslimin sebagai nasihat bagi mereka termasuk tugas para nabi shalawat dan salam Allah atas mereka semuanya. Maka siapa yang melakukan itu adalah khalifah bagi nabi yang dia sampaikan haditsnya.

Sebagaimana tidak patut bagi para nabi alaihimus salam untuk mengabaikan musuh- musuh mereka dan tidak menasihati mereka, demikian pula tidak baik bagi pencari hadits dan perawi sunnah untuk memberikannya kepada temannya dan mencegahnya dari musuhnya.

Orang yang alim tentang sunnah harus menjadikan keinginannya yang terbesar menyiarkan hadits Nabi SAW yang menyuruh menyebarkan hadits darinya.

Beliau bersabda: “Sampaikan hadits dariku, walaupun satu ayat.” Hadits ini riwayat

Bukhari.

Al-Madhari berkata: Yakni sampaikan hadits-hadits dariku, walaupun sedikit.

Al-Baidhawi rahimahullah berkata: Sesungguhnya Nabi SAW hanya mengatakan: “Walaupun satu ayat dan bukan walaupun satu hadits”. karena perintah menyampaikan hadits bisa dipahami darinya dengan yang lebih utama.

Karena meskipun ayat-ayat itu tersebar dan banyak penghafalnya, Allah Ta’ala menjamin penjagaan dan perlindungannya dari kehilangan dan penyelewengan.

Inilah yang mendorong orang yang menukil hadits-hadits ini untuk mencetaknya dan menyebarkannya di berbagai negeri demi mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala  dan  melayani  agama  dan  kaum  muslimin  dan  mencintai  rasul  termulia

Shallallahu alaihi wa sallam dan menambahkannya dengan 2000 hadits dari Sahih Muslim.

Imam dari para imam, Malik rahimahullahu Ta’ala berkata: Telah sampai padaku bahwa para ulama akan ditanya pada hari kiamat tentang penyampaian ilmu mereka sebagaimana para nabi alaihimus sholatu was salam akan ditanya.

Sufyan Ats-Isauri berkata: Aku tidak tahu ilmu yang lebih utama daripada ilmu hadits bagi siapa yang menginginkan ridha Allah.

Orang-orang membutuhkannya hingga mengenai makanan dan minuman mereka dan ia lebih utama daripada shalat sunnah dan puasa sunnah, karena hukumnya fardhu kifayah.

Dalam hadits Usamah bin Zaid r.a. dari Nabi SAW disebutkan bahwa beliau bersabda:

“Ilmu ini dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap generasi. Mereka singkirkan darinya penyelewengan orang-orang yang melampaui batas dan pemalsuan orang- orang yang berbuat batil dan penakwilan orang-orang yang bodoh.”

Hadits ini diriwayatkan sejumlah sahabat Nabi SAW radhiyallahu anhum.

An-Nawawi rahimahullah berkata dalam At-Tahdzib: Ini adalah pemberitahuan dari

Nabi SAW tentang perlindungan dan penjagaan atas ilmu dan keadilan para rawinya.

Dan Allah Ta’ala mengadakan dalam setiap masa generasi dari orang-orang adil yang membawanya dan menyingkirkan penyelewengan darinya sehingga tidak hilang.

Ini adalah penegasan tentang keadilan para rawinya dalam setiap masa. Demikianlah yang terjadi dan segala puji bagi Allah dan itu termasuk tanda-tanda kenabian.

Tidaklah membahayakan bahwa sebagian orang fasik mengetahui ilmu hadits, karena hadits itu hanya memberitahu bahwa orang-orang adil meriwayatkannya, bukannya tidak ada orang lain yang tidak mengetahui ilmu itu.

Di samping itu, ilmu yang diketahui orang fasik bukanlah ilmu yang sebenarnya, karena mereka tidak mengamalkannya.

Al-Imam Asy-Syafi’i radhiyallahu anhu telah mengisyaratkan kepada hal itu dalam perkataannya: Tidak ada ilmu kecuali dengan ketakwaan, dan tidak ada akal, kecuali disertai adab.

Ibnul Qaththan berkata: “Tidak ada di dunia pembuat bid’ah, melainkan ia membenci ahli hadits.”

Termasuk kemuliaan ahli hadits ialah yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku di antara orang-orang pada hari

kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat untukku.”

Ibnu Hibban berkata dalam kitab Shahihnya: Dalam hadits ini terdapat penjelasan yang benar, karena tidak ada kaum dari umat ini yang lebih banyak membaca shalawat untuknya daripada mereka (ahlil hadits).

Abul Yaman ibnu Asakir berkata: Berbahagialah ahlil hadits. Allah Ta’ala memperbanyak kabar gembira ini. Allah Ta’ala telah menyempurnakan nikmat-Nya atas mereka dengan keutamaan terbesar ini. Mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan nabi mereka Muhammad SAW dan yang terdekat di antara mereka insya Allah Ta’ala untuk menjadi perantara pada hari kiamat kepada Rasulullah SAW. Karena mereka mengabadikan namanya di kitab-kitab mereka dan memperbarui shalawat dan salam untuknya dalam sebagian besar waktu di majelis-majelis pengkajian mereka dan penyampaian hadits serta pelajaran-pelajaran mereka. Mereka ini insyaAllah golongan yang selamat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita dari golongan mereka dan membangkitkan  kita  dalam  kelompok  mereka  dan  memberi  kita  taufik  untuk

menempuh jalan yang tepat dan benar serta memberi perbaikan dan kebahagiaan kepada kita.

Semoga Allah menerima amalku dan memberinya pertolongan. Semoga Allah meridhai Al-Imam Bukhari dan Asy-Syeikh Al-Qasthallani. Keduanya adalah sumber amalku dan kebaikan dari kitabku.

“Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.” Ash-Shaaffaat: 180-182

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. Yunus: 57-58

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22Laman berikutnya
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker